Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Rayner Si Podcaster Sains Cilik Curi Perhatian, Apa Mama Sudah Tahu?

YouTube/SciencloPedia
YouTube/SciencloPedia

Apakah Mama tahu Rayner Setiawan? Si Kecil yang suka banget dengan sains dan berbagi pengetahuannya kepada teman-temannya melalui podcast dan YouTube. Amazing! Itu adalah satu kata yang menggambarkan Rayner saat ia dengan lancarnya dapat membahas topik yang rumit bersama para expert.

Nah, kali ini Popmama.com tidak hanya ingin membahas Rayner, tetapi juga bagaimana sih Rayner bisa tumbuh dengan sangat istimewa? Bisa menguasai dan memahami science sebegitu dalam di umur yang masih muda? Serta mengulik bagaimana sih gaya parenting yang pas untuk anak generasi alpha seperti Rayner ini? Yuk simak sampai habis, Ma!  

Rayner dijuluki podcaster sains termuda

YouTube/SciencloPedia
YouTube/SciencloPedia

Rayner saat ini memang mencuri perhatian para orangtua dan anak-anak. Kenapa? Karena Rayner adalah si cilik yang memiliki kanal YouTube dan podcast yang membahas tentang science lho. Tak tanggung-tanggung, topiknya pun bervariasi seperti lingkungan, atom, dan lain sebagainya. 

Tak hanya itu, dirinya menjelaskan berbagai topik tersebut dengan cara monolog serta dibantu dengan adanya visualisasi peragaan. Penjelasannya pun sangat lengkap dan menyenangkan. Tentu saja dengan kemampuan bercerita dan topik yang cukup berat, Rayner di usia yang masih cilik merupakan anak yang exceptional

Salah satunya adalah dengan pola belajar yang progresif yang merupakan pola belajar untuk mendukung anak hebat di dunia yang semakin berkembang. Pola belajar progresif terdiri dari beberapa pillar seperti child centered learning, personalized learning, experiential learning, collaboration and cooperative learning. Namun, bagaimana peran orang tua yang bisa membuat Rayner menjadi anak yang istimewa? Scroll terus, Ma.

1. Belajar dengan pengalaman secara langsung

Shutterstock/MIA Studio
Shutterstock/MIA Studio

Salah satu gaya parenting yang saat ini memang dibutuhkan adalah bagaimana mengajak anak mempelajari sesuatu dengan cara experential atau ajak anak untuk belajar tidak hanya melalui buku atau worksheet namun mengalami secara langsung. 

Banyak banget lho Ma, informasi untuk ajak anak belajar dengan cara yang seru dan fun. Tidak perlu selalu dengan buku atau lembaran kertas, seiring dengan berkembangnya teknologi, maka cara belajar pun juga ikut berkembang. Dari belajar, jadi hebat dan juga membuat masa depan hebat. Setuju?

2. Mengajak tidak memaksa

Shutterstock/Nattakorn_Maneerat
Shutterstock/Nattakorn_Maneerat

Banyak berbagai penelitian yang mengatakan bahwa memaksa anak untuk belajar berdampak buruk bagi si Kecil. Seperti misalnya depresi, hilangnya semangat, cepat lelah, dan lain sebagainya. Bagi generasi alpha, adanya pemaksaan justru membuat si Kecil ikut melawan. 

Maka dari, itu peran orangtua memang menjadi krusial. Daripada memaksa, lebih baik mengajak anak memahami arti penting belajar. Dengan begitu, si Kecil semakin genuine atau secara sukarela untuk belajar apa saja yang ingin dipelajarinya. Di saat itulah si Kecil justru semakin memahami subjek pelajaran tersebut. 

Salah satu contoh yang dilakukan orang tua Rayner saat Rayner berusia 2 tahun adalah sering mengajak diskusi ringan dari apa yang telah dibaca. Lalu meminta Rayner menceritakannya kembali.

Selain itu juga membebaskan Rayner untuk mempelajari apa saja yang dia suka. Rayner langsung memperlihat ketertarikannya pada dunia chemistry. Nah setelah itu orang tua terus menstimulasi dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti "kenapa bisa begini?", "bagaimana ini terjadi?", "Kenapa tidak bisa terjadi seperti itu?" Hal itulah yang membuat pemikiran kritis Rayner berkembang. 

3. Memahami minat dan potensi si kecil

Shutterstock/chuchiko17
Shutterstock/chuchiko17

Selain itu yang paling penting untuk bisa membuat anak tumbuh exceptional adalah Mama perlu memahami minat dan potensi si Kecil. Sebab, setiap anak memiliki minat dan keahlian yang berbeda-beda. Ada yang suka dengan angka, seni, bahasa, dan lain sebagainya. Setelah itu Mama bisa arahkan si Kecil untuk terus mengasah kemampuannya. 

Salah satu cara untuk terus mengasah kemampuannya adalah dengan progressive learning. Merujuk pada John Dewey seorang expert dan pendidik dari Amerika Serikat, progressive learning adalah menekankan untuk mengajari anak bagaimana membentuk pola pikir daripada menghafal seperti yang dilakukan edukasi tradisional.

Dok. S26 Gold
Dok. S26 Gold

Sebagai contoh, Rayner tidak hanya mengerti berbagai nama atom tetapi dirinya juga memahami cara atom itu bekerja dan bisa berdampak apa. Nah, memahami cara atom itu adalah hal yang sangat seru bagi Rayner. Oleh karena itu, akhirnya dirinya secara tidak sadar hafal nama-nama atom yang ada.       

4. Memenuhi nutrisi si Kecil

Shutterstock/KK Tan
Shutterstock/KK Tan

Hal ini juga tak boleh dilewatkan ya, Ma. Berbagai penelitian juga menjelaskan bahwa ada hubungan erat antara perkembangan kognitif anak dengan pemenuhan nutrisinya. Nutrisi yang diperlukan pada umumnya adalah pemenuhan makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak, serta mikronutrien seperti vitamin, zat besi, asam folat kalsium. Tidak hanya itu, untuk mendukung si kecil tumbuh hebat di masa depan, berikan nutrisi penting untuk mendukung perkembangan otak seperti DHA, AA, Kolin dan spyngomyelin dan fosfolipid.

Nah, Mama sudah lakukan poin yang mana nih dalam melakukan gaya parenting-nya? Apa ada hal lain yang biasa Mama lakukan juga? Boleh share di kolom komentar ya! Jangan lupa juga share artikel ini ke teman-teman Mama. (WEB) 


 

Share
Topics
Editorial Team
Bima Anditya Prakasa
EditorBima Anditya Prakasa
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Viral! Anak SD di Jakarta Barat Dilarikan ke IGD karena Gula Darah Tinggi

21 Des 2025, 10:05 WIBBig Kid