Begini Cara Mengetahui Detak Jantung Janin dengan Tangan

Sebenarnya, mengetahui detak jantung janin hanya dengan tangan bukanlah cara yang akurat secara medis. Sebab, detak jantung janin terlindungi oleh lapisan perut, rahim, serta cairan ketuban. 

Namun, beberapa ibu hamil ingin mencoba merasakan tanda-tanda kehidupan si Kecil secara alami, salah satunya dengan meletakkan tangan di perut untuk merasakan denyutan halus.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan bila Mama ingin mencoba mengenali detak jantung janin dengan tangan:

1. Temukan posisi yang nyaman
   Berbaringlah telentang di tempat yang tenang, dan letakkan kedua tangan di atas perut. Usahakan tubuh dalam keadaan rileks agar Mama bisa lebih fokus merasakan sensasi dari dalam perut.

2. Perhatikan area sekitar perut bagian bawah
   Pada usia kehamilan sekitar 18 minggu ke atas, rahim mulai naik dan janin lebih mudah dirasakan. Letakkan telapak tangan di perut bagian bawah dan rasakan denyut atau getaran lembut yang ritmis.

3. Bedakan antara detak jantung janin dan denyut nadi sendiri
   Kadang yang terasa bukan detak jantung janin, melainkan denyut nadi mama sendiri dari pembuluh darah besar di perut. Untuk membedakannya, detak jantung janin biasanya lebih cepat, berkisar antara 110–160 kali per menit, sedangkan detak jantung Mama sekitar 60–100 kali per menit.

4. Lakukan di suasana yang tenang
   Lingkungan yang tenang tanpa gangguan suara akan membantu Mama lebih fokus. Hindari melakukannya setelah makan atau beraktivitas berat, karena gerakan usus dan aliran darah bisa membuat sensasi denyut menjadi tidak jelas.

5. Jangan khawatir jika tidak merasakan apa pun
   Tidak semua ibu hamil bisa merasakan detak jantung janin dengan tangan, terutama di usia kehamilan muda atau jika lapisan lemak perut cukup tebal. Hal ini bukan tanda bahaya, karena cara ini memang sangat terbatas dan tidak seakurat alat medis seperti doppler fetal atau USG.

Selain tangan kosong, Mama juga bisa mencoba menggunakan stetoskop jika memilikinya. Stetoskop merupakan salah satu cara termudah untuk mendengarkan detak jantung janin ketika berada di rumah. 

Caranya, cukup letakkan stetoskop di perut dan dengarkan. Mama mungkin perlu sedikit menggunakannya untuk menemukan detak jantung si Kecil. 

Melansir dari laman Healthline, detak jantung janin pertama kali dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG transvaginal pada usia kehamilan sekitar 5,5 hingga 6 minggu setelah pembuahan. 

Pada tahap ini, kutub janin alias tanda awal yang terlihat dari perkembangan embrio terkadang sudah mulai terlihat. Memasuki usia kehamilan 6,5 hingga 7 minggu, detak jantung janin biasanya dapat diamati dengan lebih jelas. 

Di periode inilah dokter umumnya akan menjadwalkan USG perut atau USG transvaginal pertama untuk memastikan tanda-tanda kehamilan yang sehat dan berkembang.

Biasanya, setelah hasil tes kehamilan menunjukkan positif, dokter akan merekomendasikan USG awal kehamilan pada usia 7,5 hingga 8 minggu. Namun, pada beberapa fasilitas kesehatan, USG pertama bisa saja baru dijadwalkan antara 11 hingga 14 minggu kehamilan.

Dalam beberapa kasus, dokter dapat menyarankan USG lebih dini di usia sekitar 6 minggu bila Mama memiliki riwayat medis tertentu, seperti pernah mengalami keguguran, kesulitan mempertahankan kehamilan, atau kondisi kesehatan khusus lainnya. 

Saat pemeriksaan pertama ini, dokter biasanya akan memeriksa beberapa hal berikut:

1. Memastikan kehamilan berlangsung normal dan layak.

2. Memastikan kemungkinan kehamilan molar atau ektopik.

3. Memastikan keberadaan detak jantung janin.

4. Mengukur panjang kepala hingga bokong janin untuk memperkirakan usia kehamilan.

5. Mengevaluasi kemungkinan adanya kelainan atau kehamilan yang tidak normal.

Terkait detak jantung janin, denyut normalnya berkisar antara 90–110 kali per menit (bpm) pada usia kehamilan 6–7 minggu. Sementara itu, pada usia kehamilan 9 minggu, detaknya umumnya meningkat menjadi sekitar 140–170 bpm.

Tidak jarang, detak jantung bayi belum terdengar pada pemeriksaan USG pertama. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh usia kehamilan yang masih terlalu dini, sehingga bukan berarti ada masalah. 

Dalam situasi seperti ini, dokter kemungkinan akan menyarankan pemeriksaan USG ulang dalam 1 hingga 2 minggu berikutnya. 

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa membuat detak jantung janin sulit terdengar, seperti posisi rahim yang miring, ukuran perut yang besar, atau usia kehamilan yang ternyata lebih muda dari perkiraan awal.

Jika detak jantung belum terdeteksi, dokter umumnya akan melakukan pengukuran ukuran janin. Biasanya, kekhawatiran muncul bila embrio dengan panjang ubun-ubun hingga bokong lebih dari 5 milimeter tidak menunjukkan adanya detak jantung.

Dokter juga akan memberikan perhatian lebih jika setelah usia kehamilan 6 minggu belum terlihat adanya kantung kehamilan.

Dalam kondisi ini, dokter bisa saja meminta tes darah tambahan untuk memastikan kehamilan, atau menjadwalkan pemeriksaan USG lanjutan beberapa hari kemudian guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Selama masa kehamilan, jantung janin akan terus mengalami perkembangan. Pada minggu-minggu awal, detak jantung janin biasanya berada di kisaran 90 hingga 110 denyut per menit. 

Seiring bertambahnya usia kehamilan, detak tersebut akan meningkat dan mencapai puncaknya sekitar minggu ke-9 hingga ke-10, yaitu sekitar 140 hingga 170 denyut per menit.

Setelah periode tersebut, detak jantung janin yang normal berada di antara 110 hingga 160 denyut per menit selama trimester kedua dan ketiga. Perlu diketahui bahwa detak jantung bayi bisa berubah-ubah sepanjang kehamilan. Perbedaan ini dapat terlihat pada setiap pemeriksaan prenatal yang dilakukan.

Dokter biasanya akan memberikan perhatian khusus apabila detak jantung bayi terlalu lambat, terlalu cepat, atau menunjukkan irama yang tidak teratur. Kondisi tersebut bisa menandakan adanya masalah pada jantung janin. 

Karena itu, pemantauan detak jantung dilakukan secara rutin di setiap kunjungan kehamilan untuk memastikan bayi tetap dalam kondisi sehat.

Demikian pembahasan mengenai cara mengetahui detak jantung janin dengan tangan. Meskipun mencoba merasakan detak jantung janin dengan tangan bisa menjadi momen yang membahagiakan, cara ini tidak dapat dijadikan patokan medis. 

Untuk memastikan kondisi janin dan detak jantungnya, pemeriksaan USG atau doppler di rumah sakit tetap menjadi cara paling aman dan akurat, ya, Ma.