Viral! Guru di Poso Tega Menganiaya 2 Muridnya di Hadapan Murid Lain
Seorang laki-laki yang berprofesi sebagai guru di Poso, Provonisi Sulawesi Tengah sedang menjadi sorotan. Pasalnya, guru yang tidak diketahui namanya tersebut tega melakukan kekerasan kepada dua orang muridnya dengan cara menampar, memukul, hingga menendang.
Tindakan penganiayaan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 10 detik yang diunggah oleh teman kelas dua murid yang menjadi korban.
Penasaran seperti apa informasi selengkapnya? Berikut Popmama.com telah merangkumnya khusus untuk Mama dilansir dari berbagai sumber.
1. Secara tiba-tiba guru menampar dan menendang perut muridnya
Dalam video, terlihat guru laki-laki berperawakan tinggi besar menggunakan kacamata tengah menganiaya dua orang muridnya yang hendak masuk ke dalam ruang kelas.
Awalnya, hanya terdapat satu orang murid dengan tas di punggung tiba-tiba dihadang oleh gurunya. Sang Guru dengan emosi memukul punggung muridnya.
Tak hanya itu, muridnya yang sudah berada di dalam kelas terus diikuti dan kembali mendapat penyerangan. Ia dengan teganya memberikan tamparan di wajah dan menendang bagian perut muridnya sendiri.
2. Sang Guru menganiaya 2 muridnya di hadapan murid lain
Mirisnya, tindakan kekerasan yang dilakukannya tidak hanya kepada satu orang murid saja. Guru tersebut juga melakukan hal yang sama kepada salah satu murid lain.
Bahkan, ponsel korban sampai dirampas dan dibuang sembari mengeluarkan kata-kata tidak senonoh yang seharusnya tidak dikeluarkan seorang guru kepada muridnya. Lebih parahnya, penganiayaan guru terhadap kedua muridnya ini dilakukan di hadapan murid lain.
3. Masih terus dalam tahapan penyelidikan lebih lanjut
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Menengah Provinsi Sulteng SMA SMK SLB wilayah III Kabupaten Poso dan Touna, Alwi Achmad Musa, membenarkan adanya kejadian penganiayaan oleh guru SMAN 2 Poso.
Setelah video penganiayaan viral di media sosial, pihak cabang dinas langsung memerintahkan pengawas pembina SMA di Poso untuk melakukan pemanggilan dan meminta keterangan tentang kejadiaan tak pantas tersebut.
Di lain sisi, Alwi dan pihak yang bertugas juga masih terus melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan pihak sekolah untuk mengetahui waktu kejadian dan cerita kronologi aslinya.
Ia mengaku sedang menindak lanjuti dengan melakukan pertemuan antara oknum guru, pihak orangtua, dan kepala sekolah. Bagaimana pun juga, tindakan kekerasan tidak pernah dibenarkan apa pun penyebabnya, apalagi jika dilakukan tenaga pengajar yang menjadi contoh bagi orang lain.
Semoga ke depannya tidak ada kasus seperti ini lagi ya, Ma.
