ChildFund Membuat Ruang Online yang Aman bagi Anak di Asia-Pasifik

Memastikan anak-anak mengakses internet secara adil untuk pendidikan dan sosialisasi tanpa terancam

8 Februari 2023

ChildFund Membuat Ruang Online Aman bagi Anak Asia-Pasifik
Freepik/pikisuperstar

Diketahui bahwa anak-anak di negara Asia merupakan pengguna internet yang paling banyak online di dunia lho, Ma.

Namun, sekitar 750.000 orang ingin terhubung dengan anak-anak secara daring kapan pun di seluruh dunia untuk tujuan seksual. Lebih dari 200.000 anak online untuk pertama kalinya setiap hari, dengan 800 juta aktif menggunakan media sosial.

Pada tanggal (7/02/2023) ChildFund meluncurkan sebuah kampanye keselamatan anak online #WebSafeAndWise - creating a better digital world with children di Asia Pasifik.

Inisiatif baru ini berfokus pada penanganan risiko yang muncul di lingkungan digital sambil memberdayakan anak-anak dan remaja untuk menjadi warga digital yang efektif. 

Sebagai tambahan informasi, ChildFund merupakan lembaga pembangunan global yang berfokus pada anak. Dengan memiliki visi untuk membangun sebuah dunia di mana semua anak bisa mendapatkan hak dan menggapai potensi mereka. 

Hingga kini, ChildFund telah membantu lebih dari 3 juta anak dan keluarga di lebih dari 8 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2022, ChildFun menjangkau 172 desa di 30 kota/kabupaten di 8 provinsi itu.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi mengenai ChildFund membuat ruang online yang aman bagi anak di Asia-Pasifik. Yuk, disimak, Ma!

1. Peringati Hari Internet Aman Sedunia, ChildFund mengadakan webinar seAsia-Pasifik

1. Peringati Hari Internet Aman Sedunia, ChildFund mengadakan webinar seAsia-Pasifik
Dok. Logic ChildFund

Sebagai bagian dari peluncuran kampanye, ChildFund berinisiatif menyelenggarakan webinar yang bertemakan "ChildFund for Safer Internet" bertujuan untuk memperingati Hari Internet Aman Sedunia pada tanggal (7/02/2023). 

Banyak dari pembicara menyoroti tantangan yang dihadapi anak-anak secara online dan menunjukkan adanya capaian kerja ChildFund dalam memastikan anak-anak dapat mengakses internet secara adil untuk mendapatkan pendidikan, hiburan, serta sosialisasi tanpa terancam oleh keberadaan predator (Seseorang atau kelompok yang melakukan segala bentuk kekerasan secara online). 

Melansir dari penelitian di Asia Tenggara menunjukkan tentang pelecehan seksual anak secara online yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan sebanyak 92% anak Indonesia berusia antara 12-17 tahun melaporkan penggunaan internet secara rutin. 

Editors' Pick

2. Kasus pelecehan seksual online masih marak terjadi di Indonesia

2. Kasus pelecehan seksual online masih marak terjadi Indonesia
Dok. Logic ChildFund

Di negara Indonesia sendiri, ChildFund telah melakukan survei mengenai terjadinya perundungan serta eksploitasi sekaligus pelecehan seksual online terhadap 1.610 siswa SMA dan mahasiswa di empat provinsi. 

Berdasarkan hasil temuannya, diketahui bahwa 6 dari 10 anak muda pernah mengalami perundungan secara online hanya dalam hitungan tiga bulan terakhir.

Kasus ini banyak dialami dari keduanya baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan yang turut berisiko menjadi seorang korban, akan tetapi anak perempuan dinilai lebih terpengaruh. 

Hal ini pun juga ditegaskan oleh salah satu Country Director yang mewakili ChildFund Indonesia yang menjadi seorang pembicara dalam webinar "ChildFun for Safer Internet"  ini, ia mengatakan bahwa,

"Jumlah anak dan remaja yang menjadi korban perundungan online di Indonesia sangat mencengangkan. Ditambah eksploitasi dan pelecehan seksual anak secara online dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak-anak. Dengan adanya peluncuran kampanye Web Safe and Wise di Indonesia, kami menyasar isu perundungan dan viktimasi online serta melatih anak-anak dan remaja untuk menavigasi kehidupan online mereka dengan aman," ujar Hanneke Oudkerk selaku Country Director, ChildFund Indonesia.  

3. Kampanye ini ditujukan untuk memberikan pendidikan tentang keamanan anak secara online

3. Kampanye ini ditujukan memberikan pendidikan tentang keamanan anak secara online
Freepik/cookie_studio

Tujuan diadakannya kampanye 'Web Safe and Wise' oleh ChildFund, hal ini juga sejalan dengan Deklarasi ASEAN untuk Perlindungan Anak dari segala bentuk Eksploitasi dan Penyalahgunaan Online, yang secara khusus ditujukan untuk mempromosikan tentang pentingnya pendidikan di tingkat nasional tentang keamanan anak sebagai pengguna internet secara online. 

"Terjadinya ekspansi yang cepat dalam teknologi digital membuat anak-anak semakin rentan akan ancaman terhadap keselamatan dan keamanan online mereka," kata Wanchai Roujanavong sebagai Perwakilan dari Thailand untuk Hak Anak pada Komisi untuk Perempuan dan Anak di ASEAN. 

