Contoh Naskah Drama Natal Pendek untuk Anak Sekolah

Ada naskah drama yang bisa dicoba untuk anak mama nih!

24 Desember 2021

Contoh Naskah Drama Natal Pendek Anak Sekolah
Pexels/Nicole Michalou

Tidak terasa sebentar lagi Hari Raya Natal akan tiba. Banyak sekali kegiatan yang akan dilakukan pada perayaan natal. Momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh orang dewasa ataupun anak-anak. 

Biasanya anak-anak akan membuat drama pendek pada tanggal 25 Desember nanti sebagai bentuk dari perayaan Natal. Drama yang ditampilkan pun bermacam-macam. Drama Natal ini menyajikan kisah kelahiran Kristus dalam berbagai cara.

Untuk Mama yang sedang mencari naskah serta cerita drama Natal tentang kehidupan sehari-hari yang singkat dan menarik untuk pentas anak nanti, di bawah ini Popmama.com akan rangkum selengkapnya. 

1. Drama pendek "Natal Milik Kita Bersama"

1. Drama pendek "Natal Milik Kita Bersama"
Freepik/senivpetro

Drama yang bisa ditampilkan anak-anak di hari minggu ketika perayaan Hari Raya Natal. Mama bisa dampingi anak ketika mereka hendak memainkan drama ini.

Di bawah ini naskah drama "Natal Milik Kita Bersama". 

Narator: di suatu sore di desa terpencil dipinggir hutan. Ada seorang remaja bernama Joko sedang duduk termenung di pinggiran sawah sembari menatap ke langit dengan tatapan kosong. Tampaknya ia sedang gelisah memikirkan sesuatu.

Joko: (Sambil melamun menatap langit) Natal sebentar lagi, rencananya remaja gereja mau mengikuti perayaan Natal di gereja pusat. Bagi yang ikut ada biaya 200rb. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu

(tok tok tok, Joko mengetuk pintu rumah)

Joko: syaloom.
Mama: syaloom, dari mana saja kamu, tadi pamitnya pergi ke sawah sebentar lho, kok sampai jam segini baru pulang?
Joko: maaf ya Ma, tadi Joko keasyikan bermain jadi sampai lupa waktu.
Papa: ya sudah, duduk sini, sekarang gantian Papa yang ngomong. Papa lihat akhir-akhir  ini kamu sering melamun, ada masalah apa sebenarnya? 
Mama: Mama juga merasakan seperti itu lho Jok! Ada apa sebenarnya?
Joko: sebenarnya Joko bingung, remaja gereja mau ikut perayaan Natal di gereja pusat dengan biaya 200rb, itu untuk biaya makan, bus, dan seragam. Joko tidak mau merepotkan Mama dan Papa. Makanya Joko sering melamun bagaimana bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. 
Mama: oh jadi seperti itu. Ya kamu cerita jangan dipikirkan sendiri
Papa: ya nanti Papa coba carikan pinjaman ya Nak, biar kamu bisa ikut. Karena di gereja pusat sangat megah dan menyenangkan. Papa ingin kamu juga ikut merasakan Natal di sana. Kita serahkan semua ini kepada Tuhan agar diberikan jalan keluar.

(mereka saling berpelukan dan memuji Tuhan)
(menyanyi lagu Hai Dunia Bergembiralah)

Babak 2
Narator: di dalam gereja di ruang remaja, para remaja gereja sedang membicarakan tentang rencana Natal ke gereja pusat. Tampaknya mereka sedang serius dalam pembicaraannya. Ketua panitia memulai rapatnya.

Dimas: teman-teman rencana kita untuk Natal ke gereja pusat tinggal sebentar lagi, bagaimana dengan persiapan kalian semua? 
Andin: untuk keuangan masih kurang 1 teman lagi yaitu si Joko. Saya lihat dia mengalami kesulitan masalah keuangan, bagaimana kalau kita membantunya? Kasihan dia. 
Dimas: betul juga, kasihan dia, orangtuanya hanya buruh tani. Bagaimana kalau kita patungan saja biar bisa untuk membantunya supaya dia bisa ikut dalam 
Novi : saya juga setuju, Natal kan tidak cuma pesta pora, tapi juga dapat membagi berkat buat sesama kita. Apalagi si Joko baik hati dan sangat rajin dalam pelayanan di tempat ini. 
Dimas: okelah kalau begitu. Kita patungan untuk membantunya. Jadi sekarang keuangan udah fix ya.

