Viral Guru Paksa Murid SD Mengaku Mencuri, Langsung Dikecam Netizen!

Sebuah video viral memerlihatkan seorang murid SD dipaksa mengaku mencuri uang temannya oleh sejumlah guru di ruang BK.
Dalam video yang beredar dan kini viral menjadi perbincangan netizen, anak tersebut terlihat ketakutan namun tetap bersikeras menyatakan dirinya tidak bersalah.
Para guru justru mengancam akan mengeluarkannya dari sekolah tanpa bukti jelas, hanya berdasarkan laporan teman-temannya. Sikap ini menuai kritik dari netizen yang menilai prosesnya tidak adil.
Melansir dari informasi yang viral di media sosial, berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.
1. Dipaksa mengaku mencuri tanpa bukti yang jelas

Video tersebut menunjukkan seorang murid SD duduk di ruang BK masih dengan menggunakan seragam lengkap, dengan beberapa guru yang terus mendesaknya mengaku mencuri.
Guru yang merekam sang anak dengan sengaja melakukan hal tersebut yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orangtua sang anak.
"Biar Mama nya tau, coba ngomong. Berarti kamu ngambil uang temannya dimasukkin ke tas yang lain biar nggak ketahuan ya?" ucap seorang guru yang merekam anak tersebut.
Merasa tidak melakukan hal yang dituduhkan kepadanya, sang anak lantas berkali berkali-kali membantah dengan suara yang begitu pelan seolah ketakutan.
2. Diancam akan dikeluarkan dari sekolah

Tidak hanya guru yang sedang merekamnya, beberapa guru lain yang ada di dalam ruangan juga terdengar meminta anak tersebut untuk mengakui perbuatan yang menurutnya tidak ia lakukan.
"Tinggal bilang 'iya gitu', ngaku aja 'iya gitu', apa susahnya," ucap beberapa guru lain terdengar terus memaksa.
Masih bersikeras dengan pendiriannya, anak tersebut yang terlihat begitu murung pun tetap tidak mengaku karena memang dirinya tidak merasa melakukan hal yang dituduhkan kepadanya.
Merasa jengkel dengan kesaksian sang murid yang enggan mengaku, guru yang merekam muridnya itu pun lantas mengancam bahwa dirinya tidak perlu sekolah lagi di sini.
Bahkan, guru tersebut juga menyebutkan bahwa mereka tidak memerlukan kesepakatan dari sang murid dan orangtua murid untuk mengeluarkan sang anak.
"Nggak perlu kesepakatan dari kamu, nggak perlu kesepakatan dari orangtua kamu, sudah ini sudah banyak saksinya," sambung guru yang merekam kejadian tersebut.
3. Buat geram netizen, pihak guru dan sekolah langsung dikecam
Video yang kini viral dan dibagikan ulang oleh banyak netizen di media sosial itu pun langsung mendapatkan banyak kecaman, khususnya dari para orangtua yang merasa kasihan melihat sang anak.
Banyak netizen mengecam sikap guru yang dianggap tidak edukatif dan justru membuat traumatis bagi anak. Alih-alih diselesaikan dengan intimidasi, netizen menyarankan agar kasus seperti ini diselesaikan dengan pendekatan psikologis.
Bahkan, banyak dari netizen hingga pakar anak yang beramai-ramai meminta bantuan untuk mencari tahu lokasi sekolah dan pihak guru yang melakukan hal tersebut.
Seperti Kak Awam Prakoso, seorang pendongeng dan penulis yang aktif berbagi edukasi di media sosial pun turut meminta banyak pihak mencari tau keberadaan sekolah sang anak dan kapan waktu kejadiannya.
Ia juga menyayangkan tindakan intimidasi para guru dengan mengatakan, "(Kasus pencurian) ini memang tidak dibenarkan, tapi cara guru menangani persoalan ini sangat amat tidak terpuji."
4. Bagaimana seharusnya guru bersikap

Dari video viral tersebut, banyak orang mengecam sikap para guru lantaran dinilai begitu intimidasi dan membuat trauma anak.
Jika memang sang anak kedapatan melakukan tindak pencurian, beberapa psikolog anak menyebutkan bahwa guru seharusnya tidak langsung menghakimi tetapi mendengarkan kedua belah pihak dan mencari bukti konkret.
Intimidasi justru bisa memicu trauma dan rasa tidak aman pada anak, sebagaimana jika dilihat dari video tersebut sang anak terlihat ketakutan ketika terus ditekan untuk mengaku mencuri.
Alih-alih menjadi hakim, guru seharusnya menjadi fasilitator untuk mengajak anak menyelesaikan masalah secara dialogis tanpa tekanan.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pendekatan yang humanis dalam dunia pendidikan. Guru seharusnya menjadi pelindung, bukan sumber ketakutan bagi murid.
Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi dan pihak sekolah segera memberi tanggapan terkait pemberitaan yang beredar di media sosial.



















