Penuhi! 5 Jenis Imunisasi Wajib dan 7 Tambahan untuk Bayi Baru Lahir

Sudahkah si Kecil mendapatkan imunisasi dengan seluruh jenisnya?

6 Agustus 2019

Penuhi 5 Jenis Imunisasi Wajib 7 Tambahan Bayi Baru Lahir
Freepik.com/Tonefotografia

Imunisasi adalah suatu tindakan menyuntikan vaksin kedalam tubuh guna mendapatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit. Semua jenis imunisasi memiliki jadwal dan waktu yang telah ditentukan. Hal ini jangan sampai dilewatkan agar tubuh dapat menghasilkan sistem kekebalan sampai dewasa.

Adapun imunisasi untuk bayi baru lahir di antaranya imunisasi BCG, hepatitis B, polio, DPT dan campak. Tak hanya itu, masih ada tambahan imunisasi lain yang perlu anak dapatkan.

Apa saja?

Berikut Popmama.com telah merangkum ulasan lengkapnya.

1. Imunisasi hepatitis B

1. Imunisasi hepatitis B
www.solusisehatku.com

Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B. Pemberian vaksin hepatitis B dilakukan sebanyak 3 kali.

Imunisasi hepatitis B yang pertama diberikan pada bayi yang baru lahir. Selanjutnya, untuk dosis kedua pada saat bayi usia 1-2 bulan.

Sedangkan untuk dosis ketiga, dilakukan saat bayi usia 6-18 bulan dengan pemberian dosis 0,5 cc. Adapun imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk memberikan sistem kekebalan tubuh dan melindunginya terhadap virus hepatitis B.

Jika tidak dilakukan, hepatitis B dapat menyebabkan infeksi organ hati yang menimbulkan penyakit kronis, di antaranya kanker hati dan sirosis hati.

Maka dari itu, orangtua yang mempunyai bayi dianjurkan untuk melakukan imunisasi hepatitis B agar terhindar dari penyakit tersebut.

Sedangkan efek samping setelah melakukan imunisasi hepatitis B, akan muncul reaksi seperti demam ringan dan bengkak pada bagian kulit bekas suntikan.

2. Imunisasi polio

2. Imunisasi polio
Pixnio/James Gathany

Imunisasi polio yaitu imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit polio. Penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya dan dapat menular.

Tahapan imunisasi polio dilakukan pada bayi baru lahir, kemudian saat berusia 2 bulan, dilanjukan saat ia sudah berusia 4 bulan, dilanjutkan saat si Kecil berusia 6 bulan, dan yang terakhir saat bayi berusia 18-24 bulan.

Adapun imunisasi yang satu ini dapat diulang saat anak sudah berusia 5-6 tahun. Manfaat imunisasi polio salah satunya untuk memberikan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kecacatan.

Editors' Pick

3. Imunisasi BCG

3. Imunisasi BCG
Pixabay/qimono

Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberculosis. Pemberian imunisasi BCG diberikan pada bayi sebelum usia 3 bulan dengan dosis sebanyak 1 kali seumur hidup.

Adapun mamfaat imunisasi BCG yaitu untuk mendapatkan sistem kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan terhadap penyakit tuberculosis atau TBC.

Penyakit TBC jenis penyakit yang mudah menular sehingga bayi mudah terkena penyakit tersebut karena bayi belum memiliki sistem imun yang kuat.

Sedangkan untuk efek samping setelah imunisasi BCG yaitu muncul reaksi seperti demam ringan dan sakit dibagian tubuh bekas suntikan. Namun reaksi ini hanya berlangsung selama 1 atau 2 hari dan akan sembuh sendiri.

4. Imunisasi DPT

4. Imunisasi DPT
Pixabay/qimono

Tahapan pemberian imunisasi DPT dilakukan saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 18 bulan. Kemudian akan diulang saat usia 5-12 tahun.

Imunisasi DPT sangat penting, karena dapat mencegah terjadinya 3 jenis penyakit sekaligus, di antaranya difteri, pertusis dan tetanus.

Sedangkan efek samping imunisasi DPT sama hal nya dengan imunisasi lain, yakni hanya menimbulkan demam dan bengkak pada bagian kulit bekas suntikan.

5. Imunisasi campak

5. Imunisasi campak
pixnio.com

Imunisasi campak diberikan saat bayi berusia 9 bulan dan bermanfaat dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit campak.

Biasanya penyakit campak akan menyebabkan batuk, pilek, sakit tenggorokan, sulit bernapas, bintik-bintik merah pada bagian kulit, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Adapun efek samping imunisasi campak yaitu demam dan sakit pada bagian kulit bekas suntikan.

6. Imunisasi tambahan

6. Imunisasi tambahan
Pexels/Pixabay

Mengacu pada ketentuan Permenkes No. 12 Tahun 2017, bayi sangat ditekankan untuk mendapat beberapa imunisasi tambahan di luar lima vaksin wajib di atas.