Joko: (tok tok tok.... syaloom)
Remaja: syaloom
Joko: maaf saya terlambat, tadi habis bantu-bantu Papa dulu di sawah. Saya juga minta maaf belum bisa membayar uang iuran Natal karena uangnya belum terkumpul.
Kesia: tidak apa-apa Joko, ayo duduk sini bergabung dengan kita.
Dimas: tenanglah temanku, mari bersukacita, iuranmu sudah ada yang membayarnya, jadi kamu bisa ikut Natal. Jadi jangan bersedih lagi ya. 
Joko: hah? Siapa yang membayarnya? Benarkah aku bisa ikut Natal?  Puji Tuhan aku bersyukur kepadaMu ya Tuhan atas berkatMu. Natal sungguh berarti bagiku, sukacita natal akan terus terpancar dalam hidupku Tuhan. Terima kasih buat teman-temanku semua yang begitu baik padaku.
Andin: sama-sama Jok. Kita semua disini saudara dalam Tuhan, jadi kita harus saling menolong.
Vicky: mari kita buat perubahan besar melalui gereja ini. Melalui pelayanan yang bisa kerjakan buat Tuhan.

Narator: akhirnya para remaja ini bersukacita bersama sambil memuji-muji Tuhan. Kemudian mereka pulang kerumah mereka masing-masing dengan penuh sukacita.

Babak 3
Narator: Hari Natal telah tiba, rombongan remaja desa itu sudah tiba di gereja pusat, mereka sangat kagum akan kemegahan gereja pusat.

Mereka bersukacita dalam mengikuti setiap acara, kelap-kelip lampu Natal menambah semarak Natal menjadi semakin meriah. Tampilan dan isian acara pun sangat mempesona.

Dimas: wah bagus sekali ya gerejanya, isiannya juga bagus. 
Kesia: iya, anak-anak yang datang sangat bersemangat sekali
Niko: wah! Bagus sekali, megah dan mewah

Narator: mereka semua antusias dalam mengikuti perayaan Natal, wajah mereka bersukacita, Kristus telah lahir di hati mereka dan di hati kita semua, sampaikanlah kabar baik ini keseluruh penjuru dunia, agar semua orang bisa menerima kabar baik ini dan diselamatkan.

Perayaan Natal telah usai, rombongan remaja ini pun melanjutkan perjalanan ke tempat wisata yang dekat dengan gereja pusat.

Mereka bermain bersama dan bergembira bersama, mereka terlihat sangat kompak dan menyala-nyala dalam Tuhan. Natal sungguh berarti bukan hanya bagi mereka yang merayakannya, tetapi biarlah damai dan sukacita natal terpancar keseluruh penjuru dunia.

Joko: puji Tuhan akhirnya kesampaian juga ke sini setelah mengikuti perayaan Natal tadi, saya semakin dikuatkan dan tambah bersemangat dalam melayani Tuhan. Tuhan memang dasyat, Ia lahir kedunia untuk menyelamatkan umat manusia yang percaya kepadanya. Bukan cuma buat kita saja, tetapi sampaikanlah kabar ini kepada teman kita, saudara kita, dan bahkan orang-orang disekitar kita yang belum percaya kepada Yesus. 

Narator: akhirnya mereka kembali melanjutkan perjalanan pulang, mereka terus memuji dan memuliakan Tuhan.

2. Drama natal pendek " Hadiah Kursi Roda di Hari Natal"

2. Drama natal pendek " Hadiah Kursi Roda Hari Natal"
Pexels/freestocks.org

Narator:
Andi dan Tasya berbincang di kelas ketika jam istirahat. Keduanya berbincang seputar kado yang ingin dibeli untuk hadiah Natal nanti

Andi: kamu mau kasih hadiah apa untuk adikmu Natal tahun ini?
Tasya: aku bingung Di, karena aku tidak begitu tahu dia suka apa.
Andi: wah kok bisa? Kamu tidak tahu barang kesukaan dia apa?
Tasya: tahu sih, dia suka sekali doraemon, tapi sudah banyak koleksinya. 

Keduanya hening memikirkan kado untuk ulang tahun adik Tasya.

Tasya: eh kalau kamu mau beli apa untuk adikmu Di?
Andi: aku mau membelikan kursi roda untuk dia. Semenjak kecelakaan dia jarang keluar rumah, dia juga tidak bisa datang ke gereja. Padahal aku tahu dia rindu sekali ibadah di gereja. 
Tasya: wah kamu baik sekali, tapi kan kursi roda mahal Di. 
Andi: iya, makanya aku cari kerja sampingan untuk cari tambahan

Narator
Kedua orangtua Andi meninggal saat kecelakaan bersama adiknya. Oleh karena itu sekarang Andi hanya hidup berdua dengan adiknya. Ada satu bibi yang pulang pergi sekadar untuk memasakan Andi dan adiknya di rumah. 

