9 Kesalahan Umum Orangtua Saat Mengajarkan Anak Tentang Uang

Tak perlu menunggu anak berusia remaja untuk mengajarkannya tentang uang

26 Agustus 2021

9 Kesalahan Umum Orangtua Saat Mengajarkan Anak Tentang Uang
Pexels/Karolina Grabowska

Di sekolah, anak tidak mendapatkan banyak pelajaran tentang uang dan cara mengelolanya. Sehingga ini menjadi peran orangtua untuk mengajarkan anak tentang nilai uang, yang dapat membantunya mempersiapkan diri untuk dunia nyata.

Mengajarkan tentang uang kepada anak, berapapun usianya, bisa menjadi rumit. Sehingga bukan hal mengherankan bagi orangtua untuk membuat kesalahan, terutama saat memberikan pengetahuan apa pun yang tentang uang dan cara mengelolanya kepada anak.

Namun segala bentuk kesalahan bisa dihindari, dan Mama dapat menerapkan bagaimana cara pengajaran yang lebih tepat. Kali ini Popmama.com akan membahas seputar 9 kesalahan orangtua saat mengajarkan anak tentang uang. Baca terus ya!

1. Tidak membicarakan tentang uang dengan anak sejak dini

1. Tidak membicarakan tentang uang anak sejak dini
Freepik/Pch.vector

Dilansir dari Money Time, banyak orangtua merasa sulit untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang uang. Sebagian besar karena merasa tidak memiliki pemahaman tentang uang itu sendiri. Jadi tidak tahu apa yang harus diajarkan atau bagaimana mengajarkannya.

Ini mungkin lebih parah jika orangtua merasa malu karena tidak memiliki semua jawaban. Namun, tidak berbicara tentang uang kepada anak justru menyiapkannya untuk menghadapi bencana keuangan di masa depan.

Bagaimanapun, uang membuat dunia berputar. Semua orang menggunakannya dan membutuhkannya. Uang memberi anak pilihan dan kebebasan untuk melakukan sesuatu untuk diri sendiri, keluarga, dan lingkungannya. Sehingga penting bagi anak untuk mengetahuinya.

Cobalah mengajak anak dalam percakapan sehari-hari, seperti berbelanja, berbelanja online, pergi ke bank, membuat anggaran untuk liburan. Jangan khawatir jika Mama belum memiliki semua jawaban, kejujuran adalah pendekatan terbaik dan jangan berhenti belajar.

2. Menunggu anak berusia remaja atau mengandalkan sekolah dapat mengajarkannya

2. Menunggu anak berusia remaja atau mengandalkan sekolah dapat mengajarkannya
Pexels/Ketut Subiyanto

Mama mungkin sering menganggap bahwa anak tidak paham tentang uang, dan baru akan mengajarkannya saat usia remaja kelak, atau mungkin mengandalkan sekolah yang akan mengajarkan anak tentang cara mengelolanya.

Dilansir dari CNBC, Warren Buffet, seorang pengusaha dan investor paling sukses di abad ke-20 mengatakan pentingnya mengajarkan anak mengelola uang sejak usia dini. 

“Terkadang orangtua menunggu sampai anak-anak mereka remaja untuk mulai berbicara tentang mengelola uang – padahal mereka (orangtua) bisa memulainya ketika anak-anak mereka berada di prasekolah.” ujar Warren Buffet.

Pada tahap ini, banyak anak telah memiliki kebiasaan buruk akan kepuasan secara instan dan pengeluaran di luar kemampuan. Mereka juga tidak tahu nilai uang, yang biasanya diperoleh dengan susah payah, dan tidak jatuh dari pohon atau datang tanpa henti.

3. Menganggap anak-anak tidak akan mengerti konsep keuangan

3. Menganggap anak-anak tidak akan mengerti konsep keuangan
Freepik/asier_relampagoestudio

Kekhawatiran alami bagi orangtua adalah anak mungkin tidak akan mengerti lebih dari konsep keuangan dasar, seperti pengeluaran dan tabungan. Namun, anak mama ternyata jauh lebih pintar dari yang Mama pikirkan.

Anak bahkan dapat memahami topik-topik seperti deposito, real estat, investasi, dan bisnis jika Mama memulai dari tingkat dasar, dan naik level ketika Mama tahu anak sudah memahaminya.

Memulai lebih awal dapat memastikan anak terbiasa dan nyaman dengan konsep-konsep ini. Sangat mungkin bagi seorang anak untuk membicarakan hal ini dengan percaya diri, saat ia beranjak remaja hingga dewasa.

Jadi, semakin muda anak mulai belajar tentang keuangan pribadi, maka semakin baik untuknya di masa ini hingga masa depan kelak.

Editors' Pick

4. Memberikan anak uang untuk melakukan tugas-tugasnya

4. Memberikan anak uang melakukan tugas-tugasnya
Pexels/Karolina Grabowska

Ketika berbicara tentang pemeliharaan rumah, pekerjaan rumah adalah bagian dari kesepakatan seluruh anggota keluarga. 

Namun jika Mama membiasakan untuk membayar anak menyelesaikan tugas-tugas dasar, seperti mencuci piring atau mencuci pakaian. Ini merusak perasaan senang yang seharusnya anak dapatkan dari melakukannya karena ingin menolong.

Pekerjaan rumah seharusnya menjadi alat yang berguna untuk mengajarkan tanggung jawab pribadi pada anak, menjanjikan uang saat menginginkan bantuan anak dapat menjadi bumerang.

