Perlu Diwaspadai, 5 Tanda Teman yang Memberikan Dampak Buruk pada Anak

Teman harusnya saling mendukung bukan menjatuhkan

16 Maret 2021

Perlu Diwaspadai, 5 Tanda Teman Memberikan Dampak Buruk Anak
Freepik/Seventyfour

Memasuki usia sekolah, anak akan bertemu dengan teman-teman sebayanya dan membangun pertemanan. Teman memang dapat memberikan semangat, inspirasi, dan membantu anak menemukan bagian terbaik dari dirinya.

Teman memang bisa memberikan dampak yang positif bagi hidup anak. Tetapi jika tidak tepat dalam memilih, anak justru akan menemukan teman yang memberikan dampak buruk baginya.Teman yang memberikan pengaruh buruk justru bisa membuat anak terjebak dalam masalah.

Penting bagi Mama untuk memberi tahu anak bagaimana ciri-ciri teman yang memberi dampak buruk, agar anak tidak terpengaruh perilaku negatif atau justru menghindarinya. Berikut ini Popmama.com akan membahas 5 tanda teman yang memberikan pengaruh buruk pada anak.

Apa saja ciri-cirinya?

1. Mengkritik dan menananmkan keraguan dipikiran anak secara sengaja

1. Mengkritik menananmkan keraguan dipikiran anak secara sengaja
Freepik/Wavebreakmedia-micro

Seorang teman yang baik dapat memberitahy anak apa yang salah pada anak secara langsung. Namun, jika berubah menjadi kritik, tandanya ada sesuatu yang tidak beres. Teman yang salah justru sengaja membuat anak malu dan menanamkan keraguan di pikirannya.

Tanyakan pada anak apakah kritik yang diberikan temannya itu membangun atau justru menjatuhkan? Jika menjatuhkan, cobalah minta anak berbicara pada temannya dan beri tahu mereka bagaimana komentar negatif bisa memengaruhi perasaan anak.

Jika temannya tidak mau terbuka untuk mendengarkan dan berusaha membuat anak nyaman, maka sebaiknya anak menghindarinya.

Editors' Pick

2. Tidak senang dengan pencapaian anak

2. Tidak senang pencapaian anak
Freepik/Luisanm

Keberhasilan di sekolah seperti mendapatkan ranking yang tinggi atau memenangi kompetisi adalah hal baik yang bisa terjadi pada anak. Namun ketika anak merasa temannya menghalangi kesuksesannya, maka itu menjadi tanda bahaya pada pergaulan anak.

Hal ini bisa disebabkan karena adanya kecemburuan yang dirasakan oleh teman anak. Berbeda dengan sahabat sejati, yang justru senang atas pencapaian anak, dan mendukung anak sehingga merasa dicintai.

Jika teman anak mengubah kebahagiaan anak justru menjadi duka, maka ia mungkin bukan teman suportif yang anak butuhkan dalam hidupnya.

3. Anak merasa kesal atau tidak nyaman berada di sisi temannya tersebut

3. Anak merasa kesal atau tidak nyaman berada sisi teman tersebut
Freepik/Zinkevych

Bermain bersama teman dekat seharusnya membuat anak merasa lebih nyaman secara sosial. Namun, ketika bersama teman yang buruk, ia mungkin membuat anak tidak nyaman atau kesal berada di sisinya.

Ketika Mama tanyakan, anak mungkin tidak memiliki penjelasannya seperti apa, namun anak akan terlihat lebih lega ketika tidak menghabiskan waktu bersama temannya tersebut.

Jika Mama menyadari perubahan sikap ini, pertimbangkan mencari tanda-tanda lainnya untuk mengetahui apakah teman anak memiliki pengaruh buruk atau tidak.

4. Menyebarkan rahasia atau tidak menjaga privasi anak

4. Menyebarkan rahasia atau tidak menjaga privasi anak
Freepik/Rawpixel-com

Teman yang baik adalah teman yang menghargai privasi anak dan setia pada janjinya. Ketika anak memberi tahu temannya tentang rahasia, namun keeskokan harinya semua orang tahu detailnya, maka teman anak memang tidak bisa diandalkan untuk menjaga rahasia.

Bahkan ketika anak memintanya untuk merahasiakan informasi pribadi. Teman seperti itu tidak peduli dengan perasaan anak, dan bahkan terus menerus merusak kepercayaan anak. Sebaiknya, minta anak untuk tidak mengatakan sesuatu yang penting pada temannya tersebut.

5. Menjadi pemicu stres ketika menghabiskan waktu bersama

5. Menjadi pemicu stres ketika menghabiskan waktu bersama
Freepik/Wavebreakmedia-micro

Salah satu manfaat memiliki seorang teman adalah dapat mengurangi stres. Bertemu dengan teman mungkin membuat anak merasa lebih baik, dan merasakan peningkatan suasana hati. Namun, anak juga harus memerhatikan dengan siapa ia berteman.

Teman yang buruk bukan mengurangi stres, justru bisa menjadi pemicu stres. Misalnya dengan mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat anak kesal ketika menghabiskan waktu bersama. Bahkan saat tidak bersamanya, anak mungkin menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kembali pendapat negatif temannya tersebut.

Hal tersebut bisa membuat anak sensitif, mudah tersinggung, bahkan merasa sangat buruk. Alhasil, teman yang memberikan dampak buruk, bisa berdampak pada psikis anak.

Teman seharusnya menjadi dampak yang luar biasa bagi kehidupan anak, namun jika Mama tahu anak memiliki lingkungan pertemanan yang buruk, Mama dapat meminta anak untuk berbicara secara terbuka pada temannya, minta ia berubah, atau memutuskan hubungan pertemanan jika temannya tidak mau berubah.

Baca juga:

The Latest