Apa Itu Siklus Air? Belajar Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air.

Mengapa air selalu ada dan tidak pernah habis? Inilah jawabannya!

13 November 2021

Apa Itu Siklus Air Belajar Definisi, Proses, Jenis Siklus Air.
gpm.nasa.gov

Pernah tidak anak-anak bertanya, mengapa air tidak pernah habis? Padahal ada banyak sekali aktivitas kita yang membutuhkan air, mulai dari ketika menggosok gigi, mencuci baju, mandi, belum lagi air yang kita konsumsi setiap harinya. 

Coba bayangkan berapa banyak air bersih yang kita butuhkan? Padahal setiap aktivitas kita membutuhkan air dan tidak sedikit dari mereka yang hingga saat ini kesulitan mendapatkan air bersih. 

Darimana ya air itu datang? jika jawabanmu dari hujan, kamu hampir tepat. Air tidak pernah habis akibat dari siklus air atau yang dikenal juga dengan siklus hidrologi. 

Siklus hidrologi sederhananya merupakan siklus daur ulang air yang terjadi terus-menerus dalam beberapa proses. 

Yuk belajar bersama Popmama.com mengenai siklus air, pengertian, dan proses terjadinya!

1. Apa itu siklus hidrologi?

1. Apa itu siklus hidrologi
Pixabay/PublicDomainPictures

Siklus air atau siklus hidrologi merupakan tahapan peristiwa yang terjadi pada air dari lapisan atmosfer hingga kembali lagi ke bumi melalui tahapan kondensasi, presipitasi, evaporasi transpirasi dan infiltrasi.

Siklus ini selalu terjadi terus-menerus tanpa memiliki akhir secara berulang. Proses daur air ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berikut ialah alur siklus air secara sederhana:

Proses ini terjadi diawali dengan panas matahari yang menyebabkan air mengalami penguapan dari air (evaporasi) atau dari tumbuhan (transpirasi). Air yang berubah jadi gas terus naik hingga pada ketinggian tertentu di atmosfer. 

Di sana terjadi perubahan suhu yang menyebabkan terjadinya proses pengembungan atau pembentukan awan (kondensasi). Beberapa waktu kemudian awan semakin gelap karena kandungan uap air di dalamnya bertambah lalu terjadilah proses turunnya hujan ke bumi (presipitasi) melalui air, salju, hujan es, dan kabut. 

Air yang jatuh ke bumi akan diserap ke dalam pori-pori tanah (infiltrasi). Air yang tersimpan itu lama-lama mengalir dan terkumpul di pegunungan lalu muncul sebagai sumber air. 

2. Evaporasi

2. Evaporasi
Pexels/Kellie Churchman

Proses pertama dalam siklus air ialah evaporasi. Siklus ini menunjukkan proses penguapan air yang berasal dari laut, sungai, danau, rawa, atau badan air lainnya. Pada proses ini terjadi perubahan zat cair menjadi gas yang terkumpul di bagian atmosfer bumi. 

Ada juga bentruk evaporasi lainnya yang terjadi pada tumbuhan, yaitu transpirasi. Berbeda dengan evaporasi, proses transpirasi merupakan pelepasan molekul air sebagai hasil metabolisme dari tumbuh-tumbuhan.

Editors' Pick

3. Kondensasi

3. Kondensasi
e.vnexpress.net

Setelah proses evaporasi terjadi, uap air akan terkumpul di atmosfer dan berubah menjadi awan. Lama kelamaan awan akan berpindah ke tempat yang lebih tinggi karena tebawa angin. 

Semakin tinggi suatu tempat, maka suhunya semakin rendah. Akibat perubahan suhu dan awan sudah mengandung banyak uap air, maka kumpulan uap air tersebut akan mengalami pengembunan yang membentuk titik-titik air. Lalu membentuk awan hitam yang siap turun sebagai hujan ketika mencapai titik jenuh. 

4. Presipitasi

4. Presipitasi
Pexels/Pixabay

Proses presipitasi merupakan lanjutan dari kondensasi. Presipitasi merupakan proses turunnya air dari awan menuju bumi. Proses ini seringkali kita kenal dengan sebutan hujan. 