Jenis vaksin pilihan juga bisa diberikan pada anak-anak hingga orang dewasa seusai dengan kebutuhan dan kondisi.

Berikut beberapa diantaranya:

  • Vaksin MMR

Vaksin MMR bertujuan untuk mencegah penyakit campak (Measles), gondongan (Mumps), dan Rubela (campak Jerman).

Vaksin ini umumnya diberikan saat anak berusia 12-18 bulan. Namun jika anak sudah pernah vaksin campak dan punya riwayat terkena salah satu penyakit di atas sebelumnya, ia tetap perlu mendapatkan vaksin MMR.

Vaksin ini juga direkomendasikan bagi anak yang memiliki penyakit kronis seperti kistik fibrosis, kelainan jantung bawaan, kelainan ginjal bawaan, serta sindrom down.

  • Vaksin tifoid

Vaksin tifoid bertujuan mencegah infeksi bakteri Salmonella typhii yang merupakan penyebab penyakit tifus. Vaksin ini bisa diberikan saat anak berusia 24 bulan.

Perlu dicatat bahwa kemampuan vaksin tifoid untuk melindungi anak dari tipes kurang lebih hanya sekitar 50-80% saja. Itu kenapa vaksin ini sebaiknya diulang setiap 3 tahun sekali.

Namun, orangtua juga tetap perlu untuk memilah-milih makanan yang sehat serta memastika kebersihan diri anak dan kualitas sanitasi di tempat tinggal.

  • Vaksin rotavirus

Vaksin rotavirus berfungsi mencegah infeksi rotavirus yang bisa mengakibatkan diare kronis. Ada 2 jenis vaksin rotavirus, yakni vaksin monovalent dan pentavalent.

Kedua jenis vaksin tersebut bisa diberikan secara oral, dengan jadwal pemberian yang berbeda. Vaksin monovalent diberikan 2 kali saat anak berusia 6-12 minggu, dengan jarak waktu pemberian selama 8 minggu.

Sementara vaksin pentavalent diberikan 3 kali, mulai saat anak berusia 2 bulan dengan jarak waktu pemberian per 4-10 minggu.

Vaksin pentavalent terakhir maksimal diberikan saat anak berusia 8 bulan. Rangkaian vaksin rotavirus sebaiknya sudah selesai dilengkapi semua saat anak menginjak usia 24 bulan.

  • Vaksin pneumokokus (PCV)

Vaksin PCV adalah imunisasi untuk melindungi anak dari infeksi bakteri pneumokokus. Infeksi bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga.

Vaksin ini bisa diberikan pada anak mulai usia 7-12 bulan sebanyak 2 kali dengan jarak 2 bulan. Jika diberikan pada anak yang sudah berusia di atas 2 tahun, PCV cukup diberikan sebanyak 1 kali.

  • Varicella

Vaksin varicella (Varivax) adalah imunisasi rutin untuk mencegah cacar air. Vaksin ini biasanya diberikan sebanyak 2 kali, yang pertama pada rentang usia 12-15 bulan sebelum masuk sekolah dasar.

Imunisasi yang kedua kalinya kemudian diberikan saat anak berusia 4-6 tahun. Vaksin cacar juga bisa diberikan pada orang dewasa yang belum pernah kena cacar air sebelumnya.

Perlu dipahami bahwa vaksin ini tidak menjamin sepenuhnya anak akan kebal dari cacar air sama sekali. Namun, setidaknya imunisasi bisa menurunkan keparahan gejala penyakitnya.

Sebab jika anak tidak mendapatkan vaksin sama sekali, risiko komplikasi cacar air justru akan semakin tinggi.

  • Vaksin influenza

Vaksin influenza idealnya diberikan saat anak minimal sudah berumur 6 bulan. Berbeda dengan jenis vaksin lainnya yang hanya diberikan sesuai jadwal, vaksin influenza tidak demikian.

Vaksin influenza boleh didapatkan kapan saja. Pemberian vaksin ini juga sebaiknya diulang kembali setiap tahun untuk mencegah anak terkena flu.

  • Hepatitis A

Hepatitis A adalah infeksi virus yang menyebar melalui makanan maupun feses penderitanya. Penyakit hepatitis A bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.

Itu sebabnya pemberian vaksin hepatitis A harus dilakukan sedini mungkin, tepatnya saat usia anak sudah menginjak 2 tahun. Pemberian vaksin ini biasanya dilakukan 2 kali dengan jarak 6-12 bulan sekali.

Namun, bisa juga didapatkan 2-3 kali per 6-12 bulan bagi anak yang sudah berusia lebih dari 2 tahun. Bagi anak yang lebih tua dan orang dewasa, vaksin ini bisa diulang setiap 10 tahun sekali.

Efektivitas vaksin akan mulai bekerja sekitar 15 hari setelah didapatkan dan akan bertahan selama kurang lebih 20-50 tahun.

Nah, itulah ulasan dan daftar lengkap seputar jenis imunisasi pada bayi baru lahir.

Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest