Cari Tahu Yuk, Sejarah Hari Valentine dan Perlukah Dirayakan?

Ketahui dulu sejarahnya yuk!

14 Februari 2022

Cari Tahu Yuk, Sejarah Hari Valentine Perlukah Dirayakan
Freepik/atlascompany

Seperti yang telah kita ketahui, tanggal 14 Februari dikenal sebagai Hari Valentine. Di mana setiap orang, baik kekasih, keluarga, atau sahabat, akan merayakan hari kasih sayang tersebut dengan saling bertukar hadiah atau memberikan cokelat, serta bunga.

Namun bagi sebagian orang, Hari Valentine bukanlah budaya yang perlu diikuti atau dirayakan. Karena, hari kasih sayang tidak hanya bisa dirayakan pada tanggal 14 Februari saja, melainkan bisa dirayakan kapan saja.

Meski begitu, banyak juga yang menjadikan Hari Valentine sebagai momen simbolis untuk menunjukkan kasih sayang padang orang terkasih.

Masih banyak juga lho yang turut suka cita dalam merayakan hari kasih sayang ini.

Lantas sebenarnya, bagaimana sejarah Hari Valentine itu dan perlukah untuk dirayakan?

Nah, biar wtidak bingung atau salah paham, berikut Popmama.com telah merangkum sejarahHariValentine dan kontroversi pro kontra terkait perayaannya.

Yuk, disimak!

1. Sejarah Hari Valentine

1. Sejarah Hari Valentine
Freepik/karolina-grabowska

Dilansir dari britannica.com, hari Valentine adalah hari peringatan untuk Valentinus. Ia adalah seorang pendeta Roma pada abad ketiga masehi.

Pada masa itu, Kaisar Romawi Claudius II melarang pria untuk menikah karena dirinya percaya bahwa pria lajang merupakan prajurit yang lebih baik dan memiliki dedikasi yang tinggi. 

Akan tetapi, Valentinus tidak setuju dengan keputusan tersebut. Maka secara diam-diam, ia mengatur pernikahan rahasia para pemuda dan pemudi Roma.

Hingga suatu hari, Kaisar Claudius mengetahui pernikahan rahasia tersebut dan menjebloskan Valentinus ke penjara. Bahkan, Kaisar tidak segan-segan memberikan hukuman mati pada Valentinus.

Eksekusi hukuman mati bagi Valentinus tersebut jatuh pada tanggal 14 Februari 270 M.

Pada abad kelima masehi, tanggal 14 Februari tersebut akhirnya ditetapkan sebagai Hari Valentine oleh Paus Roma Gelasius.

Sejarah Hari Valentine tersebut kemudian dikaitkan sebagai hari kasih sayang oleh sebagian orang yang merayakannya hingga sekarang.

Namun ada versi lain yang mengatakan bahwa Santo Valentinus ini sempat meninggalkan surat perpisahan kepada anak perempuan dari sipir penjara yang menjadi temannya selama menjalani masa hukuman.  

Surat tersebut dibubuhi tulisan "From your Valentine” atau dalam bahasa Indonesia berarti “Dari Valentinusmu."

Karena jasa inilah yang membuat Valentinus dijadikan sebagai orang suci dalam ajaran Gereja Katolik Roma.

Namanya pun berubah menjadi Santo Valentinus atau Saint Valentine.

Kemudian, pada tahun 496, Paus Gelasius mengumumkan bahwa 14 Februari akan dirayakan sebagai Hari Santo Valentinus.

Perayaan Valentine mulanya berawal pada abad ke-17 saat Raja Charles 11 dari Swedia mempopulerkan “bahasa bunga” atau melampirkan makna pada berbagai jenis bunga di seluruh Eropa.

Dalam perayaan Valentine tersebut, jenis yang paling tradisional atau umum adalah bunga mawar.

Hal tersebut dikarenakan mawar telah diasosiasikan dengan dewi cinta Yunani, Aphrodite.

Selain itu, ada pula yang menyebutkan bahwa perayaan Hari Valentine itu hanya untuk memperingati kematian tragis Valentine dan sebagai bentuk penghormatan.

