Anak Cenderung Perfeksionis, Bagaimana Cara Mudah Menghadapinya?

Kegigihannya patut diacungi jempol, tapi orangtua harus tahu cara menghadapinya

21 Maret 2021

Anak Cenderung Perfeksionis, Bagaimana Cara Mudah Menghadapinya
Freepik.com

Tiap anak memiliki watak, karakter dan sifatnya masing-masing. Itulah yang membuatnya menjadi pribadi yang unik, berbeda dari orang yang lain. 

Ada anak yang cenderung santai menghadapi tugas-tugas sekolah hariannya. Tetapi, ada juga anak yang cenderung ketat dan memastikan setiap detil tugas yang dikerjakannya tergarap sempurna. 

Bagi sebagian orangtua, tipe anak yang kedua ini tentu membanggakan. Namun, orangtua perlu melihat lebih jauh, apakah anak memiliki kecenderungan perfeksionis.

Menghadapi anak perfeksionis tak bisa sembarangan. Berikut Popmama.com merangkum serba-serbi yang perlu orangtua ketahui seputar menghadapi anak perfeksionis, dilansir dari verywellfamily.com:

Si Perfeksionis yang Selalu Merasa Gagal dan Tidak Puas

Si Perfeksionis Selalu Merasa Gagal Tidak Puas
freepik.com/evening_tao

Memiliki harapan yang tinggi terhadap diri sendiri adalah hal yang baik. Tetapi jika anak mengharapkan segala sesuatunya berjalan sempurna, mereka tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah mereka kerjakan atau dapatkan.

Seorang perfeksionis membangun tujuan yang tidak realistis untuk diri mereka sendiri. Kemudian, karena tujuan besar inilah, mereka menekan dirinya sendiri demi mencapai kesempurnaan akan tujuan tersebut. 

Seorang perfeksionis akan merasa jatuh dan kecewa pada dirinya sendiri tatkala mendapat nilai ujian yang sebetulnya memuaskan, meski tak sempurna. Mereka tidak bisa menerima angka 99 pada tes matematika, atau 'hanya' berhasil menembak 8 dari 10 target, mereka menganggap dirinya gagal dan menyedihkan.

Namun, ketika mereka mencapai keberhasilan, seringkali mereka berjuang menikmati prestasi itu. Mereka tetap dibayangi kekhawatiran tidak dapat mempertahankan kesuksesannya atau meniru hasil yang serupa.

Editors' Pick

Ciri-ciri Anak Perfeksionis

Ciri-ciri Anak Perfeksionis
Freepik

Tanda-tanda anak perfeksionis bisa jadi sangat bervariasi, tergantung pada usia dan jenis perfeksionisme yang dialami. Tetapi secara umum, gejala perfeksionisme meliputi:

  • Sensitif terhadap kritikan,
  • kesulitan menyelesaikan tugas karena merasa apa yang dikerjakan tidak pernah sempurna,
  • menunda-nunda mengerjakan tugas-tugas sulit,
  • mengkritik diri sendiri dan mudah merasa malu,
  • sangat kritis terhadap orang lain,
  • sulit membuat keputusan atau memprioritaskan tugas,
  • sulit mentoleransi kesalahan yang dibuat,
  • merasa sangat cemas menghadapi kegagalan.

Penyebab Anak Menjadi Seorang Perfeksionis

Penyebab Anak Menjadi Seorang Perfeksionis
Freepik

Para peneliti menemukan beberapa faktor pendorong seorang anak menjadi perfeksionis. Faktor-faktor ini beragam, tetapi paling banyak adalah karena pola pengasuhan.

Pengaruh orangtua 

Orangtua yang kerapkali memuji anaknya sebagai "anak paling pintar" atau "mampu mengerjakan tugas dengan sempurna", dapat membuat pola pikir anak menganggap kesalahan adalah hal buruk yang harus dihindari. Hal ini menyebabkan anak berpendapat bahwa kesuksesan adalah mutlak.

Selain itu, orangtua yang bersifat perfeksionis juga punya kecenderungan membesarkan anak yang perfeksionis pula. Hal ini mungkin terjadi karena anak belajar dari perilaku orangtuanya. Mereka selalu melihat orangtua yang mengagungkan kesempurnaan dan tanpa sadar tertanam di alam bawah sadarnya.

Ingin diperhatikan

Sebagian anak ingin dikagumi dan disayangi dengan cara menunjukkan bahwa mereka bisa melakukan hal-hal tertentu secara sempurna. Hal ini dipicu keinginan memuaskan keinginan orangtua, atau mungkin satu-satunya cara yang diketahui anak untuk mendapatkan perhatian orang lain.

Trauma

Pengalaman traumatis dapat menyebabkan anak merasa tidak dicintai atau tidak diterima, kecuali mereka sempurna.

Tips Menghadapi Anak yang Perfeksionis

Tips Menghadapi Anak Perfeksionis
Freepik

Jika Mama melihat tanda-tanda anak Mama adalah perfeksionis, berikut ini beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

Puji usaha anak ketimbang hasilnya

Hindari memuji anak karena mendapatkan nilai sempurna. Sebaliknya, pujilah upaya kerja kerasnya dalam belajar. Pujilah anak karena apa yang sudah dia lakukan, misalnya memperlakukan orang lain dengan baik. Jelaskan bahwa prestasi bukanlah satu-satunya tujuan dalam hidup. 

Ajarkan ketrampilan menghadapi masalah dengan sehat

Tak ada satu pun orang yang mau gagal. Tetapi, anak perlu tahu bahwa gagal itu manusiawi. Ajarkan padanya bagaimana menghadapi kekecewaan, penolakan dan kesalahan dengan cara yang sehat. Menulis di jurnal, menggambar atau bercerita pada orang lain adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu anak mengatasi perasaan kecewanya.

Bagikan cerita kegagalan yang pernah dialami orang lain

Kehidupan tak selalu berjalan seperti yang ada di angan. Jelaskan pada anak, bahwa kegagalan itu hal yang wajar. Bahwa Mama pun pernah mengalami kegagalan dan tidak sempurna. Jelaskan bagaimana Mama mengatasi kegagalan di masa lalu.

Bangun harga diri yang sehat

Ajak anak terlibat dalam kegiatan yang membuatnya merasa berharga tentang siapa dirinya, bukan hanya apa yang ia capai. Ikutlah kegiatan bakti sosial, mempelajari hal-hal baru, ikut kegiatan seni dan aktivitas-aktivitas lain untuk membantu anak Mama mengembangkan pandangan yang lebih sehat tentang dirinya sendiri.

Jika Mama khawatir terhadap sifat perfeksionis anak, bicarakan dengan dokter anak Anda. Diskusikan tanda-tanda yang terlihat dan ceritakan bagaimana masalah itu berdampak pada kehidupan anak Anda. Dokter anak biasanya akan mendiagnosis dan jika diperlukan akan merujuk anak ke psikolog atau terapis untuk penanganan yang lebih tepat.

Baca juga:

The Latest