Hukum Menangis saat Puasa, Bolehkah?

Menangis saat berpuasa adalah topik yang sering menimbulkan pertanyaan di kalangan umat muslim

21 Maret 2024

Hukum Menangis saat Puasa, Bolehkah
Freepik/stefamerpik

Puasa adalah ibadah penting dalam agama Islam yang dilakukan selama bulan Ramadan. Selama bulan ini, umat muslim menahan diri dari makan, minum, dan beberapa tindakan lainnya dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Menangis adalah salah satu bentuk ekspresi dari kesedihan seseorang. Kesedihan yang memicu tangisan bisa timbul kapan saja, termasuk saat berpuasa. Ketika seseorang menangis, terkadang ia tidak memperhatikan bahwa sedang menjalankan ibadah puasa. Dan seringkali, kita mendengar ucapan seperti: "jangan menangis, nanti puasanya batal!"

Namun, pertanyaannya adalah apakah menangis benar-benar dapat membatalkan puasa?

Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi yang harus kamu ketahui mengenai hukum menangis saat puasa

1. Tidak ada larangan menangis dalam puasa menurut ajaran Rasulullah SAW

1. Tidak ada larangan menangis dalam puasa menurut ajaran Rasulullah SAW
Freepik/wirestock

Menangis merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan emosi, termasuk kesedihan, kebahagiaan, atau ketakutan. Saat berpuasa, seseorang masih bisa menangis tanpa membatalkan puasanya. Rasulullah SAW tidak pernah menyatakan bahwa menangis dapat membatalkan puasa, kecuali jika air mata dari tangisan masuk ke dalam mulut dan ditelan.

Ini menunjukkan bahwa tangisan itu sendiri tidak dianggap sebagai tindakan yang membatalkan puasa, kecuali jika ada tindakan tertentu yang menyebabkan air mata itu masuk ke dalam mulut. Oleh karena itu, seseorang masih dapat mengekspresikan emosi melalui tangisan tanpa harus khawatir akan membatalkan puasanya.

2. Hal-hal yang membatalkan puasa

2. Hal-hal membatalkan puasa
Freepik

Rasulullah SAW pernah mengajarkan bahwa ada tiga tindakan yang secara langsung dapat membatalkan puasa, yaitu makan dengan sengaja, minum dengan sengaja, dan berhubungan suami istri di siang hari dengan sengaja. Selain itu, ada beberapa hal lain yang juga dapat membatalkan puasa, seperti murtad, haid, kehilangan akal atau ingatan, mabuk karena minuman keras yang sengaja diminum, dan muntah dengan sengaja.

Dalam berbagai sumber, dijelaskan dengan rinci mengenai hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Dalam kitab Matnu Abi Syuja’ dijelaskan bahwa terdapat sepuluh hal yang dapat membatalkan puasa.

والذي يفطر به الصائم عشرة أشياء : ما وصل عمدا إلى الجوف أو الرأس والحقنة في أحد السبيلين والقيء عمدا والوطء عمدا في الفرج والإنزال عن مباشرة والحيض والنفاس والجنون والإغماء كل اليوم والردة

Artinya: “Yang membatalkan puasa ada sepuluh hal, yakni (1) sesuatu yang sampai pada rongga bagian dalam tubuh (jauf) atau kepala, (2) mengobati dengan memasukkan sesuatu pada salah satu dari dua jalan (qubul dan dubur), (3) muntah secara sengaja, (4) melakukan hubungan seksual secara sengaja pada alat kelamin, (5) keluarnya mani sebab bersentuhan kulit, (6) haid, (7) nifas, (8) gila, (9) pingsan di seluruh hari dan (10) murtad.” (Syekh Abi Syuja’, Matnu Abi Syuja’, hal. 127).

3. Alasan menangis tidak membatalkan puasa

3. Alasan menangis tidak membatalkan puasa
Freepik/wayhomestudio

Menangis tidak membatalkan puasa karena tidak termasuk dari jauf, dan dalam anatomi mata, tidak terdapat saluran yang mengarahkan benda menuju tenggorokan. Oleh karena itu, ketika seseorang menangis, tidak ada sesuatu yang masuk melalui mata menuju arah tenggorokan. Penjelasan ini telah ditegaskan dalam kitab Rawdah at-Thalibin.

فرع لا بأس بالاكتحال للصائم، سواء وجد في حلقه منه طعما، أم لا، لان العين ليست بجوف، ولا منفذ منها إلى الحلق 

Artinya: “Cabang permasalahan. Tidak dipermasalahkan bagi orang yang berpuasa untuk bercelak, baik ditemukan dalam tenggorokannya dari celak tersebut suatu rasa atau tidak. Sebab mata tidak termasuk jauf (bagian dalam) dan tidak ada jalan dari mata menuju tenggorokan.” (Syekh Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Rawdah at-Thalibin, Juz 3, Hal. 222)

Namun, dilansir dari penjelasan pada laman resmi NU Online, ada perbedaan dalam hukum menangis jika air mata dari tangisan seseorang masuk ke dalam mulut dan bercampur dengan air liur, kemudian ditelan ke dalam tenggorokan. Dalam situasi seperti itu, menangis dapat membatalkan puasa karena terjadinya penelanan air mata.

Itulah informasi mengenai hukum menangis saat puasa yang perlu kamu ketahui. Dalam menjalankan ibadah puasa, penting bagi umat muslim untuk memahami aturan dan ketentuan yang berlaku. Meskipun menangis tidak membatalkan puasa, ada beberapa tindakan lain yang dapat mengakhiri keadaan berpuasa sesuai dengan ajaran agama Islam.

Baca juga:

The Latest