Apa Itu Bioteknologi Konvensional? Ciri-Ciri, Manfaat, dan Contohnya

Yuk, ketahui lebih dalam tentang jenis bioteknologi ini, dari ciri-ciri hingga contoh makanannya

8 Maret 2023

Apa Itu Bioteknologi Konvensional Ciri-Ciri, Manfaat, Contohnya
Pexels/Edward Jenner

Apakah anak mama salah satunya yang suka makan kimchi? Pastinya sudah tidak asing lagi dengan makanan khas dari Korea Selatan berupa sayuran yang difermentasi. 

Selain kimchi makanan yang dibuat dengan proses fermentasi, makanan ini pun juga termasuk ke dalam proses bioteknologi konvensional, lho. 

Dengan mempelajari tentang ilmu pengetahuan alam, tentunya anak akan turut belajar seputar bioteknologi. 

Dapat didefisinikan, bioteknologi merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan banyak produk baru dan bermanfaat, namun istilah ini sudah lama dikenal oleh banyak orang. 

Dengan kata lain, bioteknologi sebagai perpaduan antara ilmu pengetahuan alam yang dikolaborasikan dengan ilmu rekayasa teknologi. 

Dalam perkembangannya, secara umum bioteknologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu bioteknologi konvensional dan modern. Dari kedua jenis bioteknologi tersebut, kali ini kita akan mengetahui lebih jauh tentang bioteknologi konvensional.

Bioteknologi termasuk cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan makhluk hidup baik itu bakteri, fungi, sampai virus. Dalam proses produksi biasanya menciptakan sebuah barang dan jasa yang berguna bagi manusia. 

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka bioteknologi pun juga turut berkembang di berbagai ilmu murni serta terapan lainnya. 

Saat ini bioteknologi sudah banyak diterapkan pada berbagai bidang ilmu seperti kedokteran, kimia, komputer sampai matematika. 

Namun, untuk mengenal lebih dalam tentang bioteknologi saat ini digunakan, kita perlu tahu tentang bioteknologi yang digunakan dulu secara konvensional. 

Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut ini Popmama.com telah rangkum informasi seputar bioteknologi konvensional, ciri-ciri, manfaat serta contohnya. Yuk, disimak!

1. Apa itu bioteknologi konvensional?

1. Apa itu bioteknologi konvensional
Freepik

Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan bakteri, proses biokimia, dan proses genetik alami berupa mutasi atau disebut juga rekombinasi gen. 

Hal tersebut digunakan secara langsung guna menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi. Selain itu, selama ribuan tahun lalu proses ini juga sudah banyak dikenal oleh manusia. 

Pada metode pembuatan produk yang tradisional atau prinsip yang digunakan juga masih melalui proses bioteknologi konvensional. 

Biasanya jenis bioteknologi konvensional ini dilakukan secara sederhana dan tidak diproduksi dengan jumlah yang banyak. 

Misalnya seperti di industri makanan, fermentasi merupakan suatu kegiatan mikroorganisme di dalam makanan untuk bisa menghasilkan produk yang diinginkan. 

Supaya anak-anak bisa lebih mengenal jenis biotenologi konvensional ini, berikut akan dijelaskan ciri-ciri sampai manfaatnya.

Editors' Pick

2. Ciri-ciri dari bioteknologi konvensional

2. Ciri-ciri dari bioteknologi konvensional
Freepik

Adapun ciri-ciri yang bisa kita ketahui dari penggunaan bioteknologi secara konvensional ini, berikut di antaranya:

  • Sudah dilakukan sejak lama

Sebelum pembangunan peradaban modern muncul, sejak dulu bioteknologi konvensional telah dikembangkan dan digunakan oleh orang-orang di zaman lampau.

Pada masa itu, manusia telah melakukan semua proses yang menggunakan mikroorganisme (fermentasi) untuk menghasilkan suatu makanan, produk, serta obat-obatan. 

  • Menggunakan metode fermentasi

Selain sudah dilakukan sejak lama, nyatanya ciri lain dari bioteknologi ini adalah menggunakan teknik fermentasi.

Di mana proses fermentasi ini dilakukan untuk mengubah gula menjadi sebuah energi yang dibantu oleh mikroorganisme.

Diketahui bahwa sekitar tahun 1800-an oleh Louis Pasteur proses fermentasi baru dapat bekerja pada masa itu, meskipun sudah dilakukan dalam waktu yang cukup lama. 

  • Sebagian besar digunakan untuk produksi makanan

Jenis bioteknologi ini cenderung lebih banyak digunakan untuk memproduksi suatu makanan dan minuman. Adapun contoh makanan dan minuman biotek pada umumnya adalah tahu, tempe, roti, tapai, kecap, acar, kimchi, keju, yoghurt, natto, mentega, cuka sari, miso, bir, anggur, dan nata de coco.

