15 Ciri-Ciri Anak Cerdas menurut Penjelasan Ilmiah

Apakah anak termasuk kriteria di bawah ini, Ma?

1 Juni 2021

15 Ciri-Ciri Anak Cerdas menurut Penjelasan Ilmiah
Freepik/creativeart

Bagaimana cara Mama mengidentifikasi kecerdasan seorang anak? Apakah dari nilai akademiknya atau dari caranya menyelesaikan masalah? Beberapa orang mendefinisikan cerdas atau jenius pada orang yang berpengetahuan, berpikiran cerah, pandai, dan jenaka.

Jika dinilai secara tradisional, anak yang cerdas adalah anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi atau memiliki nilai tes IQ yang tinggi.

Namun, jika anak tidak memiliki nilai IQ yang tinggi, bukan berarti ia tidak cerdas ya, Ma.

Mendefinisikan kecerdasan, serta kejeniusan, mungkin tidak bisa digambarkan secara jelas, tetapi secara keseluruhan, kebanyakan orang setuju bahwa anak yang cerdas memiliki tingkat pemikiran yang tinggi. Seperti apa ciri-ciri anak yang cerdas secara ilmiah?

Berikut ini Popmama.com akan membahas 15 ciri-ciri anak cerdas secara ilmiah. 

1. Anak termasuk orang yang kreatif

1. Anak termasuk orang kreatif
Freepik

Dr. Katie Davis, seorang neuropsikolog klinis, mengatakan kepada Business Insider bahwa kreativitas adalah tanda kecerdasan yang pasti karena kreativitas membutuhkan pemikiran yang fleksibel atau out of the box dan membutuhkan kemampuan untuk mengubah pola berpikir dari satu cara ke cara lain.

“Kreativitas adalah jenis kecerdasan sendiri,” ujar Dr. Katie Davis.

Seorang anak yang kreatif mampu mengambil wawasan dan menerjemahkannya ke dalam pesan yang menarik dan bermanfaat.

2. Memiliki meja belajar yang selalu berantakan

2. Memiliki meja belajar selalu berantakan
Freepik/Fabrikasimf

Kathleen Vohs dari University of Minnesota mengatakan semakin berantakan seorang anak, maka semakin pintar dirinya.

Sebuah studi Vohs yang diterbitkan dalam Psychological Science menampilkan dua kelompok yang diminta untuk merancang penggunaan kreatif untuk bola Ping-Pong.

Satu kelompok bekerja di lingkungan yang penuh dan berantakan, sementara kelompok lainnya bekerja dalam lingkungan yang rapi. Kelompok yang berantakan bertukar pikiran, secara substansial lebih kreatif dan ide-ide menarik.

Jadi sebelum memarahi anak karena meja belajarnya yang selalu berantakan, ketahui bahwa anak sebenarnya memiliki kecerdasan atau nilai IQ yang tinggi.

3. Menunjukkan sikap yang selalu penasaran

3. Menunjukkan sikap selalu penasaran
Freepik/Nakaridore

Jika anak suka belajar, semakin banyak ia belajar, maka semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya. Ilmiah pun mendukung hal ini, sebuah studi dari Goldsmiths University of London menemukan bahwa orang yang cerdas adalah "bagaimana orang yang menginvestasikan waktu dan upaya untuk kecerdasan mereka"

Artinya, anak mencari tahu jawaban dari rasa ingin tahunya. Hal ini emainkan peran besar dalam pertumbuhan kognitif. Tetapi tidak hanya belajar lebih banyak yang membuat anak lebih pintar, namun juga keinginan untuk belajar lebih banyak, yang merupakan sifat umum pada orang cerdas.

Sebuah studi di Journal of Individual Differences menunjukkan persamaan antara anak yang mendapat nilai tinggi dalam tes IQ dan orang dewasa yang ingin tahu lebih dan terbuka terhadap ide-ide baru.

Riset psikologi dari Georgia Tech juga menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, lebih toleran terhadap ambiguitas, yang membutuhkan gaya berpikir yang canggih.

