Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Cara Menerapkan Co-parenting yang Baik

Cara menerapkan co-parenting
Freepik

Sebagai Mama, terutama bagi yang sedang menjalani proses perceraian atau sudah berpisah dengan pasangan, menjaga pola asuh yang baik untuk anak tentu menjadi prioritas utama.

Co-parenting, yaitu pola asuh bersama antara kedua orangtua meskipun sudah tidak tinggal bersama, adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan anak tetap mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan bimbingan yang konsisten dari kedua orangtua.

Namun, menerapkan co-parenting yang baik tidak selalu mudah dan membutuhkan komitmen serta kerja sama yang matang. Berikut ini Popmama.com rangkum cara menerapkan co-parenting agar bisa berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi si Kecil.

1. Utamakan kebutuhan dan kebahagiaan anak

Keluarga
Freepik

Hal pertama yang harus Mama ingat adalah bahwa fokus utama co-parenting adalah kesejahteraan anak. Mengesampingkan emosi pribadi dan ego sangat penting agar anak merasa aman dan dicintai oleh kedua orangtua.

Baik Mama maupun mantan pasangan harus sepakat untuk selalu memprioritaskan kebutuhan fisik dan emosional anak, termasuk dalam hal pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sehari-hari.

2. Bangun komunikasi yang efektif dan terbuka

Komunikasi orang tua
Freepik/tirachardz

Komunikasi adalah kunci utama keberhasilan co-parenting. Mama dan mantan pasangan perlu membangun komunikasi yang sehat, terbuka, dan bebas dari konflik berlebihan. Jangan gunakan anak sebagai perantara komunikasi, melainkan langsung berkomunikasi secara dewasa dan penuh rasa hormat.

Dengan komunikasi yang baik, Mama dan mantan pasangan bisa saling berbagi informasi penting tentang perkembangan anak, jadwal kegiatan, atau perubahan yang perlu diketahui bersama.

3. Buat kesepakatan dan jadwal yang jelas

Jadwal
Freepik/storyset

Membuat kesepakatan bersama mengenai pengasuhan anak sangat membantu menghindari konflik. Misalnya, kapan waktu kunjungan, siapa yang bertanggung jawab pada hari tertentu, dan bagaimana pembagian peran dalam mengasuh anak.

Jadwal yang terstruktur memberikan rasa stabil dan aman bagi anak karena mereka tahu kapan akan bersama Mama dan kapan bersama Papa. Fleksibilitas juga diperlukan agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan situasi masing-masing orangtua.

4. Bersikap fleksibel dan saling menghargai

Orang tua saling menghargai
Freepik

Co-parenting menuntut Mama dan mantan pasangan untuk saling menghargai dan bersikap fleksibel. Tidak selalu harus 50:50 dalam pembagian waktu atau tanggung jawab, tapi saling memahami keterbatasan dan kelebihan masing-masing.

Dengan sikap terbuka dan kompromi, pengasuhan anak akan berjalan lebih lancar dan minim konflik.

5. Singkirkan emosi negatif dan hindari pertengkaran di depan anak

Pertengkeran di depan anak
Freepik

Walaupun sulit, Mama perlu berusaha mengesampingkan perasaan sakit hati, marah, atau dendam terhadap mantan pasangan demi kebaikan anak.

Hindari pertengkaran di depan anak karena hal ini bisa berdampak buruk bagi psikologis mereka. Anak perlu merasa bahwa kedua orangtuanya tetap bisa bekerja sama dan memberikan lingkungan yang aman dan nyaman.

6. Utamakan empati dan pengertian

Saling pengertian
Freepik/azerbaijan_stockers

Empati adalah kunci membangun hubungan co-parenting yang sehat. Cobalah memahami perasaan dan sudut pandang mantan pasangan serta kebutuhan emosional anak.

Dengan empati, ketegangan bisa berkurang dan komunikasi menjadi lebih efektif. Anak pun merasa didukung oleh kedua orangtua secara emosional

7. Berkomitmen untuk terus belajar dan beradaptasi

ilustrasi keluarga (pexels.com/Alina Matveycheva)
Pexels.com/Alina Matveycheva

Setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda, jadi penting untuk terus belajar dan beradaptasi dalam menjalankan co-parenting.

Terkadang akan ada tantangan dan perubahan, tapi dengan komitmen yang kuat, Mama dan mantan pasangan bisa menemukan cara terbaik untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Menerapkan co-parenting yang baik memang bukan hal mudah, tetapi sangat penting demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak. Dengan mengutamakan kebutuhan anak, membangun komunikasi yang efektif, membuat kesepakatan bersama, dan mengesampingkan ego, Mama bisa menjalani pola asuh bersama yang harmonis meskipun sudah berpisah.

Ingat, anak adalah prioritas utama yang berhak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Dengan co-parenting yang baik, Mama dan mantan pasangan bisa memberikan fondasi yang kuat bagi masa depan si Kecil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us