Apa Itu GTM dan Bagaimana Pengaruhnya pada Tumbuh Kembang Anak?

- GTM atau Gerakan Tutup Mulut bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak
- Hipnoterapi anak dapat membantu mengatasi GTM yang sulit diatasi
- GTM bisa disebabkan oleh faktor psikologis seperti trauma atau gangguan makan kompleks
Kalau waktu makan tiba, si Kecil sering menolak sendok, menutup bibir rapat, atau bahkan menjerit saat disuapi? Kondisi ini dikenal sebagai GTM alias Gerakan Tutup Mulut. Meski terlihat sepele, GTM bisa berdampak pada tumbuh kembang anak, terutama jika dibiarkan terlalu lama.
Masalah makan pada anak memang bisa sangat kompleks. Beberapa anak memilih lapar daripada makan, ada yang sensitif terhadap tekstur atau bau makanan, bahkan ada yang mengalami trauma makan sebelumnya. Hal ini membuat orangtua sering merasa kebingungan dan cemas saat harus memberi makan.
Di sini, Popmama.com akan membahas mengenai apa itu GTM dan bagaimana pengaruhnya pada tumbuh tembang anak?
Disimak yuk, Ma!
Kenapa Anak Menutup Mulut saat Makan?

Si Kecil yang menolak makan, menutup bibir, atau menjerit saat disuapi mungkin sedang mengalami GTM (Gerakan Tutup Mulut). Kondisi ini bukan sekadar anak “rewel makan”, lho, Mama. GTM bisa muncul karena beberapa faktor, misalnya trauma makan sebelumnya, sensitivitas terhadap tekstur atau bau makanan, atau suasana makan yang tidak nyaman.
Beberapa anak bahkan lebih memilih lapar daripada makan, apalagi jika mereka punya sifat impulsif tinggi. Hal ini bisa membuat orangtua merasa cemas dan frustrasi. Padahal, memahami penyebab GTM secara tepat adalah langkah pertama untuk membantu si Kecil menikmati makanan tanpa tekanan.
Hipnoterapi untuk Anak GTM

Untuk beberapa kasus GTM yang sulit diatasi, hipnoterapi anak bisa menjadi metode yang membantu. Bukan seperti yang Mama bayangkan di film-film, hipnoterapi di sini lebih kepada membangun kembali hubungan positif si Kecil dengan makanan.
Dalam video edukasinya di Instagram, Andie Fians, seorang hipnoterapis yang menangani anak GTM, menjelaskan bahwa terapi ini membantu anak mengurangi rasa takut atau trauma saat makan. Dengan metode ini, anak belajar makan dengan nyaman dan percaya diri, tanpa harus dipaksa atau dimarahi.
Kisah Nyata Anak GTM

Salah satu kasus menarik datang dari Arumi, si Kecil berusia 2 tahun 3 bulan dari Semarang. Selama lebih dari setahun, Arumi harus menggunakan selang NGT karena menolak makan dan minum. Orangtuanya sempat ragu mencoba hipnoterapi, tapi setelah beberapa sesi, Arumi mulai makan dengan lancar dan NGT pun dilepas.
Kasus lain berasal dari Febry, remaja 14 tahun dari Yogyakarta, yang sempat takut makan nasi, lauk, buah, dan sayur. Setiap kali disuruh makan nasi, ia merasa mual. Setelah menjalani hipnoterapi, nafsu makannya kembali pulih.
Kedua kasus ini menunjukkan bahwa dengan metode yang tepat, anak-anak dengan GTM bisa kembali membangun hubungan positif dengan makanan mereka.
Faktor Psikologis GTM

GTM tidak selalu soal “anak susah makan”. Beberapa anak mengalami GTM karena faktor psikologis, seperti trauma atau gangguan makan yang lebih kompleks, misalnya anoreksia nervosa. Kondisi ini membuat anak memiliki persepsi negatif terhadap tubuhnya sendiri, meski jarang terjadi pada anak kecil.
Itulah infromasi mengenai apa itu GTM dan bagaimana pengaruhnya pada tumbuh kembang anak


















