Seorang Anak Kecil Menolong sang Mama yang Terkunci di Luar Rumah

Belum lama ini, viral sebuah video di TikTok yang memperlihatkan momen ketika Mama dengan salah seorang putranya terkunci di luar rumah. Kondisi semakin diperparah lantaran saat itu sedang turun salju
Hal yang berhasil menuai sorotan banyak orang ialah momen ketika sang Mama berhasil melakukan I-message kepada Holden putranya, hingga berujung si Kecil mampu membukakan pintu yang terkunci dari dalam rumah.
Komunikasi I-message yang diberikan Mama bernama Gesika itu mampu membuat anaknya fokus dan berakhir menyelamatkan sang Mama yang sudah kedinginan.
Nah, buat penasaran dengan kisah menarik dari video viral ini, yuk simak ulasannya siap Popmama.com bahas.
1. Memberikan beberapa perintah untuk membimbing sang anak agar mampu membukakan pintu

Diceritakan dalam video tersebut Mama Gesika dan anaknya yang bernama Holden baru saja pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Mama Gesika baru sadar bahwa dirinya lupa membawa kunci.
Pintu masuk terkunci rapat, namun untungnya masih ada jendela yang memang sebelumnya sengaja tidak ia kunci. Mama Gesika pun berpikir untuk meminta bantuan Holden untuk masuk ke dalam rumah melalui jendela.
"Kamu masuk ke rumah ya," ujar Gesika
"Ayo Holden, Mama butuh kamu buat masuk ke rumah dan membuka pintunya dari dalam," tambahnya untuk meyakinkan anaknya.
Mendengar perintah seperti itu, Holden langsung berusaha naik ke atas jendela. Ketika sedang duduk di pinggir jendela, Gesika kembali menekankan tugas yang harus Holden lakukan ketika masuk ke dalam rumah.
"Lepaskan sepatumu, setelah itu kamu akan masuk dan membuka kunci rumah dari dalam, mengerti?"
2. Mama Gesika merasa kerepotan karena Holden berulang kali kehilangan fokus

Setelah berhasil masuk ke dalam rumah, Gesima kembali memberikan instruksi kepada Holden, kali ini menyuruhnya untuk mengambil kursi dari area makan untuk diletakkan di dekat pintu masuk. Hal itu dilakukan agar Holden dapat meraih kunci pintu dengan mudah.
"Okay, ambil kursinya. Coba ambil kursinya dan dorong ke arah pintu," ucap Gesika.
Mendengar perintah Mamanya, Holden langsung berjalan mendekati kursi, namun ia justru naik ke atasnya kemudian mengambil mainannya di meja.
"Bukan sayang, bukan, letakkan kembali bolanya. Mama butuh kamu buat fokus," tuturnya.
Holden segera menuruti perkataan sang Mama, melanjutkan aksinya untuk mendorong kursi ke arah pintu. Sayangnya, terdapat keset berukuran besar yang membuat Holden sedikit kesulitan untuk mendorong kursi tersebut ke arah pintu.
Lagi-lagi fokus Holden kembali terdistraksi karena ada sebuah batu di atas keset. Ia mengambil batu tersebut kemudian memberikannya kepada sang Mama.
"Kamu nemui batu? Okay, terima kasih," ungkap Gesika mengapresiasi hal yang dilakukan Holden.
Setelah menerima batu penemuan putranya, Gesika yang masih terkunci di luar rumah kembali memberikan instruksi kepada anaknya. Selama instruksi yang diberikan, beberapa kali fokus Holden lagi-lagi terpecah, entah karena menemukan mainan atau melihat benda unik lainnya.
"Lihat? Kamu nggak sampai buat buka pintu, jadi bisa nggak kamu dorong kursinya ke arah pintu?" ujar Gesika kembali mengingatkan putranya.
Kali ini, Holden tidak menghiraukan perintah Mamanya. Ia justru asik bermain dengan benda yang sedari tadi digenggamnya.
3. I-message yang dilakukan sang Mama berhasil membuat anaknya kembali fokus dan membukakan pintu untuk dirinya