Presipitasi terjadi akibat pendinginan dan penambahan uap air, sehingga air yang membentuk awan mencapai titik jenuh. Semakin banyak uap air yang terbentuk, maka tetesan air hujan yang turun pun semakin banyak juga.  

Air tidak hanya turun dalam bentuk hujan saja, tetapi juga salju. Pada musim dingin ketika suhu berada di bawah titik beku (0 derajat Celcius atau 32 derajat Fahrenheit), uap air akan terkondensasi menjadi es yang padat tanpa melalui tahap cair. Kristal es yang terbentuk kemudian menyerap dan membekukan uap air  disekitarnya menjadi kristal salju yang kemudian jatuh ke bumi.

5. Inflitrasi

5. Inflitrasi
Pexels/Binyamin Mellish

Proses terakhir dalam siklus air ialah proses infiltrasi atau penyerapan. Setelah turun ke bumi, air akan diserap oleh tanah, bahkan diserap juga oleh tumbuhan. Infiltrasi secara umum dipengaruhi oleh berbagai sifat tanah dan vegetasi.

Proses infiltrasi ini memegang peranan penting dalam mendistribusikan air hujan. Tanah yang tidak dapat menyerap air dengan baik dapat menjadi pemicu terjadinya bencana seperti banjir, erosi, ataupun tanah longsor.

Air yang terserap jauh ke dalam tanah juga menjadi sulit untuk dijangkau manusia, ini dapat menyebabkan kekeringan dan kesulitan air. 

Namun air yang terserap dengan baik di bawah tanag dapat dimanfaatkan sebagai ketersediaan air untuk irigasi di musim kemarau.

5. Jenis-jenis siklus air

5. Jenis-jenis siklus air
gpm.nasa.gov

Siklus air atau siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga jenis berbeda berdasarkan panjang dan lama proses pergerakan molekul airnya. Jenis-jenis siklus air dibedakan menjadi:

1. Siklus pendek

Siklus air pendek diawali dari evaporasi air laut ke atmosfer, lalu diikuti dengan pembentukan awan yang kemudian menurunkan air sebagai hujan. Air tersebut akan mengalir kembali ke laut. 

2. Siklus sedang

Proses ini bermulai dari air yang menguap membentuk awan lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.

Berbeda dengan siklus pendek, pada siklus sedang air hujan yang turun meresap ke dalam tanah dan sebagian lainnya diserap oleh tumbuhan. Air yang tidak teresap akan mengalir melewati sungai kembali menuju laut. 

3. Siklus panjang

Siklus panjang diawali dengan evaporasi dan kondensasi air laut menjadi awan. Lalu kemudian awan akan terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di area daratan. Awan yang terbentuk akan kembali bergabung dengan uap air dari evaporasi danau dan sungai, serta transpirasi tumbuhan.

Akibat pengaruh ketinggian, uap air mengenai lapisan udara dingin dan berubah menjadi salju lalu turun dan membentuk bongkahan es di pegunungan tinggi. Bongkahan es akan meluncur ke tempat yang lebih rendah akibat gravitasi (gletser). 

Gletser kemudian akan mencair dan mengalir melalui perairan darat menuju kembali ke laut. 

7. Hal yang mempengaruhi siklus air

7. Hal mempengaruhi siklus air
Freepik/Vectorpouch

Meskipun siklus ini terjadi secara terus-menerus, pasalnya ada beberapa hal yang dapat menganggu dan mempengaruhi siklus air. Berikut ialah beberapa hal yang dapat mempengaruhi siklus air:

  1. Penebangan hutan. Banyaknya penebangan hutan dapat mengurangi jumlah tanaman yang merupakan salah satu penyerap air. Ini dapat berakibat pada tidak terserapnya air dengan baik dan mengakibatkan terjadinya banjir.
  2. Pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi di laut dapat menghambat proses penguapan air untuk membentuk awan, sehingga hujan semakin berkurang.
  3. Polusi udara. Polusi yang terjadi akibat bahan bakar kendaraan dapat bercampur dengan uap air di asmosfer menyebabkannya berubah menjadi asam. Hujan asam yang terjadi dapat merusak tumbuhan, hewan serta manusia.

Ternyata proses terbentuknya air hingga dapat kamu konsumsi sehari-hari sangatlah panjang. Itulah mengapa penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, mulai dari air, udara, tanah, dan lainnya. 

Baca juga:

The Latest