"Bagi pasangan muda yang baru menikah dan sudah memiliki anak, hal ini mungkin mendorong mereka untuk mempertimbangkan memiliki anak kedua," kata Wang Xue, seorang Mama dari anak berusia sembilan tahun di Beijing, melansir dari AFP.
China Tawarkan Tunjangan Anak untuk Tingkatkan Angka Kelahiran

- Pemerintah China akan memberikan tunjangan Rp 8,2 juta per tahun
- Usaha pemerintah lokal China untuk meningkatkan angka kelahiran
- Tunjangan dinilai terlalu kecil untuk memberikan dampak yang signifikan
Penurunan angka kelahiran di China kini menjadi perhatian serius. Selama tiga tahun berturut-turut, jumlah penduduk negara dengan populasi terbesar kedua di dunia ini terus mengalami penurunan.
Sebagai bentuk respon, pemerintah China mulai mengambil langkah konkret dengan menawarkan tunjangan anak sebagai upaya untuk membalikkan tren ini. Langkah tersebut menjadi babak baru dalam kebijakan keluarga di China.
Pemerintah tidak hanya menyadari tantangan demografis yang dihadapi, tetapi juga mulai mengalokasikan anggaran untuk mendorong keluarga muda agar lebih yakin untuk memiliki anak.
Untuk pembahasannya lebih lanjut, berikut Popmama.com siap mengulas informasi seputar China tawarkan tunjangan anak untuk tingkatkan angka kelahiran.
1. Memberikan tunjangan Rp 8,2 juta per tahun untuk anak di bawah tiga tahun

Pemerintah China akan memberikan tunjangan sebesar 3.600 yuan per tahun (sekitar Rp 8,2 juta) untuk setiap anak di bawah usia tiga tahun.
Inisiatif ini diumumkan oleh media pemerintah, Xinhua, dan merupakan bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan angka kelahiran yang terus menurun sejak beberapa tahun terakhir.
Angka kelahiran pada tahun 2024 hanya mencapai 9,54 juta alias setengah dari angka di tahun 2016, yang mana kala itu kebijakan satu anak telah dihapuskan. Kebijakan satu anak di China berlaku pada tahun 1980 hingga 2015.
Penurunan ini menjadi sinyal bahwa reformasi kebijakan saja belum cukup tanpa dukungan finansial yang memadai bagi keluarga.
2. Usaha pemerintah lokal China untuk meningkatkan angka kelahiran

Angka pernikahan di China juga mencapai rekor terendah. Hal ini dilatarbelakangi karena banyak pasangan yang menunda memiliki anak lantaran biaya membesarkan anak sangat tinggi. Beberapa dari mereka juga lebih memilih mengutamakan karier.
Lebih dari 20 provinsi di China telah mengembangkan skema tunjangan anak. Pada bulan Maret, Hohhot, ibu kota di daerah otonomi Mongolia Dalam di China Utara, memberikan insentif hingga 100.000 yuan (Rp 22,8 juta) kepada keluarga dengan tiga anak atau lebih.
Kemudian, di Shenyang, keluarga dengan anak ketiga menerima tunjangan bulanan sebesar 500 yuan (Rp 2,8 juta) kepada keluarga yang memiliki anak ketiga. Tunjangan diberikan sampai anak berusia tiga tahun.
Selain insentif keuangan, beberapa daerah juga menawarkan kebijakan cuti yang lebih fleksibel. Provinsi Sichuan bahkan mengusulkan peningkatan cuti menikah dari lima hari menjadi 25 hari, serta perpanjangan cuti melahirkan dari 60 hari menjadi 150 hari demi menciptakan lingkungan yang lebih ramah keluarga.
3. Tunjangan dinilai terlalu kecil untuk memberikan dampak yang signifikan
.jpg)
Meskipun banyak pihak menilai langkah ini positif, para analis menekankan bahwa insentif finansial semata belum cukup mengatasi masalah depopulasi.
Zhiwei Zhang, Presiden dan Ekonom Utama di Pinpoint Asset Management, menyebut tunjangan ini mencerminkan kesadaran pemerintah terhadap dampak ekonomi dari rendahnya kelahiran, namun dampaknya terhadap konsumsi dan pertumbuhan masih diragukan.
Di sisi lain, menurut Pakar Ekonomi China di Capital Economics, Zichun Huang, kebijakan ini menjadi langkah penting di mana pemerintah memberi bantuan langsung kepada keluarga-keluarga di China.
Namun, jumlah tunjangan tersebut dinilai terlalu kecil untuk memberikan dampak pada angka kelahiran dan konsumsi dalam jangka pendek.
Menurutnya, kebijakan ini belum cukup untuk meyakinkan keluarga-keluarga di China untuk memiliki anak kedua lantaran kendala finansial.
"Memiliki satu anak masih bisa diatasi, tapi jika saya memiliki dua, saya mungkin merasa sedikit tertekan secara finansial," lanjutnya.
Demikian pembahasan mengenai China tawarkan tunjangan anak untuk tingkatkan angka kelahiran. Bagaimana menurut pendapat Mama?



