Babak ke-2

Narator: Natal tinggal seminggu lagi, baik Tasya dan Andi pun sama-sama belum membelikan hadiah untuk adiknya di Hari Natal nanti. Tasya masih bingung memilih hadiah apa, sedangkan Andi belum cukup uang untuk membeli kursi roda. 

Di kelas, Andi bercerita dengan Tasya kalau semenjak adiknya tidak bisa ke mana-mana, adiknya gemar sekali melukis. Andi pun menunjukan beberapa koleksi yang dibawa ke sekolahnya. 

Tasya: ini serius hasil karya dari adikmu? (seperti tidak percaya)
Andi: iya ini adikku yang menggambarnya
Tasya: sebentar, aku langsung dapat ide hadiah untuk adikku. Adikmu bisa tidak menggambar santa dengan doraemon bersebalah gitu?
Andi: sepertinya bisa  

Akhirnya setelah dua hari, Andi menyampaikan kalau adiknya bersedia menggambarkan apa yang dia minta. Dan keesokannya, Andi membawakan hasilnya. Tidak disangka Tasya sangat suka. 

Tasya: berapa harganya? 
Andi: tidak perlu, adikku ingin berbagi kebahagiaan katanya
Tasya: ya sudah begini saja, izinkan aku kasih kamu uang tambahan untuk beli kursi rodanya supaya dia bisa ibadah lagi saat natal nanti. 
Andi: kamu jangan bercanda deh
Tasya: aku serius, pulang kelas kita cari kursi rodanya ya. 

Akhirnya Hari Natal yang ditunggu-tunggu pun tiba. Andi membangunkan adiknya untuk segera siap-siap beribadah ke gereja. Namun adiknya enggan bangun karena tidak ada kursi roda.

Andi:  kakak punya hadiah Natal untuk kamu. Kakak kasih lebih awal ya supaya kita bisa beribadah lagi ke gereja sama-sama. 
Adik Andi: hadiah apa? (masih bingung)

Tidak lama kemudian andi masuk ke kamar adiknya dengan membawa kursi roda yang dibeli bersama Tasya beberapa waktu lalu. Adik Andi menangis dengan kado Natal yang berharga untuknya. 

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke gereja yang sudah lama ingin dikunjungi adik Andi sejak lama. Adik Andi tampak sangat gembira di Natal tahun ini karena hadiah yang istimewa. 

Di Gereja, adik Andi mengucapkan terima kasih pada Yesus untuk kado indah yang sudah diberikan melalui kakaknya. Ia selalu percaya selalu ada kebaikan lebih yang ia dapatkan setiap kali merayakan Natal. 

Saat hendak pulang, bahu Andi ditepuk oleh seseorang. Ternyata itu Tasya

Tasya: lho kok kamu di sini Di?

Andi: eh Tasya, iya nih adik aku mau merayakan Natal di gereja ini. Dia senang sekali karena kursi rodanya

Tasya: aku ikut senang ya. Aku ke sini sama adik dan orangtuaku juga. Itu mereka (sambil menunjuk ke arah Mama, Papa dan adik Tasya)

Setelah perbincangan singkat, orantua Tasya mengundang Andi dan adiknya untuk makan bersama di rumah Tasya. Melihat bahwa mereka sudah tidak memiliki orangtua lagi, Mama Tasya ingin berbagi kasih di Hari Natal ini. 

Akhirnya mereka pun makan bersama dan menghabiskan Hari Natal di rumah Tasya hingga larut malam. Hari itu, Andi merasakan kebaikan Natal untuknya. Mulai dari hadiah kursi roda yang dibantu Tasya, hingga ia merasa memiliki keluarga. 

3. Drama natal pendek "Toleransi di Hari Natal"

3. Drama natal pendek "Toleransi Hari Natal"
Pexels/Toni Cuenca

Narator

Randa adalah anak yang mampu, ia pintar dan senang berbagi. Setiap akan tiba Natal, Randa selalu merasa sibuk untuk membeli sesuatu yang akan diberikan pada anak-anak kurang mampu. 

Orangtua Randa yang mengajarkan demikian bahwa kapanpun dan di manapun serta dalam momen apapun kalau bisa terus memberi dan berbagi kebahagiaan. Dengan begitu Tuhan akan memberkati hidupnya selalu. 

Mama: Randa kamu mau beli apa tahun ini untuk anak-anak jalanan dan yang kurang mampu? 

