Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Memahami 9 Budaya Tuli, Apa Sebutan Ini Dianggap Kasar?

Popmama.com/Novy Agrina
Popmama.com/Novy Agrina

Adapun berbagai macam budaya disabilitas tuli yang masih belum diketahui oleh masyarakat. Tidak sedikit dari kita bisa memahami perbedaan istilah dari tuli dan tunarungu. 

Selama ini kita berpikir bahwa 'tuli' adalah kata yang kasar dan harus diganti penggunaan bahasanya menjadi 'tunarungu'. Namun, pernahkah kita berpikir siapa yang membuat kata 'tunarungu' dan bagaimana pendapat orang tuli mengenai kata tersebut? 

Salah satu platform yang menyelenggarakan Workshop Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) untuk memperingati hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2022 lalu, dengan mengajak masyarakat mengenal dan memahami bahasan belajar identitas dan budaya tuli. 

Muhammad Andika Panji, S.H, merupakan salah satu tutor dan seorang tuli dari tim Parakerja sekaligus pengajar dalam workshop bahasa isyarat ini, mengatakan bahwa sebenarnya 'tuli' bukan kata yang kasar.

Tuli sendiri merupakan sebuah identitas untuk memahami dan mengenali cara berkomunikasi dari teman tuli. 

"Tuli ini adalah sebuah identitas dan budaya bagi kami. Masyarakat tuli lebih nyaman untuk dipanggil 'tuli', tapi kebanyakan ada beberapa yang masih menggunakan kata tunarungu," penuturan Panji melalui penerjemah bahasa isyarat dalam media gathering, Kamis (15/12/2022) lalu. 

Kata 'Tuna' berarti rusak sedangkan 'Rungu' berarti pendengaran. Kata 'tunarungu' dibuat oleh orang dengar dan penggunaan kata tersebut justru dianggap kasar dan menyinggung orang tuli. 

Panji menuturkan, penggunakan kata 'tunarungu' merupakan perspektif medis atau kedokteran yang berarti orang tuli adalah orang dengan pendengaran yang rusak. Kata tuli sampai saat ini, belum digunakan secara resmi di dalam Undang Undang.

Sehingga, komunitas tuli masih berupaya dan memperjuangkan kata tersebut, untuk dapat termaktub di dalam Undang-undang. 

Sedangkan 'Tuli' merupakan budaya dan identitas bagi orang tuli dan mereka bisa hidup berdampingan dengan orang-orang dengar melalui bahasa isyarat. Kunci penting bagi orang tuli adalah sama-sama belajar, menghargai, dan sama-sama memperjuangkan inklusivitas.  

Nah, untuk pemaparan selengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasi terkait beberapa budaya tuli yang perlu diketahui masyarakat umum bersumber dari acara yang diselenggarakan oleh Johnson & Johnson di HARRIS Suites fX Sudirman. 

Disimak yuk, Ma!

1. Panggilan isyarat

Pexels.com/SHVETS production
Pexels.com/SHVETS production

Dalam budaya tuli pula, Panji mengatakan bahwa biasanya seseorang memiliki panggilan isyarat tertentu yang menjadi ciri khasnya. Bahasa isyarat dimiliki dan digunakan oleh kelompok disabilitas tuli untuk panggilan antar teman.

2. Cara memanggil teman tuli

Pexels.com/RODNAE Productions
Pexels.com/RODNAE Productions

Panji menuturkan bahwa cara memanggil teman-teman tuli biasanya menggunakan panggilan tepukan bahu. Namun ada cara lain jika posisi terbilang jauh, yakni bisa memanggil dengan cara menggunakan cahaya flash pada handphone. 

Tapi perlu diperhatikan, ketika menggunakan flash handphone untuk menyapa teman tuli, dilakukan hanya pada mereka yang sudah dikenal dekat. Apabila belum kenal dan begitu dekat langsung nge-flash dinilai tidak etis untuk dilakukan. Jadi bisa melakukan cara lain dengan memanggil secara dekat dan panggil dengan tepukan bahu.

3. Komunikasi tuli melalui telepon atau video call

Pexels.com/cottonbro studio
Pexels.com/cottonbro studio

Budaya lain yang bisa dilakukan yakni bertanya, dengan komunikasi melalui apa sekiranya yang nyaman bagi disabilitas tuli. Entah itu menggunakan tulisan, isyarat atau ketikan dari handphone. 

Apabila bagi mereka yang belum bisa berbahasa isyarat, penggunaan teks sebagai komunikasi berdasarkan penuturan Panji diperbolehkan. 

"Tidak apa-apa, itu boleh dilanjutkan. Tapi kalau kamu bisa ngomong enggak, bisa ngomong enggak, jangan seperti itu, dihindari dan tidak baik dalam etika berkomunikasi," tegasnya. 

4. Berkomunikasi di tempat kumpul dengan cahaya yang terang tetapi tidak silau

Pexels.com/SHVETS production
Pexels.com/SHVETS production

Apabila menggunakan bahasa isyarat teman-teman tuli membutuhkan tempat yang terang. Jika lawan bicara belum bisa menggunakan bahasa isyarat, diperbolehkan berkomunikasi melalui teks atau panggilan video untuk jarak jauh.

