Dampak Negatif Paparan Pornografi Online pada Anak Remaja

Berisiko kecanduan yang dapat membahayakan masa depan anak

31 Mei 2021

Dampak Negatif Paparan Pornografi Online Anak Remaja
Freepik/prostooleh

Mudahnya akses pornografi secara online dan potensi bahaya dari paparan yang konsisten meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan dan kesejahteraan anak-anak lebih signifikan.

Anak yang memiliki email dan menjelajahi internet berisiko terpapar pornografi online yang tak diinginkan.

Meskipun Mama dapat memblokir dan memfilter website untuk mencegah akses, paparan yang tidak sengaja dapat mungkin selalu terjadi. Jika berkelanjutan, dapat memiliki dampak negative pada perkembangan anak.

Semua anak berhak mendapatkan masa-masa yang hebat dan paparan pornografi dapat menghalangi tujuan itu.

Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang dampak negatif pornografi online pada anak, di bawah ini.

1. Membuat pandangan anak untuk menormalkan kekerasan saat berhubungan intim

1. Membuat pandangan anak menormalkan kekerasan saat berhubungan intim
Freepik/Danifotografo

Penelitian menunjukkan bahwa "media memiliki kapasitas yang luar biasa untuk mengajar." Penggunaan media yang berlebihan, terutama di mana kontennya mengandung kekerasan eksplisit secara seksual, membuat pandangan anak berubah.

Anak menerima gambar seksual yang tidak sehat dari pornografi dewasa, yang membuat anak dapat menormalkan kekerasan seksual yang menampilkan kurangnya hubungan emosional antara pasangan, kontak seksual tanpa kondom, dan dalam beberapa kasus kekerasan dan perkosaan.

Anak-anak dan remaja lebih rentan terhadap gambar-gambar porno daripada orang dewasa karena sebagian besar anak belajar melalui peniruan, dalam proses mengamati apa yang dilakukan orang lain dan meniru perilaku itu.

Video pornografi mungkin memiliki efek yang lebih kuat di antara anak dan remaja daripada bentuk-bentuk media lainnya.

2. Menyebabkan anak mendiskriminasikan dan merendahkan perempuan

2. Menyebabkan anak mendiskriminasikan merendahkan perempuan
Freepik

Pornografi bisa dibilang lebih seksis atau mendiskriminasikan dan merendahkan perempuan daripada gambar-gambar seksual lain di media.

Kekerasan terhadap perempuan yang ditemukan dalam banyak pornografi dapat mengajari anak laki-laki bahwa itu dapat diterima secara sosial bahkan mungkin diinginkan, berperilaku agresif, serta berpotensi untuk merendahkan perempuan.

Pornografi juga menggambarkan pasangan dan hubungan seksual yang tidak secara akurat mencerminkan bagaimana cara bertindak dan berperilaku yang benar dalam berhubungan intim.

Gambaran yang tidak realistis ini dapat menghambat kemampuan anak untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat.

Editors' Pick

3. Mendorong anak untuk mendukung kekerasan dan pelecehan pada perempuan

3. Mendorong anak mendukung kekerasan pelecehan perempuan
Freepik/Doldam10

Studi tentang konten pornografi di media menunjukkan bahwa anak menerima, belajar dari, dan dapat meniru perilaku yang digambarkan di media sebagai normatif, menarik, dan tanpa risiko.

Sebuah analisis studi tahun 2009 tentang pornografi dan kekerasan terhadap perempuan, mengungkapkan hubungan yang signifikan antara konsumsi pornografi dan sikap yang mendukung kekerasan terhadap perempuan.

Hubungan ini lebih kepada kekerasan dibandingkan dengan pornografi tanpa kekerasan. Sebuah survei tahun 2001-2004 tentang remaja menemukan 76 persen anak laki-laki yang melaporkan telah melakukan pelecehan seksual, dan juga melaporkan penggunaan pornografi yang eksplisit.

Sebuah survei tahun 2006 hingga 2008 terhadap remaja berusia 10-15 tahun menemukan bahwa remaja yang terkena paparan pornografi 6,5 kali lebih mungkin melaporkan perilaku agresif secara seksual.

