Defisiensi Hormon Pertumbuhan: Gejala, Efek, dan Pengobatannya

Pubertas terlambat merupakan salah satu gejalanya

19 Juni 2022

Defisiensi Hormon Pertumbuhan Gejala, Efek, Pengobatannya
Freepik

Anak mengalami perkembangan dari waktu ke waktu yang dipicu oleh hormon pertumbuhan. Apabila produksi hormon pertumbuhan ini abnormal, maka pertumbuhan anak pun menjadi terganggu. 

Lalu, apa dampaknya jika anak mengalami defisiensi hormon pertumbuhan? Masalah apa yang akan timbul di masa depan, dan bagaimana penanganannya?

Berikut ini Popmama.com merangkum informasi seputar defisiensi hormon pertumbuhan pada anak, dilansir dari Healthline:

1. Apa itu defisiensi hormon pertumbuhan?

1. Apa itu defisiensi hormon pertumbuhan
Pexels/Alexey Demidov

Defisiensi hormon pertumbuhan terjadi saat kelenjar pituitari tidak menghasilkan cukup hormon pertumbuhan. Hal ini sering terjadi pada anak-anak ketimbang orang dewasa. 

Kelenjar pituitari adalah kelenjar kecil seukuran kacang polong yang terletak di dasar tengkorak kepala. Kelenjar ini memproduksi delapan hormon yang penting bagi kehidupan manusia. Beberapa hormon ini mengontrol aktivitas tiroid dan suhu tubuh. 

Defisiensi hormon pertumbuhan terjadi sekitar 1 dari 7.000 kelahiran. Kondisi ini pula yang melatarbelakangi beberapa penyakit genetik, termasuk sindrom Prader-Willi.

Editors' Pick

2. Penyebab defisiensi hormon pertumbuhan

2. Penyebab defisiensi hormon pertumbuhan
Freepik

Defisiensi hormon pertumbuhan yang tidak ada saat lahir mungkin disebabkan oleh tumor di otak. Tmor ini biasanya terletak di lokasi kelenjar pituitari atau daerah hipotalamus terdekat di otak. 

Pada anak-anak dan orang dewasa, cedera kepala serius, infeksi, dan perawatan radiasi juga dapat menyebabkan defisiensi hormon pertumbuhan. Ini disebut acquired growth hormone deficiency (AGHD).

Sebagian besar kasus defisiensi hormon pertumbuhan adalah idiopatik, artinya belum ada penyebab yang ditemukan.

3. Gejala defisiensi hormon pertumbuhan

3. Gejala defisiensi hormon pertumbuhan
Freepik/Karlyukav

Anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan biasanya memiliki perawakan lebih pendek dari teman sebayanya. Mereka memiliki wajah yang tampak lebih muda dan bulat. Mereka mungkin juga memiliki "lemak bayi" di sekitar perut, meskipun proporsi tubuhnya rata-rata.

Jika defisiensi hormon pertumbuhan berkembang di kemudian hari dalam kehidupan seorang anak, seperti dari cedera otak atau tumor, gejala utamanya adalah pubertas yang tertunda. Dalam beberapa kasus, perkembangan seksualnya akan terhenti.

4. Pengobatan defisiensi hormon pertumbuhan

4. Pengobatan defisiensi hormon pertumbuhan
Freepik/rawpixel.com

Sejak pertengahan 1980-an, hormon pertumbuhan sintetis telah digunakan dan sukses mengobati anak-anak dan orang dewasa dengan defieinsi hormon pertumbuhan. Sebelum ditemukan hormon pertumbuhan sintetis, hormon pertumbuhan alami dari mayat digunakan untuk pengobatan.

Hormon pertumbuhan diberikan melalui suntikan, biasanya ke jaringan lemak tubuh, seperti bagian belakang lengan, paha, atau bokong. Ini paling efektif sebagai perawatan harian.

Anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan bawaan sering harus menjalani pengobatan dengan hormon pertumbuhan sampai mereka mencapai pubertas. Anak yang terlalu sedikit hormon pertumbuhan di masa mudanya secara alami akan mulai memproduksi cukup hormon saat mereka memasuki usia dewasa.

5. Dampak defisiensi hormon pertumbuhan terhadap psikologis anak

5. Dampak defisiensi hormon pertumbuhan terhadap psikologis anak
Pixabay/talibabdulla

Anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan mungkin mengalami efek psikologis tertentu, misalnya:

  • Depresi
  • Kurangi konsentrasi
  • Ingatan lemah
  • Serangan kecemasan atau tekanan emosional

Sementara itu, orang dewasa dengan defisiensi hormon pertumbuhan biasanya memiliki kadar lemak dalam darah dan kolesterol tinggi. Hal ini terjadi bukan karena pola makan yang buruk, melainkan perubahan metabolisme tubuh yang disebabkan oleh rendahnya kadar hormon pertumbuhan. 

Konsultasikan dengan dokter anak apabila Mama melihat adanya tanda-tanda gangguan defisiensi  hormon pertumbuhan pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat. 

Baca juga:

The Latest