Panji pun mengingatkan untuk mencari tempat dengan intensitas pencahayaan yang cukup untuk berkomunikasi. Karena kalau ruangan terlihat gelap itu teman tuli tidak bisa memahami apa yang ingin disampaikan dan tentang apa yang akan dibicarakan.

Jadi membutuhkan tempat terang, kalau memang terlihat gelap bisa dibantu dengan flash dari lampu handphone. Sebab, teman tuli sangat kuat dengan visual dan memerlukan visualisasi yang memadai. Pencahayaan berperan penting dalam komunikasi masyarakat tuli.

5. Budaya mengobrol saat sedang makan

Pexels.com/cottonbro studio
Pexels.com/cottonbro studio

Dalam budaya tuli, Panji mengatakan bahwa tidak perlu heran ketika melihat komunitas tuli mengobrol di saat makan. Hal ini karena, mereka tidak menggunakan gerakan mulut dalam berbahasa isyarat. 

6. Tempat duduk yang melingkar dengan posisi duduk leter U atau O

Pexels.com/cottonbro studio
Pexels.com/cottonbro studio

Saat dalam kondisi di sebuah pertemuan besar, seperti rapat, komunitas tuli memerlukan posisi yang memungkinkan mereka untuk saling berhadap-hadapan.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah teman tuli bisa memahami pesan yang disampaikan oleh lawan bicaranya. Dengan begitu, penggunaan meja berbentuk 'leter O' atau 'leter U' dinilai lebih ideal untuk mereka saling berinteraksi dan berkomunikasi. 

7. Kenapa harus belajar bahasa isyarat secara langsung ke teman tuli?

Pexels.com/SHVETS production
Pexels.com/SHVETS production

Pembahasan yang telah disinggung sebelumnya, tuli ini adalah budaya dan bahasa ibunya dari teman tuli. Jadi bisa belajar secara langsung, bukan belajar bahasa isyarat dengan orang dengar. 

Contoh, misalkan, ada orang dengar bukan dari suku Sunda tapi mengajarkan Sunda. Kalau misalkan orang Sunda asli secara langsung akan berinteraksi dan berbicara tatap muka yang lebih terlihat nyaman dibandingkan bukan orang Sunda tapi ngomong bahasa Sunda untuk menghindari salah penyebutan. 

Hal ini juga termasuk dengan ke teman-teman tuli. Jadi masyarakat yang ingin mempelajari bahasa isyarat, sebaiknya belajar secara langsung kepada komunitas teman tuli. Bukan dengan orang yang memiliki pendengaran normal untuk menghindari kesalahpahaman.

8. Apa perbedaan SIBI dan BISINDO

Pexels.com/SHVETS production
Pexels.com/SHVETS production

Panji memperkenalkan dua jenis bahasa isyarat yang ada di Indonesia. Jenis pertama adalah SIBI yang mempresentasikan Bahasa Indonesia melalui gerakan atau isyarat tangan. SIBI dibuat oleh orang-orang dengar dari Pemerintah Indonesia yang telah meresmikan kamus SIBI.

SIBI biasanya menggunakan satu tangan dan mengikuti dari Bahasa Inggris Bertanda Tepat (SEE) di Amerika atau Bahasa Isyarat Amerika yang disebut ASL (American Sign Language)

Dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah membuat kamus SIBI tanpa adanya melibatkan komunitas tuli, akan tetapi mereka justru mengikuti dari SEE tersebut.

Jenis yang kedua adalah BISINDO yang dibuat oleh orang tuli sendiri dari Laboratorium Penelitian Bahasa Tuli. Untuk kamus BISINDO itu justru ada pelibatan secara langsung dari komunitas tulinya dan berdasarkan riset.

Jenis ini lebih mudah dipahami dan sering digunakan oleh orang tuli. Dalam menyampaikan makna atau konsep dari suatu kosakata, BISINDO mengacu pada visual, sedangkan SIBI mengacu pada urutan.

9. Teman tuli butuh V-I-S-U-A-L

Pexels.com/SHVETS production
Pexels.com/SHVETS production

Teman tuli memang sangat membutuhkan visual karena memang kelebihannya ada pada bagian penglihatan yang melihat visual bisa lebih tajam. Hal ini dinilai bahwa mereka sangat kuat secara visual dan membutuhkan visualisasi yang memadai untuk berkomunikasi. 

Nah itu dia Ma, pemaparan informasi seputar beberapa budaya tuli yang perlu diketahui oleh masyarakat umum.

Dengan begitu, semua orang bisa berkomunikasi yang baik dengan teman tuli. Jadi, jangan salah paham dulu jika teman tuli tidak merespons komunikasi dari si Kecil, Mama dan Papa. Semoga informasi ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita semua. 

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Main Game Dulu vs Sekarang, Ini Alasan Gen Z Punya Attention Span Mini

15 Des 2025, 18:50 WIBBig Kid