Sementara remaja yang melaporkan paparan pornografi dengan kekerasan, 24 kali lebih mungkin melaporkan perilaku agresif secara seksual.

4. Membahayakan kemampuan anak untuk membangun dan menjaga hubungan yang sehat

4. Membahayakan kemampuan anak membangun menjaga hubungan sehat
Freepik/drobotdean

Paparan terhadap pornografi dapat membahayakan kemampuan anak untuk membangun dan menjaga hubungan yang sehat. Pornografi sering mengirim pesan tentang seksualitas yang menyimpang, stereotip, dan berpotensi berbahaya

Jika pornografi dapat memiliki efek negatif pada anak, maka pornografi yang menampilkan gambar-gambar yang lebih kasar dan konsisten, dapat memiliki dampak yang lebih besar.

Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang berulang kali terpapar pornografi mungkin memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah pada pasangan dan mungkin kehilangan harapan untuk menemukan eksklusivitas seksual dengan pasangannya.

5. Risiko kecanduan dari konsumsi pornografi dapat menjadi masalah

5. Risiko kecanduan dari konsumsi pornografi dapat menjadi masalah
Freepik/Khromkrathok

Kecanduan adalah risiko bagi anak-anak dan remaja yang terus-menerus mengakses materi pornografi. Dalam istilah sederhana, kecanduan melibatkan aktivitas yang dulunya menyenangkan dan akhirnya berkembang menjadi kebutuhan.

Dapat ditandai dengan dorongan yang tidak terkendali, sering kali mengakibatkan hilangnya kendali, keasyikan dengan penggunaan, dan terus digunakan meskipun ada masalah yang disebabkan oleh perilaku tersebut.

Bidang medis telah mengakui bahwa konsumsi pornografi dapat menjadi masalah. Mencakup diagnosis Hypersexual Disorder, yaitu ketika anak mampu mengembangkan perilaku seksual secara kompulsif, yang dapat menyebabkan kecanduan seksual.

Kecanduan juga dapat memengaruhi area lain kehidupan masa depan anak, misalnya, penggunaan Internet secara berlebihan untuk tujuan non-akademik telah dikaitkan dengan kinerja akademis yang buruk.

Untuk mengurangi dampak negative dari pornografi online, berikut adalah hal-hal yang dapat Mama terapkan di rumah:

Langkah-Langkah yang Dapat Diterapkan untuk Melindungi Anak Terpapar Konten Pornografi Online:

Langkah-Langkah Dapat Diterapkan Melindungi Anak Terpapar Konten Pornografi Online
Freepik/bristekjegor

Mengingat efek negatif dari pornografi online, penting bagi orangtua mengambil sejumlah langkah untuk melindungi anak-anak dari terpapar materi eksplisit online secara seksual, seperti:

  • Menempatkan komputer rumah di ruang terbuka di rumah, tidak di kamar anak-anak, termasuk laptop, tablet, perangkat game, dll.
  • Melengkapi semua perangkat media dengan perangkat lunak pemfilteran dan pemantauan Internet
  • Dalam kasus anak yang kecanduan pornografi, cari layanan sosial yang menawarkan kemampuan untuk menciptakan kerjasama yang terbuka antara orangtua dan anak untuk mengurangi dari kecanduan pornografi.
  • Selain melindungi perangkat media dari pornografi, mungkin langkah paling penting yang dapat diambil adalah mempersiapkan anak untuk menangani materi pornografi ketika mereka terpapar.

Meskipun ini adalah diskusi yang sulit untuk dilakukan, para ahli menyarankan agar Mama dapat berbicara tentang bahaya porno dengan anak sejak dini. Lalu biarkan mereka tahu bahwa mereka harus datang kepada orangtua terlebih dahulu ketika melihat konten pornografi.

Itulah dampak negatif pornografi online pada anak yang perlu orangtua perhatikan. Semoga bermanfaat ya Ma.

Baca juga:

The Latest