Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Paus Baru Terpilih: 10 Tahapan Prosesi Konklaf

Misa terakhir untuk Paus Fransiskus
Vaticannews.va/Vatican Media

Setelah kepergian Paus Fransiskus, konklaf akan resmi dimulai pada hari ini (07/05/2025). Konklaf adalah serangkaian peristiwa yang dihadiri oleh para kardinal pemilih dari seluruh dunia, yang berkumpul untuk memilih Paus baru di Kapel Sistina. 

Istilah "konklaf" berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci." Selama prosesi ini berlangsung, para kardinal dikunci di dalam kapel hingga Paus baru terpilih.

Untuk tahun ini, terdapat 252 kardinal dari seluruh dunia, namun hanya mereka yang berusia di bawah 80 tahun yang dapat memilih. Artinya, 133 dari 252 kardinal akan berpartisipasi dalam prosesi ini.

Apa saja langkah-langkah prosesi dalam konklaf yang dilakukan hingga terpilihnya Paus baru? Simak artikel Popmama.com berikut mengenai 10 tahapan prosesi konklaf untuk memilih Paus baru.

1. 'Sede Vacante'

Para kardinal yang dapat memilih
AP Photo/Andrew Medichini

Istilah "Sede Vacante" (Tahta Suci Kosong, dalam bahasa Latin) merujuk pada periode antara berakhirnya kepemimpinan seorang Paus atas Gereja Katolik dan pemilihan penggantinya.

Periode ini terjadi setelah serangkaian peristiwa menyusul wafatnya paus sebelumnya selesai dilakukan, termasuk di antaranya konfirmasi kematian oleh Camerlengo, penghancuran ring of the fisherman, penyegelan kediaman Paus, pengumuman resmi kepada publik, serta penyelenggaraan upacara pemakaman. 

Selama masa Sede Vacante, Camerlengo sementara mengawasi administrasi Vatikan, memastikan kelangsungan pemerintahan hingga terpilihnya Paus yang baru.

2. Pertemuan pra-konklaf

Konklaf 2025 akan segera berlangsung
Youtube.com/Vatican News

Sebelum konklaf dimulai, para kardinal mengadakan beberapa pertemuan untuk membahas kondisi Gereja, mendengarkan berbagai laporan, dan menentukan karakter Paus yang dibutuhkan. 

Meskipun diskusi ini berlangsung secara tertutup, perbincangan tersebut sering kali membantu membangun kesepakatan mengenai kandidat potensial; yang dalam istilah informal disebut papabili, yakni mereka yang dianggap memiliki peluang kuat untuk terpilih sebagai Paus.

Selama periode ini berlangsung, kapel dan seisinya dipersiapkan, diperiksan, dan diamankan. Dibuat sebuah tim khusus yang memastikan sistem elektronik dan keamanan di sekitarnya terjamin sehingga informasi yang berada di dalam tidak bocor dan tetap menjadi rahasia di balik dinding.

3. Sumpah kerahasiaan (Oath of Secrecy)

Kapel Sistina, sedang disiapkan
Vaticannews.va/AFP

Setelah konklaf secara resmi dimulai, para kardinal berbaris menuju Kapel Sistina sambil melantunkan himne. 

Saat memasuki kapel, setiap kardinal pemilih mengucapkan sumpah kerahasiaan, berjanji untuk tidak mengungkapkan apa pun yang terjadi selama konklaf, dengan ancaman ekskomunikasi jika melanggar.

Ekskomunikasi adalah hukuman yang dijatuhkan oleh Gereja kepada seseorang yang dianggap melakukan pelanggaran berat terhadap ajaran atau hukum Gereja.

Setelah itu, pintu kapel ditutup dan dikunci dari luar. Penguncian ini menandai dimulainya pemilihan Paus. Kapel selajunjutnya menjadi ruang eksklusif bagi para kardinal pemilih itu. Penguncian ini tidak hanya berlaku secara fisik, tetapi juga mencakup sinyal elektronik serta perangkat komunikasi yang digunakan.

Perlu diingat bahwa konklaf adalah momen sakral yang berlangsung dalam kerahasiaan penuh, sehingga apa pun yang terjadi di balik dinding, tetap tersimpan di dalamnya sampai Paus baru terpilih.

4. Meditasi akhir

Kardinal berasal dari seluruh dunia
Youtube.com/Vatican News

Pada pagi hari tanggal 7 Mei 2025, 133 kardinal dari 70 negara berkumpul di Basilika Santo Petrus, Vatikan, untuk merayakan Misa terakhir sebelum memasuki konklaf guna memilih Paus baru setelah wafatnya Paus Fransiskus.

