Hukum Berhubungan Seks di Malam Lailatulqadar

Utamakan dengan meningkatkan ibadah kita dulu yuk, Ma!

13 April 2023

Hukum Berhubungan Seks Malam Lailatulqadar
Freepik/freepik

Setelah menjalani hari-hari di bulan Ramadan, tak terasa kalau kita akan meninggalkan bulan yang penuh berkah ini sebentar lagi. Tak jarang, banyak yang memanfaatkan momen menjelang akhir bulan Ramadan dengan memperbanyak ibadah dan amal baik.  

Menjelang akhir bulan Ramadan, mungkin ada juga yang bertanya-tanya terkait apakah boleh berhubungan seks di 10 malam terakhir?

Padahal, pada malam 10 malam terakhir memang dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan I’tikaf di masjid. 

Jika ingin mengetahui boleh tidaknya berhubungan seks pada 10 malam terakhir di bulan puasa, berikut Popmama.com rangkum informasi hukum berhubungan di malam lailatulqadar dari berbagai sumber.

Berhubungan Seks di Malam Hari Hukumnya Boleh

Berhubungan Seks Malam Hari Hukum Boleh
Freepik/freepik

Jika Mama ragu untuk berhubungan seks pada malam bulan Ramadan, hukumnya boleh. Ini juga termasuk di 10 malam terakhir pada bulan puasa.

Seperti dilansir dari Bincang Syariah, dalil dasar dibolehkannya hal tersebut merujuk pada firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 187.

“Dihalalkan bagi kalian pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kalian; mereka adalah pakaian bagi kalian dan kalian juga pakaian bagi mereka.”

Dalam ayat tersebut, ada kata ‘lailatash shiyam’ yang menunjukkan makna seluruh malam. Jadi, boleh melakukan hubungan seks sepanjang malam bulan puasa, termasuk di 10 hari terakhir.

Editors' Pick

Fokuskan untuk Memperbanyak Ibadah di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan

Fokuskan Memperbanyak Ibadah 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan
Freepik/freepik

Meski anjuran berhubungan seks pada 10 malam terakhir bulan puasa diperbolehkan, namun ada baiknya untuk meninggalkan hal yang sifatnya boleh, seperti berhubungan seks.

Hal tersebut ditinggalkan sementara untuk tetap fokus beribadah kepada Allah SWT, termasuk memperbanyak I’tikaf di masjid.

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari menyebutkan bahwa Aisyah pernah bercerita mengenai aktivitas Nabi Muhammad SAW di 10 malam terakhir Ramadan.

“Nabi SAW ketika masuk 10 hari terakhir bulan puasa, beliau mengencangkan sarungnya, menghabiskan malamnya dengan beribadah dan membangunkan istrinya untuk beribadah.”

Sebagian ulama mengatakan, maksud dari kata 'mengencangkan sarung' dalam hadis di atas yakni Rasulullah meninggalkan hubungan badan, bahkan menghindari tempat tidur dengan memisahkan diri dari istrinya dan fokus beribadah serta I’tikaf di masjid.

Keutamaan 10 Malam Terakhir di Bulan Ramadan

Keutamaan 10 Malam Terakhir Bulan Ramadan
Pexels/Abdulmeilk Aldawsari

Dilansir dari Nu Online dalam Kitab Fathul Mu’in, ada tiga amalan utama yang dilakukan pada 10 akhir di bulan Ramadan.

Pertama yakni memperbanyak sedekah, mencukupi kebutuhan keluarga dan berbuat baik dengan teman serta tetangga terdekat.

Kedua yaitu memperbayak membaca Alquran, bahkan Imam An-Nawawi menjelaskan membaca Alquran di akhir malam lebih baik ketimbang awal malam, dan yang paling baik membaca di siang hari atau setelah salat subuh.

Lalu yang terakhir, yakni memperbanyak I’tikaf di masjid. Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. H Dadang Hawari mengatakan bahwa I’tikaf memiliki manfaat bukan hanya untuk kesehatan rohani.

I’tikaf juga memiliki manfaat jasmani di antaranya dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mampu membangkitkan kekuatan baru.

Bahkan, dengan beri’tikaf, kita jadi mampu menghidupkan kembali hati dan mendatangkan ketenangan serta rasa tentram.

Malam Lailatulqadar Perlu Dimanfaatkan dengan Baik

Malam Lailatulqadar Perlu Dimanfaatkan Baik
Pixabay/drfuenteshernandez

Hal yang menjadikan mulianya 10 malam terakhir di bulan Ramadan ini adalah malam lailatulqadar, yaitu malam yang lebih baik dari 1.000 bulan atau 83 tahun.

Biasanya malam lailatulqadar akan jatuh pada malam ganjil. Bahkan Prof Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Membumikan Alquran, memaknai kata qadar dengan tiga makna.

Pertama bermakna penetapan atau pengaturan, kedua berarti kemuliaan dan ketiga berarti sempit. Sempit yang dimaksud, yakni banyaknya malaikat yang turun ke bumi untuk mengatur segala urusan.

Nah, itulah hukum berhubungan di malam lailatulqadar memang diperbolehkan. Namun, bisa dilakukan nanti dan terlebih dahulu mengutamakan urusan beribadah. Terutama terkait anjuran yang Rasulullah lakukan selama 10 malam terakhir bulan Ramadan.

Semoga puasa Mama tetap lancar dan amalan baik bisa terus diraih di bulan-bulan berikutnya. Amin.

Baca juga: 

The Latest