4. Suka berbicara pada diri sendiri

4. Suka berbicara diri sendiri
Freepik

Berbicara pada diri sendiri itu bukan pertanda anak gila, justru malah sebaliknya. Sebuah studi dari psikolog Paloma Mari-Beffa dan Alexander Kirkham dari Bangor University menunjukkan bahwa berbicara dengan suara keras kepada diri sendiri meningkatkan pengendalian diri, suatu bentuk kecerdasan yang penting.

Peneliti memberikan peserta studi satu set tugas yang disertai instruksi tertulis, dan meminta mereka untuk membaca instruksi dengan diam atau dengan suara keras.

Konsentrasi dan kinerja dari peserta studi yang membaca dengan suara keras jauh lebih baik.

5. Anak memiliki pengendalian diri yang tinggi

5. Anak memiliki pengendalian diri tinggi
Freepik/cookie_studio

Jika anak melatih pengendalian diri dengan berbicara pada diri sendiri dengan suara yang keras atau hanya dengan kemampuannya, itu adalah tanda kecerdasan yang biasanya sering diabaikan.

Sebuah studi psikologi 2009 dari Universitas Yale memberi peserta studi tes IQ dan menawarkan uang hadiah yang dapat mereka terima segera atau nanti dengan jumlah yang lebih tinggi.

Mereka yang memilih untuk menunggu memiliki skor IQ yang lebih tinggi, yang menunjukkan bahwa mereka menolak untuk membuat keputusan yang impulsif, dan menimbang pilihan dengan cermat. Hal ini ternyata memiliki kesinambungan dengan kecerdasan.

6. Anak berperilaku positif pada diri sendiri

6. Anak berperilaku positif diri sendiri
Freepik/Sviatkovskyi

Sebuah studi yang diterbitkan dalam British Journal of Psychology menunjukkan korelasi antara kepuasan dengan diri sendiri, dan kecerdasan. Anak yang berperilaku positif pada diri sendiri menggunakan waktunya sendiri untuk berpikir, memprioritaskan, dan merencanakan, yang memperkuat pengendalian dirinya.

Editors' Pick

7. Memiliki sifat yang jenaka

7. Memiliki sifat jenaka
Freepik/Mrzivica

Sebuah studi psikologi Universitas New Mexico tahun 2011 menemukan bahwa komedian profesional dan orang-orang yang menulis teks kartun memiliki skor kecerdasan verbal yang lebih tinggi.

Hal ini disebabkan karena beberapa orang yang pintar memiliki kecerdasan dan selera humor yang tajam.

Jika anak menghargai sebuah lelucon, ia mungkin seorang jenius. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cognitive Processing, reaksi terhadap humor gelap bisa jadi menunjukkan kecerdasan seseorang.

Para psikolog mendefinisikan humor gelap sebagai, "humor yang memperlakukan subjek yang menyeramkan seperti kematian, penyakit, cacat tubuh, cacat atau peperangan dengan hiburan pahit dan menyajikan topik yang tragis, menyedihkan, atau tidak wajar dalam istilah yang lucu."

Penggemar lelucon ini mungkin memiliki IQ yang lebih tinggi dengan sedikit agresi. Peneliti mengklaim memproses lelucon humor gelap lebih berhasil untuk otak.

8. Berpikiran terbuka atau open-minded

8. Berpikiran terbuka atau open-minded
Freepik

Sebuah studi psikologi Universitas Yale tahun 2008 menunjukkan bahwa seseorang yang sangat cerdas cenderung tetap berpikiran terbuka terhadap sudut pandang orang lain, tidak merumuskan sudut pandang diri sendiri sampai mendengar banyak suara.

Kecerdasan ini juga berarti anak konsisten, karena penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang berpikiran terbuka lebih cenderung percaya diri tentang pendapatnya setelah pemikirannya terbentuk untuk menghindari dimanipulasi.

9. Meragukan kepintaran yang dimilikinya

9. Meragukan kepintaran dimilikinya
Freepik

Psikolog menemukan efek Dunning-Kruger, yang mengatakan bahwa orang yang kurang kompeten atau pintar melebih-lebihkan kemampuan mentalnya, sementara orang yang jauh lebih cerdas justru sadar akan keterbatasan mereka.

Dengan mengetahui keterbatasannya, berarti anak cenderung lebih mengelilingi dirinya dengan orang-orang lain untuk mengimbangi keterbatasannya. Ini juga yang membuat anak lebih ingin belajar banyak, yang membuat anak lebih pintar.

