Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Keluarga Karni Ilyas, Berdarah Asli Minangkabau

Instagram.com/presidenilc
Instagram.com/presidenilc

Sosok Karni Ilyas mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Lelaki kelahiran 25 September 1952 ini merupakan tokoh jurnalis senior sekaligus pejuang hukum di Indonesia.

Kesuksesannya sebagai jurnalis terbukti dengan banyaknya program-program unggulan di televisi. Terbaru, namanya jadi sorotan usai mewawancarai papa dari mendiang Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin.

Wawancara tersebut menimbulkan berbagai kontroversi terkait kasus yang terjadi pada Januari 2016 silam. Karni Ilyas memang bukan sosok jurnalis sembarangan. Ia telah menjalani karier tersebut selama puluhan tahun lamanya dan sudah mewawancarai banyak tokoh penting.

Nah, kali ini Popmama.com siap membahas lebih lanjut tentang fakta keluarga Karni Ilyas yang jarang diketahui publik.

1. Mempunyai darah asli Minangkabau

Instagram.com/presidenilc
Instagram.com/presidenilc

Lelaki bernama asli Sukarni Ilyas ini lahir pada 25 September 1952 di Nagari Balingka, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sebelum eksis di layar kaca seperti sekarang, Karni Ilyas dulunya hidup di keluarga yang sangat sederhana.

Kedua orangtuanya bernama Ilyas Sutan Nagari (Papa) dan Syamsinar (Mama). Keluarga Karni Ilyas memiliki darah asli Minangkabau.

2. Dikaruniai tiga orang anak yang telah dewasa

Instagram.com/presidenilc
Instagram.com/presidenilc

Sukari Ilyas resmi melepas status lajangnya usai menikah dengan seorang perempuan bernama Yulina pada tahun 1977. Ia memutuskan menikah ketika usianya menginjak 25 tahun.

Dari pernikahan tersebut, pasangan ini dikaruniai tiga orang anak. Di antara lain bernama Renold Bareno, Romy Bareno, dan Helen Bareno.

3. Kakek dari Karni Ilyas merupakan seorang pedagang

Instagram.com/presidenilc
Instagram.com/presidenilc

Kakek Karni Ilyas dari pihak mamanya diketahui bernama Angku Datuak (Datuk Basa). Kakeknya merupakan seorang pedagang kain partai besar.

Selain itu, kakeknya juga dikenal sebagai salah satu pendiri Sekolah Diniyah Padang Panjang, lembaga pendidikan agama yang berpedoman kepada Al-Qur'an dan sunah Nabi Muhammad SAW.

4. Meninggalkan keluarga di kampung halaman demi merantau ke Jakarta

Instagram.com/presidenilc
Instagram.com/presidenilc

Bakat menulis Karni Ilyas sudah terlihat sejak kecil. Ia telah rajin menulis sejak masih duduk di bangku sekolah. Tulisannya bahkan beberapa kali dimuat di koran Harian Abadi yang ada di Jakarta.

Demi mengejar cita-citanya, Karni Ilyas sampai rela meninggalkan keluarga yang ada di Padang untuk merantau ke Ibu Kota. Mulanya, ia pergi ke Jakarta hanya untuk bersekolah. Namun, di tengah jalan ia memutuskan mencari pekerjaan lantaran tuntutan biaya hidup.

Dia nekat mencari pekerjaan sebagai wartawan karena telah mahir menulis sejak dini. Pada akhirnya, Karni Ilyas memutuskan mencoba melamar jadi reporter di koran Suara Karya meski pada saat itu hanya mengandalkan ijazah SMA karena statusnya masih berkuliah.

5. Mengandalkan surat rekomendasi dari teman papanya untuk bekerja

Instagram.com/presidenilc
Instagram.com/presidenilc

Mengutip buku biografi Karni Ilyas yang ditulis oleh Fenty Effendy, diceritakan bahwa saat Karni Ilyas mencoba melamar pekerjaan sebagai reporter di Suara Karya, dia membawa surat rekomendasi dari Novyan Kaman, seorang teman Papanya yang baru saja terpilih sebagai anggota MPR/DPR mewakili Sumatera Barat.

Pemimpin redaksi Suara Karya saat itu, Rahman Tolleng, menolaknya dengan alasan bahwa tidak ada lowongan yang tersedia. Karni Ilyas yang bertekad mendapatkan pekerjaan akhirnya berbicara dengan Rahmat Tolleng tentang kekurangan berita yang ada di koran tersebut.

"Pak, saya sudah baca Suara Karya. Menurut saya, ada berita yang tidak masuk di situ," kata Karni Ilyas ketika muda.

Setelah ditanya oleh Rahmat Tolleng beberapa kali, Karni Ilyas akhirnya menjawab bahwa tidak ada berita hukum yang dimuat di Suara Karya. Ucapan tegas tersebut akhirnya membuat Karni Ilyas diterima sebagai reporter di Suara Karya.

6. Telah bercita-cita menjadi wartawan sejak kecil

Instagram.com/presidenilc
Instagram.com/presidenilc

Menjadi seorang wartawan merupakan impian Karni Ilyas sejak masa remaja. Ketika ditanya oleh sepupunya mengapa dia ingin menjadi wartawan, Karni Ilyas menjawab dengan singkat bahwa dia ingin menjadi terkenal. Impian itu akhirnya terwujud seiring berjalannya waktu.

Karni Ilyas mulai membangun karier wartawannya di media cetak. Setelah berhenti dari Suara Karya, dia bergabung dengan majalah Tempo dan menempati posisi terakhirnya sebagai redaktur pelaksana rubrik Hukum.

Pada tahun 1996, dia memasuki dunia televisi dengan bergabung di SCTV. Kemudian, Karni Ilyas menjadi pembawa acara di program Liputan 6. Tak lama setelah itu, dia memimpin program berita di stasiun televisi lain, yaitu ANTV.

Pada akhirnya, Karni Ilyas dipercaya menjadi pembawa acara untuk program Jakarta Lawyers Club yang kemudian diubah menjadi Indonesia Lawyers Club atau ILC. Tak disangka program tersebut berhasil membuat namanya semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia.

7. Mengikuti era digital dengan membangun kanal YouTube sendiri

Instagram.com/presidenilc
Instagram.com/presidenilc

Di tengah gempuran teknologi yang semakin canggih, Karni Ilyas berusaha mengikuti perkembangan era digital. Ia memberanikan diri untuk membuat kanal YouTube Karni Ilyas Club pada September 2020.

Nama tersebut mengacu pada program yang ia pandu, Indonesia Lawyers Club. Terhitung saat ini, sudah banyak narasumber yang datang untuk diwawancarai Karni Ilyas, seperti Otto Hasibuan dan papa dari mendiang Mirna.

Demikian informasi seputar fakta keluarga Karni Ilyas. Salut sekali dengan sosok satu ini yang memulai kariernya murni dari nol bahkan di tengah keterbatasan.

 

Share
Topics
Editorial Team
Dimas Prasetyo
EditorDimas Prasetyo
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Foto Dekorasi Pohon Natal Marsha Aruan Tahun 2025, Tema Gingerbread Man

14 Des 2025, 19:48 WIBLife