Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

3 Hal yang Perlu Orangtua Lakukan saat Anak Dikucilkan Temannya

anak-anak bermain
Freepik

Saat anak kita merasa sedih atau kecewa karena dikucilkan atau tidak diajak bermain oleh teman-temannya, hal ini tentu membuat orangtua merasa khawatir.

Begitu pula Damar Wahyu Wijayanti, seorang Montessori dan Certified Positive Discipline Parents Educator, yang baru saja berbagi pengalaman saat putrinya, Embun, menghadapi situasi serupa.

Dalam unggahan terbarunya di Instagram, Damar berbagi hasil diskusi dengan sang anak yang banyak mendapatkan respon positif dari netizen. Ia pun lantas merangkum tiga saran penting bagi orangtua untuk membantu anak mengatasi perasaan dikucilkan.

Dengan pendekatan yang tepat, Mama tidak hanya menenangkan anak, tapi juga mengajarkan mereka cara mengelola emosi dan melihat situasi dari berbagai sudut pandang.

Berikut Popmama.com rangkumkan hal yang perlu orangtua lakukan saat anak dikucilkan temannya.

1. Validasi emosi anak, bukan mengajarkan anak mencari teman lain

mama dan anak berbincang
Freepik/user18526052

Daripada mengatakan, "Ya udah, main sama yang lain aja," lebih baik ucapkan, "Kamu keliatan sedih banget karena nggak diajak main, ya? Itu pasti nggak enak banget rasanya."

Mengucapkan hal tersebut saat anak merasa dikucilkan berati Mama telah memvalidasi emosi anak. Nah, ketika emosi mereka divalidasi, anak pun akan merasa dipahami dan belajar mengatur perasaannya.

Hal ini juga sebagaimana yang dikutip dari American Psychological Association (APA), pengakuan terhadap emosi anak merupakan langkah penting dalam membangun kecerdasan emosional.

Ketika orangtua merespons dengan empati, anak belajar bahwa perasaannya valid dan berharga, alih-alih merasa diabaikan atau disuruh "move on" begitu saja.

Apa yang kita tanamkan sejak dini melalui validasi perasaan atau emosi anak, kelak bisa membantu anak lebih mampu mengatasi penolakan sosial di masa depan, Ma.

2. Bangun citra positif anak, jangan ikut menyudutkan temannya

senam.jpg
Freepik

Kalau Mama merasa ikut kecewa dan marah karena melihat anak dikucilkan, sebaiknya jangan turut serta menyudutkan apa yang temannya lakukan, ya.

Hal ini sebagaimana disarankan Damar kepada anaknya Embun. Alih-alih menyudutkan temannya dengan berkata seperti, "Mama juga kurang suka sama dia," coba ganti dengan kalimat positif seperti, "Kamu tetap anak yang baik dan berharga."

Dengan begitu, anak tidak tumbuh dengan kebencian, tapi justru kepercayaan diri karena orangtua sudah membantu anak membangun citra diri yang positif.

3. Ajak anak diskusi untuk melihat dari banyak sudut pandang

family time.jpg
Freepik/tirachardz

Daripada ikut marah karena anak dikucilkan, coba ajak anak diskus yuk, Ma.

Misalnya dengan bertanya, "Menurut kamu, kenapa dia sampai nggak ngajak kamu main? Apa karena tim mereka udah lengkap dan nggak bisa main jika tim nya lebih? Atau karena mereka tau kamu lebih suka main yang lain? Atau kira-kira ada alasan lain nggak menurut kamu?"

Pertanyaan terbuka seperti ini bisa membantu anak menganalisis situasi secara objektif, bukan hanya merasa menjadi korban. Maksudnya, anak nantinya bisa memiliki banyak sudut pandang saat mengalami suatu kejadian.

Saat anak merasa dikucilkan atau nggak diajak main oleh temannya, ternyata respon kita sebagai orangtua bisa membentuk cara mereka menghadapi masalah, Ma.

Dengan menerapkan hal-hal seperti di atas, diharapkan anak bisa lebih tangguh menghadapi dinamika pertemanan atau dalam hubungan sosial dengan orang lain saat besar nanti.

Semoga informasi di atas bermanfaat dan bisa menambah wawasan baru dalam ilmu parenting kita bersama ya, Ma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us