Seperti yang dikatakan Shakespeare, "Orang bodoh mengira dia bijak, tetapi orang bijak tahu dirinya bodoh."

10. Anak merupakan anak sulung

10. Anak merupakan anak sulung
Freepik

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Human Resources menunjukkan bahwa anak sulung lebih mungkin memiliki "keunggulan mental" dibandingkan adiknya karena si Kakak cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi.

Menurut peneliti, hal ini karena orangtua lebih sering menawarkan stimulasi mental kepada anak yang lebih besar, menyusui, dan juga menjaga kehamilan pertamanya lebih baik. Jadi anak yang lebih pintar tidak selalu merupakan hasil dari genetika.

11. Anak seringkali mengalami kecemasan

11. Anak seringkali mengalami kecemasan
Freepik

Penelitian di jurnal Intelligence menunjukkan bahwa orang jenius, atau orang dengan IQ lebih tinggi, melaporkan lebih banyak diagnosis gangguan suasana hati dan kecemasan daripada rata-rata nasional.

Hal ini bisa dikatakan karena para genius sering kali terlalu memikirkan segalanya, karena mencoba untuk mencapai kesempurnaan.

Tingkat refleksi diri yang tinggi ini, ditambah kepribadian yang lebih neurotik, terkait dengan risiko kecemasan dan tekanan kesehatan mental yang lebih tinggi.

12. Sering begadang atau tidur larut malam

12. Sering begadang atau tidur larut malam
Freepik/Raulteran

Sebuah studi dari London School of Economics and Political Science menunjukkan bahwa seseorang yang cenderung tidur larut di malam hari memiliki IQ yang lebih tinggi. Para peneliti percaya ini karena evolusi.

Seorang jenius mungkin memilih untuk belajar pada jam-jam ganjil untuk meningkatkan pemikiran kreatifnya, atau anak memiliki lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk pemikiran kreatif pada jam-jam yang tidak biasa untuk mengembangkan kejeniusannya

13. Anak bisa beradaptasi dengan mudah

13. Anak bisa beradaptasi mudah
Freepik/Pressfoto

Adaptasi berarti memiliki kecerdasan, serta kesadaran untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang segar dan berbeda. Beradaptasi juga melihat sebuah koneksi atau solusi yang tidak bisa dilihat orang lain.

Masalah dan tantangan baru membutuhkan solusi baru dan baru, sesuatu yang membuat anak cerdas dan jenius merasa nyaman. Psikolog juga mengatakan adaptasi membutuhkan proses kognitif, seperti penalaran, persepsi, pemecahan masalah, dan memori.

14. Anak pernah atau sedang mengambil pelajaran musik

14. Anak pernah atau sedang mengambil pelajaran musik
Freepik/Beavera

Mempraktikkan musik di usia muda dapat membantu mengembangkan pikiran dalam beberapa cara. Satu studi tahun 2018 di jurnal Frontiers in Neuroscience menemukan bahwa anak yang mengikuti pelajaran musik, mendapatkan nilai tinggi pada kuis untuk kecerdasan verbal, perencanaan, dan penghambatan.

Studi lain di Journal of Psychological Science menemukan pelajaran musik untuk anak usia 4 dan 6 tahun meningkatkan kecerdasan verbal seorang anak.

15. Anak lebih suka sendirian

15. Anak lebih suka sendirian
Freepik/Pressfoto

Para peneliti dari Singapore Management University dan London School of Economics meminta 15.000 orang berusia antara 18 hingga 28 tahun untuk mengikuti survei dan tes IQ. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang sangat cerdas semakin tidak bahagia dengan kehidupannya, jika mereka lebih bersosialisasi.

Nah itu lah beberapa 15 ciri-ciri anak cerdas yang telah dibuktikan dengan ilmiah. Namun perlu diingat bahwa tingkat kecerdasan setiap anak berbeda, sehingga bukan berarti anak yang tidak memiliki kriteria di atas bukan anak yang cerdas ya, Ma!

Mama juga bisa menggali kecerdasan anak dengan memberikan stimulasi-stimulasi sesuai usianya. Semoga informasinya bermanfaat!

Baca juga:

The Latest