Hal ini juga menjadi bagian penting untuk diperhatikan terutama bagi negara-negara dalam melindungi generasi muda dari hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan secara online di platform mana pun.

"Kami membutuhkan pendekatan kolaboratif multisektoral untuk memerangi terjadinya eksploitasi dan pelecehan seksual online terhadap anak. Saya mengimbau negara-negara anggota ASEAN untuk berkomitmen pada rencana aksi regional untuk melindungi generasi muda kita dari segala bentuk kekerasan online." tambahnya.

4. Membuat ruang online lebih aman untuk anak-anak

4. Membuat ruang online lebih aman anak-anak
Freepik/freepik

Menurut Roland Angerer sebagai Direktur Regional ChildFund Asia menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh perwakilan dari pihak Thailand bahwa ia mengatakan, "Memberikan perlindungan dari segala bentuk kekerasan merupakan hak dasar untuk anak," ujarnya.

Selanjutnya, ia pun menuturkan kembali terkait memperluas jangkauan ChildFund dalam peluncuran kampanye Web Safe and Wise ini di Asia-Pasifik.

"ChildFund telah menjadi komunitas yang terdepan dalam melindungi anak-anak di seluruh Asia-Pasifik selama lebih dari 70 tahun. Peluncuran kampanye Web Safe and Wise bertujuan untuk memperluas pekerjaan kami ke wilayah baru terutama membuat ruang online lebih aman untuk anak-anak." tambahnya.

Adapun pelaksanaan terhadap program Regional Plan of Action for the Protection of Children Forms of Online Exploitation and Abuse (RPA on COEA) atau Rencana Aksi Regional untuk Perlindungan Anak dari Segala Bentuk Eksploitasi dan Pelecehan Online.

Pengembangan program ini dilakukan dengan jangka waktu meliputi periode Rencana Dua Lima (5) tahun dimulai pada tahun 2021 sampai dengan akhir tahun 2025. 

Tujuan adanya RPA ini adalah untuk mempercepat tindakan untuk mengakhiri segala bentuk eskploitasi dan kekerasan online terhadap anak di ASEAN lho, Ma.

Yaitu, melalui penerapan Deklarasi Perlindungan Anak dari Segala Bentuk Penyalahgunaan dan Eksploitasi Online di ASEAN, dalam rangka Rencana Aksi Regional ASEAN tentang aturan Penghapusan Kekerasan terhadap Anak.

Berikut ini, terdapat beberapa rancangan dari RPA yang membantu menindaklanjuti terkait COEA:

  1. Mempromosikan, mengembangkan, dan menerapkan aturan hukum nasional secara menyeluruh dan berupaya meningkatkan standar dan kebijakan perlindungan anak di semua bentuk eksploitasi dan pelecehan online di seluruh Negara Anggota ASEAN. 
  2. Meningkatkan penegakan hukum, yudisial, dan kemampuan profesional hukum melalui pelatihan rutin, relevan dan terkini, serta berbagi dan bertukar praktik terbaik dalam perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi dan pelecehan online.
  3. Mendorong pembentukan unit khusus nasional dengan kewenangan yang jelas untuk memimpin, mendukung, dan mengoordinasikan penyelidikan.
  4. Memastikan efektivitas perlindungan dan layanan dukungan anak berbasis hak, gender dan tanggap usia, serta program kesejahteraan sosial.
  5. Memperkuat pengumpulan dan pemantauan data, maupun mekanisme pelaporan dan rujukan, melalui hotline untuk melaporkan materi online yang diduga ilegal, termasuk materi terkait pelecehan seksual terhadap anak. 
  6. Mempromosikan program pendidikan nasional dan kurikulum sekolah untuk meningkatkan kesadaran seksual, dan bentuk lain dari eksploitasi anak untuk memberdayakan anak-anak muda, orangtua, wali, pengasuh, praktisi, dan juga masyarakat. 

5. ChildFund telah melakukan pelatihan keamanan online melalui program yang diberdayakannya

5. ChildFund telah melakukan pelatihan keamanan online melalui program diberdayakannya
Dok. Logic ChildFund

Selain itu, ChildFund juga memiliki portofolio aktivitas penting yang berkaitan dengan keamanan online anak-anak di seluruh kawasan Asia-Pasifik. Misalnya seperti pada pelatihan keamanan online program Swipe Safe yang telah menjangkau lebih dari 33.000 anak muda di Vietnam dan Kepulauan Solomon.

Pada tahun 2023, pelatihan program ini akan berlanjut dilakukan juga di tiga negara lagi, termasuk Indonesia. 

"Program pelatihan Swipe Safe berbeda, karena mencakup teknologi dan memberikan keterampilan praktis dan langsung kepada anak-anak dan remaja," kata April Turner sebagai Penasihat Perlindungan Anak Senior, ChildFund Australia.

ChildFund juga melakukan pelatihan program ini bersama dengan dukungan dari organisasi mitranya yang akan melanjutkan upayanya untuk membuat ruang online lebih aman di Asia-Pasifik. 

Nah itulah Ma, informasi selengkapnya mengenai ChildFund membuat ruang online yang aman bagi anak di Asia-Pasifik. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi Anak, Mama, dan juga Papa.

Baca juga:

The Latest