Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Istilah Musim dalam Bahasa Jawa

Indonesia memiliki keunikan dalam cara masyarakatnya menyebutkan dan mengaitkan berbagai fenomena alam, termasuk musim-musim yang terjadi sepanjang tahun. Salah satu bahasa daerah yang kaya akan istilah terkait musim adalah bahasa Jawa.

Masyarakat Jawa memiliki istilah-istilah khas yang menggambarkan berbagai musim atau peralihan cuaca yang terjadi di sekitar mereka.

Nama-nama musim dalam bahasa Jawa tidak hanya sekadar merujuk pada perbedaan cuaca, tetapi juga sarat dengan makna dan filosofi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang pertanian.

kali ini Popmama.com akan membantu kamu untuk mengenal istilah musim dalam bahasa Jawa. Disimak ya!

1. Mangsa bedhidhing

Mangsa bedhiding adalah istilah dalam Bahasa Jawa yang merujuk pada pertengahan musim kemarau (mangsa ketiga), di mana pada pagi hari udara terasa sangat dingin.

Fenomena ini terjadi di tengah musim kemarau, ketika suhu pada pagi hari bisa sangat sejuk, namun siang harinya kembali terasa panas. Kondisi ini menciptakan perbedaan suhu yang tajam antara pagi dan siang hari, yang sering kali membuat suasana di pagi hari terasa lebih dingin dan menyegarkan.

2. Mangsa ketiga

Mangsa ketiga dalam Bahasa Jawa merujuk pada musim kemarau atau mangsa terang ora ana udan, yang artinya musim di mana cuaca cenderung panas dan tidak ada hujan sama sekali. Pada musim ini, tanah menjadi kering, udara terasa panas, dan curah hujan sangat rendah. Musim kemarau ini biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, memengaruhi kehidupan sehari-hari, terutama di sektor pertanian yang bergantung pada air hujan untuk pertumbuhan tanaman.

3. Mangsa labuh

Mangsa labuh dalam Bahasa Jawa merujuk pada musim penghujan pertama atau waktu menanam kali pertama. Mangsa ini biasanya terjadi pada awal musim hujan, ketika curah hujan mulai meningkat dan petani memulai proses menanam padi atau tanaman lainnya.

Dalam pengertian lain, mangsa labuh juga dapat diartikan sebagai periode sebelum mangsa rendheng (musim hujan yang lebih intens), di mana hujan pertama kali turun dan menandai dimulainya musim tanam di pertanian.

4. Masa rendheng

Mangsa rendheng dalam Bahasa Jawa berarti musim hujan. Pada mangsa rendheng, curah hujan sangat tinggi, yang membuat tanah menjadi subur dan mendukung pertumbuhan tanaman. Musim ini biasanya dimulai pada akhir tahun hingga awal tahun berikutnya, tergantung pada kondisi cuaca di tiap daerah. Pada masa ini, petani umumnya menanam padi atau tanaman yang membutuhkan banyak air, dan cuaca yang lembap menciptakan suasana yang sejuk di banyak tempat.

5. Masa mareng

Mangsa mareng dalam Bahasa Jawa merujuk pada musim sebelum mangsa ketiga atau setelah mangsa rendheng (musim hujan). Mangsa mareng adalah periode transisi antara musim hujan yang lebih intens dan musim kemarau. Pada musim ini, cuaca masih lembap, namun hujan mulai berkurang, dan masyarakat mulai bersiap untuk memasuki musim kemarau. Biasanya, musim ini membawa cuaca yang agak sejuk dengan sesekali hujan ringan, sebelum cuaca benar-benar kering dan panas seperti pada mangsa ketiga atau musim kemarau.

6. Mangsa pagering

Mangsa pagering dalam Bahasa Jawa merujuk pada musim di mana banyak orang jatuh sakit. Pada musim ini, cuaca yang tidak menentu, seperti perubahan suhu yang drastis atau musim hujan yang menyebabkan kelembapan tinggi, dapat menyebabkan banyak orang terserang penyakit. Biasanya, mangsa pagering terjadi pada masa peralihan cuaca, ketika tubuh manusia belum sepenuhnya menyesuaikan diri dengan perubahan suhu atau kondisi lingkungan yang baru. Pada periode ini, penyakit musiman seperti flu, batuk, atau demam lebih mudah menyebar.

7. Mangsa pagebluk

Mangsa pagebluk dalam Bahasa Jawa merujuk pada musim di mana banyak orang terkena penyakit menular. Pada musim ini, penyakit menular seperti flu, cacar, atau wabah lainnya mudah menyebar di antara orang-orang. Mangsa pagebluk sering terjadi ketika cuaca tidak stabil atau pada saat musim transisi, yang membuat tubuh manusia rentan terhadap infeksi. Pada masa ini, banyak orang mengalami penyakit yang mudah menular, sehingga penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari penularan penyakit.

8. Mangsa paceklik

Mangsa paceklik dalam Bahasa Jawa merujuk pada musim di mana makanan menjadi langka dan mahal. Pada musim ini, hasil pertanian atau bahan pangan sulit didapatkan karena berbagai faktor seperti cuaca buruk, gagal panen, atau kekeringan. Akibatnya, pasokan pangan terbatas, harga pangan pun melonjak tinggi, dan banyak orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Mangsa paceklik sering kali menjadi masa yang sulit, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada hasil pertanian untuk penghidupan mereka.

9. Mangsa panen

Mangsa panen dalam Bahasa Jawa merujuk pada musim untuk memanen tanaman. Pada mangsa panen, hasil pertanian sudah siap untuk dipanen, baik itu padi, sayuran, atau tanaman lainnya. Musim ini biasanya terjadi setelah tanaman tumbuh dengan baik, terutama setelah musim hujan yang memberikan kesuburan bagi tanah. Petani merayakan musim panen karena ini adalah waktu mereka untuk mengumpulkan hasil kerja keras mereka selama masa tanam.

Nah. itulah rangkuman untuk kamu bisa mengenal istilah musim dalam bahasa Jawa. Semoga bermanfaat!

Share
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Contoh & Ciri Gerak Manipulatif dalam Olahraga, Materi PJOK Kelas 4 SD

04 Des 2025, 18:38 WIBBig Kid