Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Strawberry Moon, Fenomena Astronomi 18 Tahun Sekali, Bisa Dilihat Hari Ini

Strawberry Moon dari jauh
Dailyrecord.co.uk

Untuk kamu yang suka astronomi, suka memotret langit malam, atau sekadar menikmati momen tenang sambil menatap bintang, ada kabar menarik: besok malam, langit Indonesia akan dihiasi oleh fenomena langka yang dikenal dengan nama Strawberry Moon!

Terdengar manis, ya? Tapi jangan buru-buru membayangkan bulan berubah warna jadi merah muda seperti stroberi. Faktanya, nama Strawberry Moon bukan berarti bulan benar-benar berwarna pink atau merah.

Nama ini berasal dari tradisi suku asli Amerika, khususnya dari wilayah timur laut, yang memberi nama bulan purnama di bulan Juni ini berdasarkan musim panen stroberi liar yang berlangsung pada waktu yang sama. Jadi, artinya cenderung lebih simbolis.

Simak artikel Popmama.com berikut ini yuk untuk tahu apa dan kapan Stawberry Moon di Indonesia. Baca sampai selesai kalau kamu tidak mau ketinggalan!

Bisa Dilihat di Indonesia pada 10 Juni 2025

Strawberry Moon dan pohon
Pexels/David Besh

Langit Indonesia bakal kedatangan tamu spesial besok malam: Strawberry Moon, atau bulan purnama Juni yang cukup langka. Fenomena ini bisa mulai diamati dari senja tanggal 10 Juni sampai fajar 11 Juni 2025, saat bulan bergerak dari timur ke barat.

Kalau kamu mau menikmati pemandangan terbaiknya, cari tempat yang lapang menghadap ke timur dan jauh dari cahaya lampu kota, misalnya di pinggiran kota, pantai, atau dataran tinggi.

Kenapa Dinamakan Strawberry Moon?

Ilustrasi Folklor Strawberry Moon
Universewatcher.com

Nama Strawberry Moon berasal dari tradisi suku asli Amerika, khususnya yang tinggal di wilayah timur laut seperti Algonquin dan Ojibwe. Mereka menamai bulan purnama di bulan Juni ini karena bertepatan dengan masa panen stroberi liar yang hanya tumbuh dalam waktu singkat setiap tahun. Jadi, ketika bulan purnama muncul pada waktu itu, itu menjadi semacam "penanda alami" bahwa stroberi siap dipetik.

Namun, nama dan makna bulan purnama di bulan Juni ternyata berbeda-beda di setiap budaya. Masing-masing punya cara sendiri dalam memberi nama berdasarkan apa yang sedang terjadi di alam sekitar mereka. Ini beberapa di antaranya:

  1.  Suku Cherokee: Green Corn Moon

Suku Cherokee menyebut bulan ini Green Corn Moon, karena menandai awal dari pertumbuhan jagung muda yang mulai tumbuh di ladang. Jagung adalah tanaman penting bagi mereka, jadi bulan ini punya makna khusus sebagai simbol harapan dan awal dari hasil tani yang akan datang.

  1. Suku Dakota: Blooming Moon

Suku Dakota menyebutnya Blooming Moon, karena di wilayah mereka, bulan Juni adalah waktu ketika bunga-bunga liar mulai bermekaran dengan sangat indah. Nama ini mencerminkan hubungan mereka yang erat dengan siklus alam dan musim berbunga.

  1. Tradisi Eropa: Rose Moon / Honey Moon

Di Eropa, bulan purnama Juni dikenal sebagai Rose Moon karena bertepatan dengan mekarnya bunga mawar. Selain itu, ada juga istilah Honey Moon, yang konon menjadi asal dari kata "honeymoon". Dulu, pasangan yang menikah di bulan Juni dianggap akan mendapatkan kehidupan rumah tangga yang manis seperti madu, karena musim ini penuh dengan kehangatan dan hasil alam yang melimpah.

  1. Budaya Tiongkok: Terkait Festival Perahu Naga

Dalam budaya Tiongkok, bulan purnama bulan Juni sering bertepatan dengan Duanwu Festival atau Festival Perahu Naga. Festival ini mengenang penyair Qu Yuan dan ditandai dengan tradisi makan bacang (zongzi), lomba perahu naga, serta berbagai ritual yang berkaitan dengan kesehatan dan perlindungan diri dari energi negatif di musim panas.

Bagi banyak orang di berbagai belahan dunia, bulan purnama di bulan Juni bukan cuma soal keindahan langit malam. Ini juga jadi momen refleksi, rasa syukur, dan harapan. Karena muncul menjelang pertengahan tahun, banyak yang memaknainya sebagai waktu untuk mengevaluasi diri, bersyukur atas yang sudah dijalani, dan menyambut paruh tahun berikutnya dengan semangat baru.

Langka! Cuma Terjadi Sekali Setiap 18 Tahun

Full moon di tengah salju
Pexels/Frank Cone

Tahun ini, Strawberry Moon bukan sekadar bulan purnama biasa. Bulan akan tampak sangat rendah di langit malam karena bertepatan dengan fenomena langka bernama major lunar standstill. Ini hanya terjadi sekali setiap 18,6 tahun.
Akibatnya, bulan akan terlihat "meluncur rendah" dari tenggara ke barat daya, hampir menyentuh cakrawala selatan sepanjang malam.

Fenomena ini terjadi karena orbit bulan dan sumbu Bumi tidak sepenuhnya sejajar. Perbedaan sudutnya membuat bulan bisa terbit dan terbenam di titik yang jauh lebih ekstrem dibanding matahari, bahkan bisa berbeda hingga 70 derajat.

Apa Maknanya?

Ilustrasi Srawberry Moon di UK
Express..co.uk

Untuk suku-suku asli Amerika, Strawberry Moon punya makna yang dalam. Mereka percaya ini adalah waktu kesuburan, kelimpahan, dan penyembuhan. Ada juga yang percaya cahaya bulan ini akan membuat buah stroberi terasa lebih manis.

Dalam tradisi Eropa, bulan ini sering dikaitkan dengan keberuntungan dan kesuburan, dan dipercaya membawa energi positif untuk alam dan manusia.

Nah, itu dia sekilas informasi mengenai apa dan kapan Stawberry Moon di Indonesia. Jangan lupa tengok langit besok malam. Siapa tahu kamu bisa lihat bulan purnama super rendah yang cuma muncul tiap 18 tahun sekali!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erick akbar
Novy Agrina
Erick akbar
EditorErick akbar
Follow Us