Randa: tahun ini aku mau beli sesuatu yang bisa bertahan lama untuk mereka Ma. Yang bermanfaat untuk mereka, bukan hanya bisa dimakan saja

Mama: wah apa tuh, sepertinya baru tahun ini ya kamu berencana seperti itu?

Randa: iya Ma. Tapi sebenarnya rencana ini sudah aku persiapkan dari tahun yang lalu

Mama: anak mama pintar deh. Kamu mau belikan mereka apa? Nanti kita cari barangnya

Setelah itu, Randa dan Mama pun berdiskusi terkait hadiah yang ingin dibeli Randa. Randa menuangkan banyak ide kali ini untuk pemberian natal. Mama sampai takjub dengan ide Randa.

Mama: kok kamu bisa sampaik kepikiran sih Ran? 

Randa: iya Ma, karena kemarin aku lihat punya mereka sudah lusuh sekali 

Keesokan harinya, Mama dan Randa pergi ke mal terdekat untuk mencari barang yang dimaksud. Randa sangat semangat sekali untuk membelinya. Randa memang selalu ingin merayakan Natal bersama-sama dengan teman-temannya yang kurang mampu.

Narator

Randa berencana untuk mengajak temannya ikut bersamanya untuk memberi hadiah Natal. Randa pun kemudian menelpon satu persatu temannya untuk meminta mereka datang ke rumahnya. 

Randa: jadi aku berencana untuk kasih hadiah ini di hari Natal nanti.  Setelah selesai dari gereja, aku akan bagikan ini di jalan-jalan. 

Teman-teman Randa: eh seru banget deh! Kalau ini sih pasti kita mau ikut Ran.

Randa: tapi kalian jangan lupa ya untuk izin dulu ke orangtua ya. Karena bagaimana pun Natal kan penting untuk berkumpul bersama keluarga

Teman-teman Randa: tenang saja Ran. Orangtua kami selalu mendukung kegiatan baik, apalagi kalau berkaitan dengan Natal

Randa: wah bagus banget dong kalau begitu.  Aku jadi semangat kalau ada temannya nih!

Narator

Tiba lah hari Natal yang ditunggu-tunggu. Randa bersama Mama merayakan Natal di gereja terdekat dengan membawa hadiah banyak sekali di dalam mobil. Setelah acara di gereja selesai, Randa dan teman-teman akan berkumpul untuk membagikan hadiah bersama-sama. 

Randa: pertama kita ke salah satu jembatan di dekat sekolah ya. Aku sering lihat mereka hanya pakai singlet saja. Aku mau kita kasih mereka baju-baju ini supaya mereka merasakan kebahagiaan yang sama seperti kita di hari Natal ini. 

Teman Randa: aku boleh kasih mereka sesuatu juga deh. Di mobil ada beberapa martabak buatan aku sendiri

Randa: wah mantap! Boleh banget kalau ada yang bawa sesuatu juga 

Narator

Akhirnya mereka pun pergi untuk memberikan hadiah Natal pada anak jalanan dan kurang mampu yang mereka temui. Randa dan teman-teman merasa sangat bahagia dengan senyum yang terpancar dari mereka. 

Selanjutnya Randa dan teman-teman ingin pergi ke suatu panti asuhan untuk memberi mukenah dan juga sarung. Hampir setengah jam, akhirnya mereka sampai di tempat panti asuhan yang dimaksud. 

Randa: halo bu panti, saya dan teman-teman ingin memberi hadiah untuk adik-adik di sini. Sekiranya bisa diterima. 

Bu Panti: oya silakan masuk, anak-anak ada di dalam (sambil tersenyum ramah)

Randa: adik-adik semua sudah makan siang belum? 

Anak-anak panti: belum kak!

Randa: kebetulan nih kakak dan teman-teman bawa sesuatu untuk kalian

 

Narator:

Anak-anak panti berbahagia karena mereka bisa menikmati burger buatan teman Randa. Setelah itu Randa memberi satu persatu mukena dan sarung untuk anak panti asuhan.

Randa: jangan lupa untuk tetap jaga ibadah pada Tuhan kalian ya adik-adik. Semoga dengan sarung dan mukena ini kalian bisa lebih rajin lagi untuk beribadah. Tidak peduli apapun agama kalian, kalau kalian butuh sesuatu bisa bilang ke kakak ya. 

Demikian yang dilakukan Randa dan teman-teman di Natal tahun ini. Berbagi dengan adik-adik yang membutuhkan mukenah serta sarung untuk beribadah. 

Itulah naskah serta cerita drama Natal tentang kehidupan sehari-hari singkat dan menarik yang mambuat orang tua terharu dan menangis. Semoga bermanfaat ya.

Baca juga: 

The Latest