Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Cara Membedakan Postur Normal dan Skoliosis pada Anak menurut Dokter

back-view-girl.jpg
Freepik
Intinya sih...
  • Kelengkungan tulang belakang normal tidak terlalu terlihat secara kasat mata, sementara skoliosis ditandai dengan perbedaan tinggi bahu dan pinggul.
  • Risiko skoliosis meningkat saat pertumbuhan intens, terutama pada anak perempuan yang belum menstruasi dan anak laki-laki di awal pubertas.
  • Membiasakan anak duduk, berdiri, dan berjalan dengan postur tegak serta melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan tulang belakang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Postur tubuh anak yang terlihat sedikit miring atau tidak simetris sering kali membuat orangtua bertanya-tanya, apakah kondisi tersebut masih tergolong normal atau justru menjadi tanda awal skoliosis. 

Apalagi, pada masa pertumbuhan cepat, perubahan bentuk tubuh anak bisa terjadi dalam waktu singkat dan kerap luput dari perhatian. Karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami cara membedakan postur normal dan skoliosis pada anak.

Simak pembahasannya telah Popmama.com siapkan berdasarkan penjelasan dokter. 

Cara Membedakan Postur Normal dan Skoliosis pada Anak menurut Dokter

dokter rspi.jpg
Dok. Rumah Sakit Pondok Indah Group

Kelengkungan tulang belakang yang masih tergolong normal umumnya tidak terlalu terlihat secara kasat mata.

Jika dilakukan pemeriksaan menggunakan x-ray, sudut kelengkungan biasanya tidak lebih dari 10 derajat dan masih bersifat fleksibel atau mudah diluruskan.

Namun, orangtua perlu lebih waspada jika mulai terlihat tanda-tanda yang jelas, seperti perbedaan tinggi bahu kanan dan kiri, tonjolan tulang belikat yang tidak seimbang, hingga tinggi pinggul yang tampak berbeda. 

Kondisi-kondisi tersebut bisa menjadi sinyal awal skoliosis yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis.

“Lengkungan yang masih normal umumnya tidak terlalu terlihat. Apabila diukur dengan x-ray mungkin tidak lebih dari 10 derajat, dan masih fleksibel atau mudah diluruskan,” kata dr. Faisal Mi'raj, Sp. OT, (K) selaku Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Ortopedi Anak, Limb Lengthening, and Reconstruction dari RSPI Pondok Indah dan RSPI Bintaro Jaya saat diwawancarai oleh Popmama.com. 

“Namun perlu berhati-hati pada keadaan lengkungan yang jelas terlihat, perbedaan level bahu yang jelas, adanya perbedaan tonjolan tulang belikat yang jelas, serta perbedaan tinggi pinggul yang jelas,” lanjutnya

Faktor yang Memperparah Kelengkungan Tulang Belakang saat Masa Pertumbuhan Cepat

medium-shot-doctor-checking-kid.jpg
Freepik

Kelengkungan tulang belakang dapat memburuk paling cepat pada periode pertumbuhan yang intens atau dikenal sebagai growth spurt

Pada fase ini, perubahan tinggi badan anak terjadi dengan cepat, sehingga berisiko memperparah kelengkungan yang sudah ada.

Risiko skoliosis juga lebih tinggi pada anak perempuan yang belum mengalami menstruasi serta anak laki-laki yang masih berada di awal masa pubertas. 

Oleh karena itu, diperlukan observasi yang lebih ketat selama masa pertumbuhan ini. Dalam beberapa kasus, dokter bahkan dapat merekomendasikan penggunaan brace untuk mencegah kelengkungan semakin progresif.

Kelengkungan akan memburuk paling cepat selama periode pertumbuhan yang paling intens. Anak perempuan yang belum menstruasi atau anak laki-laki yang masih berada di awal pubertas memiliki risiko tinggi skoliosis. Oleh karenanya, perlu observasi ketat bahkan hingga pemakaian brace untuk mencegah progresivitas,” jelas dr. Faisal Mi'raj, Sp. OT, (K). 

Cara Menjaga Postur Tubuh Anak

close-up-woman-helping-child.jpg
Freepik

Untuk membantu menjaga kesehatan tulang belakang anak, orangtua perlu membiasakan anak duduk, berdiri, dan berjalan dengan postur tegak. 

Saat duduk, pastikan kaki anak menapak di lantai dan punggung bersandar penuh pada sandaran kursi. Anak juga perlu diingatkan agar tidak membungkuk saat belajar atau beraktivitas di meja.

Selain itu, penggunaan gawai perlu mendapat perhatian khusus. Posisi layar sebaiknya sejajar dengan mata untuk menghindari kebiasaan menunduk dalam waktu lama.

“Ajarkan dan ingatkan anak untuk duduk, berdiri, dan berjalan dengan tegak,” ungkap dr. Faisal Mi'raj, Sp. OT, (K). 

“Saat duduk, kaki sebaiknya menapak di lantai dengan punggung bersandar penuh pada sandaran kursi. Hindari membungkuk di atas meja. ​Saat menggunakan gawai, pastikan layar berada sejajar dengan mata dan hindari melihat ke bawah dalam waktu yang lama,” lanjutnya. 

Orangtua juga disarankan memperhatikan tas sekolah si Kecil dengan memastikan bebannya tidak lebih dari 10–15 persen berat badan anak dan selalu digunakan dengan kedua tali bahu. 

“Perhatikan tas sekolah si Kecil, pastikan ia membawa tas dengan beban yang wajar (tidak lebih dari 10-15% dari berat badan anak) dan selalu menggunakan kedua tali bahu (ransel),” sambungnya. 

Dorong anak untuk rutin melakukan aktivitas fisik yang melibatkan peregangan serta penguatan otot inti dan punggung.

Beberapa pilihan olahraga yang dianjurkan antara lain renang, pull up, dan bermain monkey bar yang dapat membantu menjaga postur dan kekuatan tulang belakang secara alami.

“Selain itu, dorong aktivitas fisik yang melibatkan peregangan dan penguatan otot inti (core muscle) serta otot punggung secara rutin, seperti renang, pull up, dan monkey bar,” pungkasnya. 

Itu dia cara membedakan postur normal dan skoliosis pada anak. Orangtua diharapkan bisa lebih peka terhadap perubahan postur anak sejak dini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

10 Gaya Fashion Rafathar sepanjang Tahun 2025, Kasual Mewah

15 Des 2025, 13:07 WIBBig Kid