7 Rekomendasi Obat Cacing Anak

Cacingan pada anak bukanlah penyakit yang bisa dipandang sebelah mata. Ada baiknya bila anak mama mulai menunjukkan gejala cacingan, Mama segera memberikan obat yang sesuai.
Infeksi cacing sendiri terjadi akibat telur atau larva cacing parasit yang masuk ke dalam tubuh si Anak melalui pori-pori kulit atau mulut.
Infeksi cacing yang dibiarkan dapat menganggu masalah pencernaan, termasuk merusak penyerapan nutrisi anak mama. Lebih parahnya, infeksi ini dapat berakibat pada pendarahan usus dan BAB berdarah.
Anak-anak sebenarnya boleh mendapatkan obat cacing sedari usia 1 tahun. Umumnya dokter akan memberikan obat oral berupa obat cacing kepada anak yang telah terinfeksi.
Ingin tahu obat cacing apa yang cocok untuk anak mama? Popmama.com telah merangkum 7 obat cacing anak yang wajib kamu tahu.
Perhatikan hal ini dulu yuk!

Sebelum Mama memberikan anak-anak obat cacing, ada baiknya kamu memahami terlebih dahulu informasi seputar pemberian obat cacing anak.
World Health Organization sendiri memberikan rekomendasi anak-anak untuk mengonsumsi obat cacing khususnya mereka yang menetap di daerah dengan sanitasi yang tidak bersih.
Anak-anak sendiri sebaiknya mengonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali secara rutin. Konskuensi yang terjadi apabila anka tidak meminum obat cacing ialah munculnya gejala sakit perut, muntah, dan sensasi tidak nyaman pada area perut.
Pemberian obat cacing ini menjadi penting karena dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak.
Kesehatan yang baik pada anak akan meningkatkan kualitas hidup anak. Termasuk mencegah komplikasi gangguan kesehatan lebih serius yang dipicu oleh kondisi cacingan.
Pastikan juga Mama memberikan anak-anak obat cacing sesuai dosis yang telah ditentukan. Dosis berlebih memang tidak membahayakan namun dapat menyebabkan efek samaping seperti sakit perut, diare atau perut kembung (angin).
1. Albendazole

Albendazole adalah obat cacing yang digunakan terhadap infeksi cacing pita. Obat jenis ini (Albendazole 400 mg) sebaiknya diberikan untuk anak-anak berusia 2 tahun ke atas.
Ketika memberikannya untuk anak yang lebih muda, Mama perlu memecahkan dan menghancurkannya menggunakan air. Sedangkan anak yang lebih tua dapat mengunyah tablet sendiri.
Obat Albendazole memiliki beberapa efek samping ringan seperti mual, sakit kepala, pusing, dan muntah. Efek samping ini umumnya dialami oleh anak-anak yang memiliki infeksi tinggi.
Jika efek samping Albendazole tidak hilang dalam wakti 24 jam atau menjadi lebih parah, ada bauknya Mama segera menghubungi fasilitas medis untuk memeriksakan kondisinya lebih lanjut.
2. Ivermectin

Berikutnya ada obat cacing bernama Ivermectin. Obat ini cocok digunakan untuk membasmi cacing yang terdapat di saluran cerna anak, contohnya seperti infeksi akibat cacing gelang. Ivermectin juga dapat digunakan untuk membasmi kutu dan kurap.
Obat Ivermectin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dengan berat badan di bawah 15 kg. Juga kepada anak-anak yang memiliki gangguan asma dan gangguan hati.
Ivermectin memiliki beberapa efek samping ketika digunakan, seperti mual, nyeri perut, muntah, diare, pusing, reaksi alergi obat, ruam, demam, juga nyeri otot dan biduran pada anak.
3. Pyrantel