Misalnya anak akan tumbuh menjadi seseorang yang meminta imbalan saat menolong orang lain.

5. Selalu turun tangan untuk mengatur setiap keuangan anak

5. Selalu turun tangan mengatur setiap keuangan anak
Freepik/Serhii_bobyk

Ketika anak memiliki pertimbangan dalam hal keuangan, adalah suatu kesalahan untuk mencoba dan mengatur setiap keputusan pengeluaran yang ia buat.

Saat Mama membiarkan anak untuk menentukan keputusan, ia tak hanya belajar berpikir untuk diri sendiri, namun juga akan mendapatkan pelajaran dari konsekuensi yang negatif ketika memutuskan pilihan yang buruk.

Banyak pelajaran hidup yang berharga datang melalui coba-coba. Biarkan anak menentukan pilihannya sendiri, walaupun mungkin itu akan menjadi keputusan buruk yang sedikit menyakitkan atau mendatangkan keputusan tepat yang akan terasa baik.

Memberi anak kebebasan untuk mengalami naik turunnya pilihan finansial, membantunya memahami nilai uang dan pentingnya membuat keputusan yang cerdas.

6. Memaksa anak untuk menabung

6. Memaksa anak menabung
Pixabay/Skitterphoto

Sebagai orangtua, Mama tahu pentingnya menabung dan mungkin tergoda untuk membuat anak menabung, baik ketika ia mau atau tidak. Tetapi bukan rahasia umum lagi jika semakin orangtua menuntut anak melakukan sesuatu, maka semakin sedikit ia benar-benar ingin melakukannya.

Maka itu, lebih baik menjelaskan manfaat menabung pada anak, misalnya jika ia disiplin menabung maka bisa membeli apa yang diinginkan, daripada memaksanya untuk menabung.

Ada cara untuk mengajarkan anak menabung tanpa memaksanya, yaitu tidak selalu menuruti permintaan anak, terutama pada hal-hal yang bukan kebutuhan. Ini akan membuat anak termotivasi untuk menyisihkan uang jajannya dan mewujudkan keinginannya.

Sebaliknya, jika selalu menuruti keinginan anak, ini dapat mengajarkannya bahwa uang bisa muncul kapan saja bahkan ketika anak tidak berusaha apapun.

7. Tak mengikutsertakan anak saat berbelanja

7. Tak mengikutsertakan anak saat berbelanja
Pexels/Gustavo Fring

Mengajak anak berbelanja mungkin dapat membuat Mama kewalahan. Namun ada keuntungan yang tak diketahui saat mengajak anak berbelanja. Di sini, Mama dapat menjelaskan pada anak berbagai hal penting yang berhubungan dengan uang.

Membandingkan berbagai harga produk dapat membantu anak memahami perbedaan antara biaya dan nilai. Menjelaskan anggaran belanja juga dapat membantu mereka belajar bagaimana membelanjakan sesuai kemampuan.

Untuk anak yang lebih kecil, pertimbangkan untuk menggunakan uang tunai dan biarkan anak mengamati pertukaran uang dengan barang. Ini akan membantunya memahami bahwa begitu Mama membelanjakan uang, maka uang itu akan hilang.

8. Tak menjelaskan pada anak tentang penggunaan kartu kredit

8. Tak menjelaskan anak tentang penggunaan kartu kredit
Freepik/wirestock

Ketika anak masih berusia muda, bagi Mama mungkin tidak perlu untuk menjelaskan seputar kartu kredit. Namun, tanpa memahami penggunaan sebenarnya dari kartu kredit, anak mungkin menuju pola hidup yang buruk ketika ia berusia 18 tahun dan dibanjiri dengan aplikasi kredit.

Anak mungkin terpikat jika ia melihat Mama atau orang lain dengan mudahnya menggunakan kartu kredit di restoran, pusat perbelanjaan, bahkan pada saat berbelanja secara online, tanpa berpikir bahwa ada batas kreditnya.

Bahkan jika tidak dijelaskan, mungkin anak akan menganggap dirinya "memiliki uang". Berikan pemahaman pada anak, bahwa uang dalam kartu kredit bersifat pinjaman, dan jika kita tidak mengembalikannya, akan ada bunga atau biaya meningkat dengan cepat.

9. Tidak membicarakan tentang pentingnya beramal

9. Tidak membicarakan tentang penting beramal
Freepik/Atlascompany

Salah satu hal terbaik yang dapat Mama ajarkan pada anak adalah bermurah hati dan menggunakan uang untuk membantu orang lain bila memungkinkan.

Untuk mengajari anak cara bermurah hati, Mama perlu menjadi teladan baginya. Mulailah dengan berbicara kepada anak tentang bagaimana nasib orang lain yang kurang beruntung. Kemudian buat anak berpikir bagaimana ia dam keluarga dapat membantu.

Jika Mama memutuskan untuk membantu secara finansial, tunjukkan bahwa membantu orang lain termasuk dalam anggaran keluarga. Dengan mencontohkan pemberian, pada akhirnya ini akan menciptakan pola pikir anak untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Itulah 9 kesalahan paling umum yang dilakukan orangtua saat mengajarkan anak tentang uang dan cara mengelolanya. Mengajari anak nilai uang dan mengembangkan kebiasaan keuangan yang disiplin, akan terbayar ketika anak bertambah dewasa.

Dengan menghindari 9 kesalahan ini, Mama dapat menambah pengetahuan anak dan kepercayaan dirinya untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas, terutama saat ia bertumbuh dewasa.

Baca juga:

The Latest