Gesika yang masih terkunci di luar rumah mulai kedinginan karena saat itu salju sedang turun. Merasa caranya tidak berjalan efektif, Gesika akhirnya menggunakan ungkapan lain untuk membuat Holden menuruti perkatannya
"Holden, Holden, Holden Mama serius. Mama nggak bisa masuk ke dalam rumah," ujar Gesika dengan nada serius.
"Mama nggak bisa masuk lewat jendela. Mama butuh kamu buat pindahin kursinya," lanjutnya.
Meski awalnya tidak langsung menuruti, namun pada akhirnya Holden kembali berusaha mendorong kursi berukuran lebih besar dari tubuhnya itu mendekat ke arah pintu.
Tanpa bantuan sang Mama, Holden berinisiatif mengangkat dan memindahkan keset yang sedari tadi menghalangi dorongan kursinya.
Ketika sudah mendekatkan kursi dengan pintu masuk, Holden langsung naik ke atas kursi tersebut dan membukaka kunci pintu dari rumah.
"Woah, kamu berhasil?" ucap Gesika ketika melihat putranya mampu membukakan kunci untuknya dari dalam rumah.
"Kamu luar biasa!" puji Gesika kepada Holden setelah berhasil masuk ke dalam rumah.
4. Apa itu I-Message?

Pakar komunikasi mengatakan bahwa pesan I-message dapat meningkatkan efektivitas sebuah pesan. Cara ini bisa membantu orangtua dalam menyampaikan pesan, hingga membuat anak belajar tentang rasa empati.
Dibanding menggunakan "Kok nggak mau bukain Mama pintunya? Males banget ya," yang berisi prasangka, Mama bisa mencoba dengan mengatakan "Mama lagi capek nih nak, pintunya juga terkunci dari dalam jadinya Mama nggak bisa masuk. Mama harap kamu bisa bantu Mama buat ngebukain pintunya dari dalam," Kalimat tersebut lebih panjang namun membuat isi pesan lebih dipahami si Kecil.
Dengan pesan seperti itu juga cenderung meningkatkan empati dalam diri anak. Salah satu cara membuat anak dapat lebih berempati dengan sekitanya adalah selalu menanamkan bahwa setiap tindakannya memilik akibat atau konsekuensi.
5. Tips melakukan I-massage pada anak 5 tahun

Tak bisa dipungkiri, melakukan I-message kepada anak memang terkadang membutuhkan kesabaran ekstra. Alangkah baiknya, orangtua mengaplikasikannya saat emosi dalam kondisi tenang agar pesan bisa tersampaikan dengan jelas.
Dalam I-message, I alias saya menjadi tokoh utamanya. Perasaan marah, sedih, atau kecewa tervalidasi adanya. Tidak ada istilah baper karena yang merasakan kondisi tersebut adalah I atau saya.
'Saya' bertanggung jawab atas emosi yang dirasakannya. Namun, anak tidak akan tahu emosi yang sedang dirasakan 'saya' jika tidak dikomunikasikan dengan baik. Oleh karena itu, Mama perlu memberitahukan emosi dan alasannya, serta memberikan solusinya pula.
Kira-kira I-message memiliki rumus seperti ini:
Pada kalimat I-message, orangtua harus mengekspresikan perasaan dan membicarakan ekspektasinya. I-message juga membuka ruang diskusi bagi kedua belah pihak. Ketika menerapkannya, jangan lupa bahwa perkembangan emosi dan otak belum sepenuhnya sempurna.
Contohnya:
"Aku merasa sangat kedinginan karena salju sedang turun di luar. Tetapi, aku tidak bisa masuk ke dalam rumah karena terkuci. Aku harap kamu bisa membantuku membukakan kunci,"
Lalu, jika kasusnya anak suka berteriak dan meluapkan emosinya, dibanding berkata "Kamu nakal," orangtua sebaiknya mengganti kata-kata tersebyt dengan "Mama/Papa kaget sekali saat adik berteriak, Mama/Papa nggak tahu apa yang adik rasakan. Mama/Papa berharap adik bisa menyampaikannya secara baik-baik,"
Siapa di antara Mama yang sudah menerapkan i-message kepada anak?



















