Akibat Kurang Edukasi Seks, Anak 6 Tahun Dicabuli oleh 5 Temannya

Kasat Reskrim Polresta Pontianak menyatakan korban terlalu polos dan tidak tahu

6 November 2021

Akibat Kurang Edukasi Seks, Anak 6 Tahun Dicabuli oleh 5 Temannya
Freepik/Jcomp
Ilustrasi

Kasus kekerasan seksual di Indonesia menduduki posisi pertama dalam kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak. Kekerasan seksual ini paling banyak dilakukan oleh orang terdekat. Benar saja, baru-baru ini seorang anak berusia 6 tahun dicabuli oleh lima orang temannya.

Kejadian tersebut dilakukan sejak tahun 2020 ketika mereka sedang bermain kawin-kawinan. 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama. Simak yuk!

1. Pencabulan sudah berjalan selama setahun

1. Pencabulan sudah berjalan selama setahun
Pexels/Pixabay
Ilustrasi

Pencabulan terhadap anak usia 6 tahun ini pertama kali dilakukan pada tahun 2020.

"Kronologinya berawal di tahun 2020, salah satu diduga pelaku telah melakukan pencabulan, kemudian empat pelaku lainnya melakukan pencabulan di waktu dan tempat berbeda, artinya tidak secara bersama-sama," kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Indra Asrianto, Kamis (4/11/2021).

Peristiwa ini dilaporkan ke polisi setelah korban bercerita dengan neneknya.

Polisi langsung bergegas melakukan penangkapan untuk pemeriksaan. Ternyata pelaku berjumlah lima orang dan merupakan anak di bawah umur 12 tahun.

Indra memaparkan, hingga saat ini pelakunya ada lima orang. Rata-rata usia pelaku 12 tahun, namun ada yang berusia 10 tahun dan 9 tahun.

Editors' Pick

2. Pemeriksaan terhadap pelaku pencabulan

2. Pemeriksaan terhadap pelaku pencabulan
Pixabay/Succo
Ilustrasi

Indra menuturkan, lima anak yang dinyatakan sebagai pelaku kini sedang menjalani pemeriksaan.

Indra mengungkapkan, proses pemeriksaan berpedoman pada Undang-undang tentang Perlindungan Anak.

"Kelima diduga pelaku sudah kami periksa didampingi orangtuanya. kemudian terkait dengan kejadian tersebut, saat ini yang kami lakukan pemeriksaan saksi-saksi," jelas Indra.

Hingga kini, Indra hanya menuturkan cuma ada satu teman sepermainan yang menjadi korban. Namun, pihaknya tak tinggal diam untuk melakukan pemeriksaan.

"Kami akan lakukan proses penyelidikan lebih lanjut, melakukan pemeriksaan, tentu saja dengan pendekatan terhadap anak tersebut dengan didampingi orangtua dan Dinas Sosial," kata Indra.

3. Korban tidak tahu menahu tentang perbuatan temannya merupakan pencabulan

3. Korban tidak tahu menahu tentang perbuatan teman merupakan pencabulan
Freepik/Master1305
Ilustrasi

Korban yang merupakan seorang anak perempuan berusia 6 tahun ini mulanya bermain kawin-kawinan.

"Korban dan para terduga pelaku teman sepermainan, jadi modus operandinya adalah main kawin-kawinan," ucap Indra.

Indra pun mengungkapkan, saat itu pelaku tiba-tiba melakukan pencabulan terhadap korban. Sebenarnya, korban telah menolak. Namun, karena masih polos dan kurangnya pengetahuan, perbuatan tersebut tetap terjadi.

4. Pentingnya edukasi seks untuk anak sedini mungkin

4. Penting edukasi seks anak sedini mungkin
womenshealthmag.com
Senangnya mendengar suara Mama.

Kejadian di atas menunjukkan edukasi seks pada anak penting diajarkan sejak dini. Berikut ini panduan mengajarkan edukasi seks sesuai tingkatan usia.

Usia 2-4 tahun

  • Beritahu anak mengenai bagian tubuh beserta fungsinya
  • Beritahu perbedaan antara bagian tubuh perempuan dan laki-laki. Misalnya, perempuan punya vagina, laki-laki punya penis tapi kita semua punya puting, bokong, hidung, tangan, dan lain-lain.
  • Setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda. Hal itu tidak masalah.
  • Anak harus memberitahu Mama dan Papa apa yang mereka rasakan dengan tubuhnya. Jangan sembarangan memberi tahu tentang keadaan tubuhnya.
  • Beritahu anak bahwa beberapa bagian tubuh bersifat pribadi dan tidak untuk dilihat dan disentuh orang lain. Kecuali anak perempuan dengan Mamanya dan anak laki-laki dengan Papanya. Atau orang lain dengan kepentingan, misalnya dokter yang ingin mengobati suatu luka atau melakukan rontgen.

Usia 5-8 tahun

  • Beritahu tentang kata-kata bagian tubuh yang sering digunakan ketika berbicara (laki-laki dan perempuan). Misalnya penis, testis, skrotum, anus, vulva, labia, vagina, klitoris, uterus, dan ovarium.
  • Beri pengetahuan tentang organ reproduksi internal seperti uterus, ovarium, saluran tuba, uretra, kandung kemih, usus.
  • Ajarkan anak untuk melakukan penolakan saat itu bagian tubuh rahasianya disentuh oleh orang lain, seperti “Berhenti, saya tidak suka kamu melakukan itu.”

Usia 9-12 tahun 

  • Anak sudah dalam masa pubertas, maka akan mengalami masa kesuburan. Beritahu anak perempuan bahwa mereka akan mengalami menstruasi. Kemudian, untuk anak laki-laki, beritahu mereka tentang ejakulasi dan mimpi basah.
  • Begitu pubertas dimulai, anak akan mulai tertarik pada lawan jenis dan punya fantasi seksual.
  • Tanamkan nilai-nilai tentang cinta, pacaran, kontrasepsi, kapan anak diperbolehkan aktif secara seksual.
  • Ajarkan anak mengenai hubungan seksual. Misalnya, bayi bisa terbentuk ketika sperma bertemu telur, hal itu hanya dilakukan oleh orang dewasa yang telah menikah.
  • Beritahu mereka jika berada di masa kesuburan dan melakukan hubungan seksual, maka mereka bisa memiliki anak.
  • Sampaikan pada anak bahwa Mama dan Papa terbuka untuk membicarakan mengenai seks. Sebab, beberapa anak pasti memiliki rasa penasaran. Namun, kebanyakan orangtua malah melarang anak membicarakan hal tersebut hingga akhirnya mereka mencari tahu sendiri.
  • Jelaskan tentang penyakit menular seksual.
  • Informasi dasar tentang kehamilan, aborsi, dan cara mencegah kehamilan.

Jadi, jangan lupa untuk memberikan edukasi seks pada anak sedini mungkin agar ia dapat melindungi dirinya sendiri dari kekerasan seksual saat sedang di luar rumah. 

Baca juga:

The Latest