5 Solusi Mengatasi Balita yang Suka Menahan Buang Air Besar
Bisa saja anak stres karena sedang menjalani toilet training
12 Agustus 2019

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orang perlu buang air besar (BAB) setiap harinya, begitu pun anak-anak. Tapi apa jadinya kalau si Kecil tidak buang air besar selama berhari-hari?
Nah, salah satu tantangan orangtua adalah menghadapi balita yang suka menahan buang air besar dalam jangka waktu cukup lama.
Padahal menurut Summit Medical Group, seorang anak yang suka menahan BAB bisa menderita encopresis dan konstipasi karena mereka sengaja menahan tinjanya untuk keluar.
Encopresis merupakan di mana anak mengalami fase BAB di celana secara tidak sengaja karena faktor sembelit yang cukup lama dialaminya. Kondisi ini disebabkan feses berkumpul di usus besar dan rektum, sehingga usus si Kecil menjadi penuh dan feses cair pun keluar. Gangguan ini umumnya dialami oleh anak berusia 4 tahun ke atas.
Sebelum jadi masalah yang lebih serius, lakukan 5 solusi mengatasi balita yang suka menahan buang air besar berikut ini. Yuk, cek ulasannya dari Popmama.com :
1. Biarkan sang anak yang menentukan waktu buang air besarnya sendiri
Sebenarnya anak berusia 2 hingga 5 tahun menjadi usia yang pas untuk diajarkan memakai toilet.
Kalau mereka merasa tidak nyaman dan belum siap, hal itulah yang menjadi salah satu faktor untuk menahan buang air besar.
Daripada memaksa ia duduk di toilet, sebaiknya biarkan anak yang menentukan jadwal buang air besarnya sendiri.
Saat si Kecil mulai terlihat menahan rasa sakit di perutnya dan duduk di pojokan, maka arahkan ia dengan perlahan dan lemah lembut agar mengeluarkan fesesnya di kamar mandi.
Editors' Pick
2. Bicarakan mengenai pentingnya buang air besar
Sebenarnya orangtua perlu menggunakan cara tepat dalam menangani anak yang suka menahan buang air besar, salah satunya dengan memberi tahu kepada mereka akan pentingnya buang air besar.
Mama dapat menjelaskan mengenai dampak buruk menahan BAB yang bisa berpotensi merusak mekanisme pergerakan usus.
Jika si Kecil terus-menerus menahan BAB, lama kelamaan berisiko mengalami infeksi bakteri ketika ada feses yang bocor keluar melewati luka atau robekan di bagian usus.
Akibatnya, jaringan ususnya akan kekurangan darah dan mati secara perlahan. Ceritakanlah semua itu menggunakan bahasa atau kalimat yang menyenangkan agar ia mengerti.