Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

11 Manfaat Belajar Coding untuk Anak, Bekal Penting di Era Digital

Pexels/Cottonbro Studio
Pexels/Cottonbro Studio

Belajar coding tak hanya terbatas untuk orang dewasa atau mereka yang ingin bekerja di dunia teknologi.

Saat ini, anak-anak pun bisa mulai mengenal dan menikmati proses belajar coding lewat metode yang menyenangkan dan sesuai usia.

Dengan aktivitas coding, anak mama akan mendapatkan banyak manfaat besar yang mempengaruhi perkembangan anak. Baik secara kognitif, emosional, sosial, hingga akademik.

Memberikan kesempatan bagi anak mama untuk belajar coding sejak dini bisa menjadi langkah bijak untuk menyiapkan mereka menghadapi masa depan yang lebih modern dengan percaya diri dan kesiapan penuh.

Berikut telah Popmama.com rangkum 11 manfaat belajar coding untuk anak.

1. Belajar coding mengasah computational thinking

Belajar coding mengasah computational thinking
Freepik

Computational thinking adalah kemampuan untuk memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah ditangani, mengenali pola, dan menyusun solusi secara logis.

Saat belajar coding, anak mama akan terbiasa menyusun algoritma dan logika yang tepat agar program berjalan sesuai harapan. Hal ini melatih otak si Anak untuk berpikir jernih dan runtut.

Kemampuan ini tidak hanya penting dalam dunia teknologi, tetapi juga dalam pelajaran lain seperti matematika dan sains.

Ketika anak dihadapkan pada soal atau tantangan, mereka akan cenderung menggunakan pendekatan analitis dan terstruktur dalam menyelesaikannya.

Semakin sering mereka terpapar coding, semakin kuat pola pikir logis ini terbentuk.

Tentunya hal tersebut adalah bekal penting untuk membantu anak menghadapi berbagai persoalan di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Freepik

Dalam dunia coding, anak akan sering menjumpai error atau hasil program yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Anak mama akan diajak untuk mencari tahu letak kesalahan, memperbaiki logika, dan menguji ulang. Proses ini secara alami melatih anak menjadi pribadi yang tekun dan kreatif dalam mencari solusi.

Tidak hanya soal memperbaiki program, kemampuan menyelesaikan masalah ini akan terbawa ke berbagai aspek kehidupan.

Anak menjadi terbiasa mengamati, menganalisis, dan berpikir sistematis dalam menyelesaikan tantangan, baik akademik maupun sosial.

Kemampuan problem solving yang diasah sejak kecil akan membantu anak mama tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan percaya diri mengambil keputusan.

3. Mendorong kreativitas anak

Freepik_rawpixel.com.jpg
Freepik/rawpixel.com

Banyak orangtua yang berpikir bahwa coding hanya tentang angka dan logika. Padahal, aktivitas ini juga sangat kental dengan kreativitas.

Anak mama bisa membuat game, animasi, hingga aplikasi sederhana sesuai imajinasi mereka. Setiap keputusan dalam proyek, mulai dari karakter, warna, hingga jalannya cerita, adalah hasil kreativitas mereka.

Saat diberi ruang untuk berekspresi, anak mama akan merasa dihargai dan lebih berani mengungkapkan ide. Hal tersebut penting dalam membangun rasa percaya diri dan dorongan untuk terus belajar.

Melalui coding, anak bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta. Mereka akan merasa bangga karena mampu menciptakan karya unik dari nol.

4. Meningkatkan keterampilan komunikasi

Freepik_pch.vector.jpg
Freepik/pch.vector

Coding tidak harus dikerjakan sendiri, Ma. Dalam banyak kesempatan, anak mama akan belajar coding dalam kelompok atau dibimbing oleh mentor.

Di sinilah kemampuan komunikasi diuji, dimana anak harus menjelaskan pemikirannya, mendengarkan pendapat orang lain, dan bernegosiasi tentang ide terbaik.

Menurut George Lucas Educational Foundation, menyampaikan ide logika program bukan hal mudah, terutama bagi anak. Namun dengan latihan yang konsisten, anak akan terbiasa menyusun argumen dan menjelaskan proses berpikir secara runtut dan dapat dimengerti orang lain.

Kemampuan ini akan sangat bermanfaat di masa depan, baik di lingkungan akademik maupun saat berinteraksi sosial. Mereka belajar bahwa komunikasi bukan hanya bicara, tapi juga tentang mendengarkan dan memahami.

5. Meningkatkan literasi digital agar anak tak hanya menjadi konsumen teknologi

Meningkatkan literasi digital agar anak tak hanya menjadi konsumen teknologi.jpg
Freepik

Di era modern ini, hampir semua anak akrab dengan gawai. Namun, menjadi pengguna aktif dan cerdas jauh lebih baik daripada hanya menjadi konsumen pasif.

Dengan belajar coding, anak mengenal bagaimana teknologi bekerja, mulai dari input, proses, hingga output.

Pengetahuan ini membuat mereka lebih kritis dalam menyikapi berbagai aplikasi, media sosial, atau permainan yang si Anak gunakan sehari-hari.

Anak mama menjadi lebih paham tentang etika digital, privasi data, hingga cara kerja algoritma sederhana.

Anak yang memiliki literasi digital yang baik akan lebih siap menghadapi tantangan dunia maya, termasuk risiko hoaks, cyberbullying, atau konten negatif.

6. Melatih ketekunan dan daya juang

Freepik_pch.vector (2).jpg
Freepik/pch.vector

Dalam proses belajar coding, error atau kegagalan adalah hal yang biasa. Anak akan sering mengalami kesalahan dalam menulis kode, dan hal ini bukan untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi.