Setelah Misa, para kardinal berarak menuju Kapel Sistina sambil menyanyikan himne Latin Veni Creator Spiritus “Datanglah, Roh Kudus Pencipta yang diberkati”. 

Himne ini, yang diyakini ditulis oleh Uskup Rabano Mauro pada abad ke-9, digunakan dalam liturgi Gereja Katolik untuk memohon pencerahan Roh Kudus. Selain digunakan pada Pentakosta, himne ini juga dinyanyikan dalam acara-acara penting seperti pemilihan Paus, penahbisan uskup, dan penahbisan imam.

5. ‘Extra Omnes’

Para kardinal berkumpul
Youtube.com/Vatican News

Ungkapan Latin yang berarti "semua keluar," diucapkan oleh pemimpin upacara liturgi kepausan untuk meminta semua orang yang hadir, kecuali para kardinal pemilih, untuk meninggalkan Kapel Sistina agar proses pemungutan suara dalam konklaf dapat dimulai.

6. Proses voting di antara para kardinal

Dokumentasi lawas proses pemilihan
AP Photo/Pool

Selama konklaf, pemungutan suara dilakukan dalam beberapa putaran hingga salah satu kandidat berhasil meraih dua pertiga dari total suara kardinal pemilih.

Setiap hari, para kardinal mengikuti dua sesi pemilihan di pagi hari dan dua lagi di sore hari, dengan waktu jeda untuk berdoa serta berdiskusi.

Mereka menuliskan nama calon pilihan pada surat suara yang bertuliskan "Eligo in Summum Pontificem", yang berarti "Saya memilih sebagai Paus Tertinggi".

Setelah dilipat, surat suara ditempatkan ke dalam piala lalu dipindahkan ke wadah khusus di altar.

Tiga kardinal yang bertugas sebagai penghitung membacakan hasil suara secara terbuka. Jika tidak ada kandidat yang memperoleh dua pertiga suara, proses diulang.

7. Penghitungan surat suara dan tanda asap 

Alat pembakaran surat suara
Vaticannews.va/ANSA

Setelah setiap sesi selesai, surat suara dibakar di tungku khusus dalam Kapel Sistina.

Ada tanda asapyang dipergunakan untuk memberitahukan hasil pemilihan hari itu kepada publik. Asap hitam menandakan belum ada Paus terpilih, sedangkan asap putih menandakan pemilihan telah berhasil dan Paus baru telah ditentukan dan Paus terpilih itu telah setuju mengemban peran itu.

8. Pemilihan dan pernyataan sanggup Paus baru

Asap putih menandakan Paus baru terpilih
AP Photo/Gregorio Borgia

Setelah seorang kandidat memperoleh jumlah suara yang dibutuhkan, Dekan Kardinal secara resmi akan bertanya, “Apakah Anda menerima pemilihan kanonik Anda sebagai Paus?” 

Jika sang kardinal menerima, ia kemudian ditanya nama kepausan apa yang ingin ia gunakan.

9. Bersiap di Ruang Air Mata

Ruang air mata
Youtube.com/Vatican News

Setelah itu, Paus terpilih dibawa ke sebuah ruangan kecil di dekat Kapel Sistina yang dikenal sebagai Ruang Air Mata. 

Di sana, ia mengenakan jubah putih kepausan yang telah disiapkan dalam beberapa ukuran. 

Ruangan ini dinamakan demikian karena banyak Paus yang tak kuasa meneteskan air mata saat pertama kali mengenakan jubah tersebut, sebagai ekspresi dari beban berat kepausan yang menantinya di depan.

10. ‘Habemus Papam’

Habemus Papam Paus Pius XII, 1939
Youtube.com/Vatican News

Setelah mengenakan jubah kepausan, Paus yang baru terpilih diperkenalkan kepada publik dari balkon utama Basilika Santo Petrus. 

Seorang kardinal senior maju dan mengumumkan: "Habemus Papam!" ("Kami memiliki Paus!"), diikuti dengan nama lahir Paus dan nama kepausan yang dipilihnya. 

Beberapa saat kemudian, Paus yang baru memberikan berkat pertama Urbi et Orbi , artinya "kepada kota dan dunia"

Nah, Ma, itulah 10 tahapan prosesi konklaf yang diadakan di Vatikan untuk memilih Paus baru. 

Pada tahun 2025 lalu, film Conclave baru saja memenangi piala Oscar untuk  kategori Skenario Adaptasi Terbaik. Film yang disutradarai oleh Edward Berger ini sangat menggambarkan secara jelas bagaimana prosesi pemilihan Paus dilangsungkan.

Film ini bisa menjadi referensi yang bagus bagi Mama untuk menjelaskan pengetahuan ini secara lebih lengkap  dan aksesibel kepada anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us