7 Tantangan yang Sering Dihadapi saat Anak Berusia 2 Tahun

Menginjak usia dua tahun, anak mulai memasuki fase penuh kejutan yang sering disebut sebagai “the terrible twos.”
Pada masa ini, anak biasanya berusaha menunjukkan kemauan sendiri, tapi belum sepenuhnya mampu mengendalikan emosi dan menyampaikan perasaan dengan jelas.
Tidak jarang hal-hal sederhana berubah menjadi drama besar, seperti menolak tidur siang, marah karena mainannya dipegang orang lain, atau menangis hanya karena sesuatu yang sepele.
Meskipun terlihat merepotkan, semua itu sebenarnya bagian dari proses penting dalam tumbuh kembang anak lho, Ma.
Dari berbagai tantangan tersebut, mereka belajar untuk mengenal aturan, mengungkapkan emosi, melatih kemandirian, hingga memahami perasaan orang lain.
Berikut Popmama.com bagikan informasi seputar apa saja tantangan yang sering dihadapi saat anak berusia 2 tahun. Disimak ya, Ma!
1. Sulit menahan diri untuk melakukan hal yang dilarang orangtua

Di usia dua tahun, rasa ingin tahu anak ternyata sangat besar lho, Ma. Oleh karena itu, apa pun yang dilarang sering kali terasa semakin menarik baginya.
Misalnya, ketika Mama berkata “jangan pegang stop kontak” atau “jangan memanjat kursi,” si Kecil akan semakin penasaran untuk mencobanya.
Perilaku ini bukan berarti anak sengaja membangkang, melainkan karena ia sedang belajar memahami batasan dan aturan.
Dunia masih terasa baru, sehingga wajar jika ia ingin mencoba segalanya, bahkan hal yang dilarang sekalipun.
Di sinilah kesabaran Mama dibutuhkan untuk memberikan penjelasan sederhana, sekaligus mengalihkan perhatian anak ke aktivitas yang lebih aman.
2. Sulit untuk duduk diam

Anak usia dua tahun memiliki energi yang seolah tidak ada habisnya, Ma. Mereka selalu ingin bergerak, berlari, melompat, atau memegang apa saja yang ada di sekitarnya.
Oleh karena itu, meminta si Kecil untuk duduk diam dalam waktu lama, misalnya saat makan atau ketika berada di tempat umum, sering terasa mustahil.
Perilaku ini wajar karena anak sedang berada pada tahap perkembangan motorik yang pesat, Ma.
Anak membutuhkan banyak aktivitas fisik untuk menyalurkan energi sekaligus melatih koordinasi tubuhnya.
Mama bisa membantu dengan memberikan ruang aman untuk bergerak, mengajak bermain permainan aktif, atau membuat rutinitas yang tetap memungkinkan anak bergerak tanpa mengorbankan waktu istirahat dan makan.
3. Belum bisa mengendalikan emosi besarnya

Anak usia dua tahun sering kali merasakan emosi yang sangat kuat, seperti marah, kecewa, atau frustasi. Namun, mereka belum memiliki kemampuan untuk mengelola perasaan tersebut.
Akibatnya, hal kecil bisa memicu ledakan emosi, misalnya menangis keras karena mainan jatuh atau berteriak saat tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Situasi ini sebenarnya wajar, karena anak masih belajar mengenali dan mengekspresikan emosinya, Ma.
Tugas Mama adalah membantu si Kecil menyalurkan perasaan dengan cara yang lebih sehat, misalnya dengan menenangkan, memeluk, atau memberi kata-kata sederhana untuk menjelaskan apa yang ia rasakan.
Dengan begitu, anak akan perlahan belajar bahwa emosinya valid, tetapi ada cara yang tepat untuk mengungkapkannya.
4. Ingin mandiri, tapi tidak mau berpisah dari orangtuanya

Anak usia dua tahun biasanya mulai menunjukkan rasa ingin mandirinya, Ma.
Contohnya, anak ingin makan sendiri, memilih mainannya, bahkan mencoba memakai baju tanpa bantuan.
Namun, di saat yang sama, ia masih merasa sangat membutuhkan kehadiran orangtuanya.
Itulah sebabnya anak bisa terlihat senang melakukan sesuatu seorang diri, tetapi langsung menangis atau rewel ketika Mama atau Papa tidak ada di dekatnya.
Memberinya ruang untuk mencoba hal-hal kecil sendiri sambil tetap menunjukkan bahwa Mama selalu ada di sisinya akan membantu si Kecil merasa percaya diri sekaligus tenang.
5. Sering tidak fokus pada suatu hal dalam waktu yang lama

Anak usia dua tahun biasanya belum bisa fokus pada satu hal dalam waktu lama, Ma.
Mereka mudah sekali berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain, misalnya baru sebentar menyusun balok sudah beralih ke menggambar, lalu tiba-tiba ingin bermain boneka.
Hal ini wajar karena otak anak sedang berkembang pesat dan rasa ingin tahunya sangat besar.
Mereka ingin mencoba banyak hal sekaligus tanpa bisa bertahan lama pada satu kegiatan.
Untuk mengatasinya, Mama bisa menyiapkan aktivitas singkat namun bervariasi, sehingga energi dan rasa ingin tahu si Kecil tetap tersalurkan dengan cara yang menyenangkan.
6. Selalu ingin menyentuh barang yang ada disekitarnya

Anak usia dua tahun dengan segala rasa ingin tahu yang sangat besar akan penasaran dan akan menyentuh benda apapun disekitarnya, Ma.
Apa pun yang ada di sekitarnya terasa menarik untuk disentuh, digoyang, atau bahkan dibongkar. Dari remote televisi, botol minum, hingga peralatan rumah tangga, semuanya ingin dicoba dengan tangan kecilnya.
Kebiasaan ini sebenarnya merupakan bagian penting dari proses belajar. Melalui sentuhan dan gerakan, anak sedang mengeksplorasi bentuk, tekstur, bunyi, serta cara kerja suatu benda.
Namun, karena belum bisa membedakan mana yang aman dan mana yang berbahaya, peran Mama sangat penting untuk mengawasi sekaligus memberikan alternatif permainan yang lebih aman.
7. Suka membuat orangtuanya kesal

Anak usia dua tahun seakan memiliki dorongan alami untuk menguji batas emosi orangtuanya.
Mereka sering melakukan hal-hal yang sudah jelas dilarang atau mengulang perilaku yang sebelumnya sudah ditegur.
Misalnya, tetap memanjat kursi meski sudah diminta turun, atau kembali membuka lemari setelah Mama menutupnya.
Perilaku ini bukan karena anak ingin melawan, melainkan karena ia sedang belajar memahami aturan dan konsekuensi.
Dengan cara ini, si Kecil sedang menguji sampai sejauh mana ia boleh bereksplorasi dan bagaimana reaksi orangtua terhadap tindakannya.
Tugas Mama adalah tetap konsisten dalam menetapkan aturan, sambil memberikan arahan yang tegas namun penuh kasih agar anak memahami batas dengan lebih jelas.
Nah, itulah informasi mengenai apa saja tantangan yang sering dihadapi saat anak berusia 2 tahun. Semoga bermanfaat ya, Ma!



