  • Tidak menggunakan modifikasi secara genetik

Tidak adanya modifikasi secara genetik merupakan ciri lainnya dari bioteknologi ini, yaitu tidak menggunakan proses aktivitas memanipulasi gen dalam produksi untuk menghasilkan produk. 

  • Penggunaan secara langsung mikroorganisme

Pada jenis bioteknologi ini dalam proses produksinya ditandai adanya penggunaan dari bakteri atau mikroorganisme secara langsung dan utuh. Di mana bakteri tersebut tidak mengalami pra-manipulasi seperti halnya yang terjadi pada bioteknologi modern.

3. Manfaat dari adanya bioteknologi konvensional

3. Manfaat dari ada bioteknologi konvensional
Freepik/Dragana_Gordic

Begitu banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari penggunaan bioteknologi konvensioanal ini, berikut di antaranya:

  • Menambah kandungan gizi yang terkandung di dalam produk pangan berupa makanan dan minuman.
  • Meningkatkan proses industri pertanian sebagai komoditas andalan produksi dan industri perdagangan. 
  • Membantu proses peningkatan produk industri pangan dalam negeri. 
  • Menambah jumlah lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.

4. Contoh makanan terbuat dari proses bioteknologi konvensional

4. Contoh makanan terbuat dari proses bioteknologi konvensional
Freepik/jcomp

Bioteknologi konvensional dimanfaatkan dalam bidang makanan dengan proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya seperti fermentasi, hasilnya di antara lain:

  • Yoghurt

Yoghurt merupakan minuman hasil dari teknik fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus.

Bakteri tersebut yang akan mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Adapun pengaruh lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. 

Pada hasilnya susu akan jadi terasa asam dan kental dan proses penguraiannya ini disebut fermentasi. 

  • Keju

Keju merupakan salah satu bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat di dalam susu melalui proses pengentalan atau disebut juga dengan koagulasi. 

Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus atau Streptococcus thermophillus. 

Jenis bakteri ini akan menghasilkan enzim renin yang menyebabkan protein pada susu akan menggumpal dan susu menjadi cair dan padat (dadih).

Kemudian dari enzim renin ini yang mengubah gula laktosa dalam susu menjadi asam dan protein yang ada pada dadih.

Selanjutnya, dadih inilah yang akan diproses melalui proses pematangan dan pengemasan yang akan dibentuk menjadi olahan makanan yang disebut dengan keju. 

  • Tempe 

Tempe menjadi salah satu makanan favorit yang sering dikonsumsi dan merupakan makanan tradisional khas Indonesia. 

Dalam proses produksi tempe ini pada dasarnya menggunakan teknik fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus dalam biji kedelai.

Pada proses pertumbuhan tersebut, jamur akan menimbulkan benang-benang yang disebut dengan hifa. Dan dari benang-benang itulah kemudian biji-bijian kedelai saling membentuk struktur yang saling terikat. 

Ketika jamur bertumbuh, jamur juga yang akan membuat suatu enzim protease bisa menguraikan protein kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam amino menjadi lebih mudah dicerna oleh tubuh kita. 

  • Roti

Dalam pembuatan roti pun memanfaatkan proses fermentasi dibantu oleh yeast atau khamir. Yeast merupakan salah satu sejenis jamur yang biasanya digunakan untuk ditambahkan pada adonan tepung dan akan menyebabkan proses fermentasi.

Hasil dari fermentasi tersebut akan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Untuk gas karbondioksida berguna untuk mengembangkan roti, sementara alkohol akan berguna untuk menghasilkan aroma dan memberi rasa pada roti. 

Sehingga adonan akan terlihat lebih mengembang dan membesar ketika adonan dimasukkan ke oven, hal ini disebabkan karena kandungan gas akan mengembang pada suhu tinggi. 

  • Kecap

Kecap terbuat dari kacang kedelai yang termasuk ke dalam produk hasil dari teknik bioteknologi. Pada pembuatannya kedelai akan difermentasi menggunakan jamur Aspergillus wentii.  

Selanjutnya, kedelai yang sudah terfermentasi akan dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Pembuatan kecap dilakukan melalui proses perendaman kedelai dengan larutan garam, teknik ini disebut juga dengan fermentasi garam.

Pada jamur Aspergillus wentii akan mengubah protein menjadi asam-asam amino, komponen rasa, asam, dan aroma khas. 

  • Cuka

Pada proses pembuatan cuka menggunakan bahan dasar etanol yang digunakan sebagai fermentasi anaerob oleh ragi.

Dengan menggunakan bakteri asam asetat, seperti Acetobacter dan Gluconobacter, etanol akan dioksidasi menjadi asam asetat. 

Nah, itulah penjelasan lengkapnya terkait contoh makanan yang melalui proses bioteknologi konvensional ini yang sering digunakan untuk produksi makanan lainnya menggunakan teknik fermentasi.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan anak, ya, Ma! 

Baca juga:

The Latest