Sehingga, tidak berkaitan dengan perasaan cinta.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Hari Valentine diasosiasikan dengan cinta lantaran banyaknya kerajaan di Eropa yang terpengaruh dengan gagasan mengenai cinta.

Sejak saat itulah, kebiasaan perayaan Valentine ini berkembang setiap tahunnya hampir di semua negara dan dirayakan dengan cara yang lebih ceria, serta romantis.

2. Perlukah Hari Valentine dirayakan?

2. Perlukah Hari Valentine dirayakan
Freepik

Jika dilihat asal usulnya, 14 Februari sebenarnya bukanlah peringatan hari kasih sayang. Namun, seiring waktu berjalan dan bercampur dengan pengaruh-pengaruh lain, 14 Februari akhirnya berkembang dan dijadikan sebagai hari kasih sayang. 

Lalu, perlukah kita merayakan Hari Valentine?

Di beberapa negara, seperti Korea, Jepang, dan Taiwan, perayaan Valentine dilakukan dengan memberikan cokelat pada tanggal 14 Februari.

Namun, di beberapa negara Islam, perayaan tersebut dengan tegas dilarang karena berkaitan pada unsur agama.

Kendati demikian, belakangan ini Hari Valentine malah disalahgunakan oleh sebagian anak muda dari berbagai kalangan, ras, agama, dan budaya dengan melakukan pesta pora, minum minuman keras, memakai narkoba, bahkan melakukan melakukan pergaulan bebas dengan dalih mengatasnamakan cinta.

Sementara makna cinta kasih sesungguhnya adalah saling menjaga dan memberikan kenyamanan, bukan saling merusak masa depan. 

Di Indonesia sendiri perayaan Valentine masih menjadi kontroversi.

Pada beberapa daerah, Hari Valentine boleh dirayakan, tetapi sebagian daerah lainnya melarang perayaan hari kasih sayang tersebut.

Meski demikian, pada dasarnya cinta bisa dirayakan kapan dan di mana pun, tidak perlu menunggu tanggal 14 Februari.

3. Bentuk kasih sayang anak untuk orangtua

3. Bentuk kasih sayang anak orangtua
Freepik/tirachardz

Hari Valentine tidak melulu identik sebagai perayaan dengan kekasih atau pasangan.

Hari Valentine juga bisa dimanfaatkan untuk mencurahkan bentuk kasih sayang anak kepada orangtua.

Bentuk kasih sayang untuk orangtua dapat bermacam-macam dan tentunya bisa diberikan kapan pun, tidak hanya pada saat Hari Valentine. Hanya saja, sebagian besar anak merasa kesulitan untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada orangtua.

Umumnya, anak-anak akan mengungkapkan kasih sayangnya secara tertutup atau tersirat, bahkan hanya pada saat momen tertentu saja.

Untuk itu, berikut ini adalah beberapa tips bentuk kasih sayang anak untuk orangtua yang dapat dilakukan:

  1. Berikan kartu ucapan manis hasil tulisan sendiri untuk orangtua. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengucapkan rasa terima kasih karena sudah membesarkan kamu sejak kecil hingga saat ini.
  2. Kamu juga bisa memberikan makanan kesukaan orangtua hasil buatan sendiri.
  3. Memberikan bunga atau cokelat kepada orangtua. Selain itu, bisa juga memberinya kado jika budget yang dimiliki lebih dari cukup.
  4. Menuruti setiap perkataannya, berbakti, dan patuh.
  5. Tidak menekan kedua orangtua hanya untuk memenuhi keinginanmu.
  6. Menerima segala pemberian yang diberikan orang tua meskipun tidak sesuai harapan.
  7. Menghormati orang tua serta lemah lembut dalam berbicara dan memperlakukan orang tua.
  8. Meluangkan waktu untuk berbicara dan berdiskusi serta jalan-jalan bersama orang tua.
  9. Membantu pekerjaan rumah orang tua, seperti membantu ibu membersihkan rumah.

Itu dia sejarah Hari Valentine dan perayaannya. Cinta tidak diukur pada ikut merayakan Hari Valentine atau tidak. Cinta adalah cara seseorang untuk menjaga dan mengasihi orang-orang ya dikasihi!

Baca juga:

The Latest