Obat cacing anak selanjutnya adalah Pyrantel. Salah satu obat yang tergolong aman untuk anak-anak.
Pyrantel digunakan sebagai obat cacing yang dapat menyembuhkan infeksi cacing kremi dan cacing gelang. Obat ini akan bekerja sebagai neuromuscular blocking agent. Dalam prosesnya, Pyrantel melepaskan bekasetilkolin dan penghambatan kokinesterase hingga menghasilkan paralisis spastik.
Pyrantel tidak sebaiknya diberikan kepada anak yang mengidap gangguan hati, alergi terhadap obat ini, dan anak di bawah usia dua tahun. .
Untuk dosis pemberiannya sendiri, dianjurkan memberikan Pyrantel berdasarkan berat badan anak. Sekitar 10 mg-11 mg/kg BB per oral, maksimum 1 gram, tidak dipengaruhi oleh makanan.
Ada juga efek samping dari obat Pyrantel seperti mual, muntah, diare, kram perut, pusing, mengantuk, nyeri kepala, susah tidur, demam, dan lelah.
4. Mebendazole

Mebendazole adalah obat cacing anak yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai infeksi cacing. Seperti infeksi akibat cacing infeksi gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang.
Obat ini dianjurkan diberikan kepada anak yang berusia 2 tahun ke atas. Setiap 2 kali setiap hari selama 3 hari tergantung jenis cacing yang menginfeksi anak mama.Dosis tunggal pemberian Mebendazole adalah sebanyak 500 miligram atau mengikuti saran dari dokter.
Dengan waktu pemberian obat umumnya di pagi (sekitar jam 7-8 pagi) dan malam hari (sekitar jam 7 dan 8 malam).
Ada pula beberapa efek samping yang diakibatkan oleh Mebendazole adalah sakit perut, muntah, mual, diare, sakit kepala, kantuk, dan pusing.
5. Levamisole

Berikutnya ada obat cacing Levamisole yang digunakan untuk mengobati infeksi dari cacing kremi, cacing gelang, dan cacing cambuk. Namun kuran efektif digunakan terhadap infeksi cacing tambang.
Levamisole umumnya diberikan dengan dosis 50 mg namun perlu disertai dengan resep khusus dari dokter. Obat ini diberikan sebanyak sehari sekali dengan waktu pemberian di pagi hari.
Mama dapat memberikannya dengan menghancurkan tablet dan mencampurkannya dengan air atau dengan makanan lunak seperti madu dan selai.
Levamisole sendiri memiliki beberapa efek samping, seperti; mual atau muntah, diare, sakit kepala, pusing, ruam, atau nyeri otot.
6. Piperazin

Obat cacing anak berikutnya adalah Piperazin. Obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi cacing kremi dan cacing gelang.
Piperazin bekerja dengan cara melumpuhkan cacing yang berada di dalam saluran pencernaan si Anak. Dengan begitu cacing tidak dapat berkembang biak di dalam usus lalu akan terbawa keluar bersama tinja.
Piperazin sebaiknya diberikan kepada anak-anak berusia 1 tahun ke atas agar meminimalisir efek samping yang terjadi.
Beberapa efek pemberian obat Pipezarin di antaranya ialah mual, muntah, kejang perut, diare, reaksi alergi, dan sesak napas.
7. Praziquantel

Praziquantel adalah obat cacing yang digunakan untuk mengobati infeksi cacing. Beberapa infeksi cacing seperti skistosomiasis, infeksi cacing paru-paru, dan infeksi cacing hati.
Praziquantel sendiri bekerja dengan cara melumpuhkan dan membunuh cacing di dalam tubuh. Setelahnya, cacing akan keluar bersama tinja.
Obat ini tergolong sebagai obat resep yang perlu diterima berdasarkan resep dokter. Umumnya Praziquantel digunakan untuk anak di atas usia 4 tahun. Obat ini dikonsumsi bersamaan dengan waktu makan dengan langsung menelan dibatu air putih.
Konsumsi Praziquantel sebaiknya dilakukan sesuai dengan dosis dan durasi yang telah diberikan.
Praquantel memiliki beberapa efek interaksi dengan obat tertentu seperti rifampicin, carbamazepine, itraconazole, ketoconazole, atau erythromycin. Obat ini juga memiliki beberapa efek samping mulai dari pusing, mual, lemas, sakit kepala, nyeri otot berlebih, dan kehilangan nafsu makan.
Itulah 7 obat cacing yang dapat diberikan kepada anak. Selalu perhatikan keterangan pemberian obat sesuai dosis dan manfaatnya ya!