Anak mama harus belajar untuk menelusuri kesalahan secara teliti, mengulang proses, dan mencoba solusi alternatif hingga berhasil.

Melalui pola belajar ini, anak terbiasa menghadapi kegagalan dengan kepala dingin dan tidak mudah menyerah.

Rasa frustrasi yang muncul bukan menjadi hambatan, melainkan bagian dari pengalaman belajar yang membentuk karakter 'tahan banting.'

Ketekunan yang terbentuk dari proses ini membantu anak di bidang lain juga, mulai dari menyelesaikan tugas sekolah, menghadapi ujian, hingga berinteraksi sosial.

7. Membentuk mental pemenang yang tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan

Freepik_pch.vector (3).jpg
Freepik/pch.vector

Mental 'pemenang' bukan berarti si Anak harus selalu berhasil, tapi tentang bagaimana mereka bersikap saat menemui kegagalan.

Coding adalah salah satu cara terbaik untuk menumbuhkan sikap ini. Anak mama akan berkali-kali menemukan error, dan mereka harus menghadapinya dengan tekad, bukan dengan menyerah.

Setiap kali anak berhasil menyelesaikan tantangan dalam coding, mereka membuktikan bahwa usaha dan kerja keras membuahkan hasil.

Hal ini tentunya akan menumbuhkan kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang telah mereka lakukan.

Sikap gigih dan positif dalam menghadapi tantangan adalah keterampilan hidup yang sangat berharga, baik untuk kehidupan pribadi, sosial, maupun karier mereka kelak.

8. Menguatkan logika dan kemampuan matematika dalam situasi nyata

Menguatkan logika dan kemampuan matematika dalam situasi nyata.jpg
Freepik

Coding menempatkan logika dan matematika dalam konteks yang nyata dan menarik bagi anak. Mereka belajar tentang variabel, fungsi, dan logika sambil membuat proyek digital yang mereka minati.

Konsep tersebut membuat pelajaran yang biasanya sulit, menjadi lebih mudah dicerna.

Dengan menerapkan konsep matematika dalam konteks yang menyenangkan dan interaktif, anak mama akan lebih cepat memahaminya, bahkan menikmati prosesnya.

Coding mengajarkan mereka bahwa matematika bukan hanya rumus di atas kertas, tapi alat untuk membangun sesuatu yang nyata.

Hal ini terbukti dalam studi SRI International yang menunjukkan bahwa anak yang belajar coding cenderung mengalami peningkatan dalam keterampilan berpikir logis dan pemahaman matematika.

9. Menyiapkan anak menghadapi dunia kerja masa depan yang serba digital

Menyiapkan anak menghadapi dunia kerja masa depan yang serba digital
Freepik/pch.vector

Dunia kerja berubah dengan cepat, Ma, dan banyak profesi masa depan akan melibatkan teknologi secara mendalam.

Belajar coding sejak dini akan memberi anak pemahaman dasar tentang dunia digital, sekaligus membekali mereka dengan keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan.

Tak hanya itu, coding juga membentuk karakter disiplin dan kolaboratif. Jika anak mama terbiasa berpikir logis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, maka si Anak akan lebih siap bekerja dalam tim dan beradaptasi dengan perubahan.

Meskipun tidak semua anak akan menjadi programmer, kemampuan memahami teknologi akan memberi mereka keunggulan di hampir semua bidang karier.

10. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan mengambil inisiatif sendiri

Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan mengambil inisiatif sendiri.jpg
Freepik

Menurut MIT Media Lab, saat anak berhasil menyusun kode hingga proyek digital mereka berjalan dengan baik, ada perasaan bangga yang muncul.

Si Anak sadar bahwa hasil yang mereka capai adalah buah dari usaha sendiri. Tentunya, hal tersebut memperkuat rasa percaya diri dan kompetensi pribadi mereka.

Proses ini juga membiasakan anak untuk mandiri dalam belajar. Mereka terbiasa mencari tahu, bereksperimen, dan membuat keputusan sendiri dalam menentukan solusi terbaik bagi programnya.

Kemandirian dan kepercayaan diri yang terbangun ini akan mendukung anak untuk berani mencoba hal-hal baru, termasuk saat harus menghadapi tantangan di luar dunia teknologi.

11. Menumbuhkan rasa ingin tahu yang tak pernah padam

Menumbuhkan rasa ingin tahu yang tak pernah padam
Freepik

Coding adalah dunia penuh teka-teki yang mendorong anak untuk terus belajar. Melalui coding, anak-anak akan terdorong untuk bertanya: "apa yang akan terjadi jika aku mengubah bagian ini?" atau "bagaimana cara membuat program ini lebih cepat?" Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendorong eksplorasi tanpa batas.

Rasa ingin tahu yang tinggi adalah salah satu ciri khas pembelajar sejati. Dengan coding, anak belajar bahwa mencari tahu itu menyenangkan dan bahwa belajar bukanlah kewajiban semata, melainkan petualangan yang tak ada habisnya.

Kebiasaan eksploratif ini akan menumbuhkan lifelong learning mindset. Yaitu sebuah sikap yang akan sangat berguna sepanjang hidup mereka, baik dalam pendidikan formal maupun dalam kehidupan dewasa.

Itulah informasi mengenai 11 manfaat belajar coding untuk anak. Jangan lupa untuk mengenalkan dunia coding pada si Anak, ya, Ma!

Share
Editorial Team