5 Cara Mengatasi Trauma Banjir pada Anak

Orang dewasa saja kadang trauma, bagaimana anak-anak?

8 Januari 2020

5 Cara Mengatasi Trauma Banjir Anak
Wikimedia

Banjir yang melanda sebagian besar daerah di Indonesia membuat banyak orang trauma dengan bencana alam ini. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa trauma. 

Air yang masuk tiba-tiba ke dalam rumah. Belum lagi mereka yang terjebak di dalam rumah dan tidak bisa langsung diselamatkan. Juga, bagaimana mereka melihat aliran air yang besar menghanyutkan barang-barang. Tentu membuat mereka takut dan trauma.

Terlebih mereka yang belum pernah mengalami banjir, atau terlalu kecil untuk mengenali seperti apa bencana banjir tersebut. Jangan didiamkan saja, karena anak yang trauma bisa mengganggu kesehatan mental mereka. 

Tak hanya butuh hiburan dan ucapan menenangkan, anak-anak butuh yang lebih dari itu. Disusun Popmama.com, inilah 5 cara mengatasi trauma banjir pada anak.

1. Jaga kedekatan dengan anak

1. Jaga kedekatan anak
Freepik

Orangtua adalah sebaik-baiknya tempat bagi anak untuk berlindung. Di waktu-waktu seperti ini, tetaplah menjalin kedekatan dengan anak. 

Perbanyak sentuhan fisik seperti mengelusnya, memeluknya dan menciumnya. Sentuhan fisik ini bisa membantunya merasa nyaman dan tenang. 

Selain itu, Mama bisa meyakinkan dirinya bahwa keadaan kini sudah baik-baik saja. Serta, yakinkan si Kecil bahwa ia akan selalu aman jika berada bersama Mama atau Papa. 

Editors' Pick

2. Dengarkan ketakutannya

2. Dengarkan ketakutannya
huffingtonpost.com

Orang dewasa saja bisa takut saat berada di tengah banjir, apalagi anak-anak. Ketakutan mereka tentu lebih besar dari orang dewasa. 

Jadi jika ia masih membahas ketakutannya jauh setelah banjir selesai, jangan dipotong. Biarkan ia bicara dan menjabarkan ketakutan yang ia rasakan. 

Bahkan menurut Jackie Viemilawati seorang Psikolog Klinis mengatakan mendengarkan ketakutan korban bencana tanpa banyak bertanya bisa jadi bantuan psikologis. 

Ini dinamakan dengan bantuan awal psikologis atau Psychological First Aid. Di mana si Kecil dipersilahkan menceritakan mengenai ketakutannya dan Mama mendengarkan dengan seksama. 

Dengan begitu, ia bisa meluapkan apa yang ada di hatinya dan bisa lebih lega setelahnya. Jika kisah itu terus berulang, tetap dengarkan dengan sabar karena anak-anak memiliki kemampuan sembuh yang berbeda dari orang dewasa. 

3. Yakinkan pada si Kecil bahwa dirinya aman

3. Yakinkan si Kecil bahwa diri aman
Freepik

Setelah kembali ke rumah, berkegiatan saja seperti biasa. Dengan begini mereka bisa mengenali kembali rutinitas kesehariannya. 

Mengetahui rutinitasnya sudah bisa kembali dijalani membangkitkan rasa percaya dirinya bahwa ia sudah aman dan semua sudah kembali seperti biasa. 

Di sela-sela itu, Mama bisa terus memerhatikan si Kecil apakah ia jadi sering murung atau diam. Jika begitu, kembali lakukan kedekatan fisik dan mental pada si Kecil. 

Sirami ia dengan kasih sayang dan beri tahu bahwa dirinya akan selalu aman bersama Mama.

4. Ajak ia berkegiatan yang menghibur

4. Ajak ia berkegiatan menghibur
sheknows.com

Untuk mengurangi rasa takut dan traumanya, Mama bisa mengajaknya berkegiatan yang menghibur. Beberapa kegiatannya seperti mendengarkan lagu kesukaan. Jangan ragu untuk menari bersama!

Atau, menonton film favoritnya dengan camilan favoritnya. Peluk ia sepanjang nonton dan jangan ragu tertawa bersamanya. 

Mama juga bisa mengajaknya bermain bertemu teman-temannya agar ia bisa mendapatkan kesenangan dan perlahan melupakan trauma yang dialaminya kemarin.

5. Beri ia waktu

5. Beri ia waktu
Freepik/Jcomp

Yang paling penting adalah selalu menghargai ketakutannya. Beri ia waktu jika masih takut dengan air. Jangan memaksakan ketakutannya. Biarkan ia berdamai dengan ketakutannya. 

Meski itu berarti Mama harus mendengarkan ketakutannya setiap saat, atau berarti ia harus memeluk Mama sampai ia tertidur lelap. 

Menyembuhkan trauma anak dari bencana yang dialaminya sangat penting untuk perkembangan mentalnya. Jika trauma itu belum selesai, akan menetap di dirinya sampai dewasa nanti. 

Saat ia yakin keadaan sudah kembali aman dan orang tersayangnya bisa melindungi, ia perlahan akan berdamai dengan ketakutannya tersebut. Tetap dampingi si Kecil, ya, Ma!

Baca juga: 

The Latest