7 Alasan Pentingnya Batasi Penggunaan Tisu yang Anak Harus Pahami

Tisu merupakan salah satu benda yang wajib ada di rumah karena termasuk benda yang multifungsi. Umumnya tisu digunakan sebagai pembersih noda, penyeka keringat, pembersih wajah, dan lain-lain
Tisu merupakan benda sekali pakai, sehingga keberadaannya sebagai alat pembersih dianggap lebih praktis dibandingkan dengan lap atau sapu tangan yang harus sering dicuci. Bentuknya pun kecil, jadi mudah untuk dibawa kemana-mana.
Pada dasarnya penggunaan tisu yang berlebih akan membawa beberapa dampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu, kebiasaan penggunaan tisu pada masyarakat, perlahan-lahan harus dihentikan.
Berikut Popmama.com rangkumkan 7 alasan pentingnya batasi penggunaan tisu yang anak harus pahami.
1. Penggunaan tisu secara terus menerus, akan memperbanyak penebangan pohon

Tisu terbuat dari bubur kertas yang bahan bakunya berasal dari serat kayu. Semakin banyak tisu yang digunakan, maka akan semakin banyak pohon yang ditebang.
Hal tersebut dapat menjadi masalah serius, mengingat hutan-hutan di Indonesia sudah banyak berkurang akibat penebangan liar.
Hutan merupakan paru-paru bumi yang akan menghasilkan oksigen untuk dihirup oleh seluruh makhluk hidup.
2. Penggunaan tisu dapat menyebabkan terjadinya pemborosan air

Selain serat kayu, pembuatan tisu juga memerlukan ribuan galon air. Dalam sehari diperkirakan ada ribuan bahkan jutaan manusia di dunia yang menggunakan tisu.
Hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, karena akan semakin banyak air yang digunakan untuk pembuatan tisu.
3. Punahnya beberapa spesies hewan yang bermanfaat untuk menjaga keseimbangan ekosistem bumi

Secara tidak langsung, penggunaan tisu dalam jangka panjang juga akan berpengaruh terhadap kepunahan beberapa hewan di muka bumi.
Hewan-hewan tersebut akan kehilangan tempat tinggalnya, dikarenakan banyak pohon yang menjadi habitatnya habis ditebang.
Hewan bermanfaat untuk menjaga keseimbangan ekosistem di bumi. Jika banyak hewan yang punah akibat penebangan pohon, maka keseimbangan ekosistem juga akan terganggu.
4. Sampah tisu sulit terurai

Sama seperti plastik, sampah tisu basah juga merupakan salah satu jenis sampah yang sulit terurai. Dikutip dari laman national geographic.co.id, tisu basah mengandung bahan-bahan yang tidak mudah hancur.
Oleh karena itu, perilaku membuang sampah tisu basah ke dalam lubang toilet merupakan perbuatan yang berbahaya, karena dapat menyebabkan penyumbatan pada toilet.
5. Penggunaan tisu secara berlebih dapat menyebabkan banjir dan penumpukan sampah

Tisu yang terbuat dari serat pohon, secara tidak langsung dapat menimbulkan bencana banjir di beberapa wilayah. Hal ini disebabkan karena dalam pembuatan tisu akan ada banyak pohon yang ditebang.
Penebangan pohon secara besar-besaran akan berakibat banjir dan longsor, karena pohon yang menjadi tempat resapan air berkurang. Selain itu, penggunaan tisu sebagai barang sehari-hari juga dapat menyebabkan penumpukan sampah.
Walau sampah tisu keberadaannya kurang diperhatikan dibandingkan dengan sampah plastik, namun penggunaan tisu dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan lingkungan.
6. Beberapa tisu mengandung bahan pemutih yang tidak baik bagi kesehatan

Saat ini ada banyak jenis tisu yang beredar dipasaran. Oleh karena itu, Mama harus cermat dan hati-hati saat membeli tisu. Tisu yang baik adalah tisu yang terbuat dari 100% serat alami, bebas BPA, logam berat, ataupun klorin.
Bahan bahan kimia seperti klorin, logam berat, BPA, berbahaya untuk kesehatan apabila terhirup langsung.
Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya beberapa penyakit seperti gangguan pernapasan, gangguan fungsi otak, gagguan fungsi hati, dan lain-lain.
7. Limbah tisu berdampak pada pencemaran lingkungan

Dikutip dari hallo sehat.com, tisu-tisu yang mengandung bahan berbahaya bagi tubuh umumnya akan dibuang sebagai limbah.
Limbah-limbah yang tidak dikelola dengan baik biasanya akan dialirkan ke sungai, laut, dan tanah sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Jika lingkungan tercemar, maka hewan-hewan di sekitarnya juga akan terkontaminasi dan berisiko mengalami kematian.
Limbah-limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat mencemari tanah, air, dan tanaman-tanaman yang terdapat di sekitarnya.
Cara Mengurangi Penggunaan Sampah Tisu

Untuk mengurangi pemakaian tisu secara berlebih, Mama dapat mengajarkan pada anak untuk melakukan beberapa hal berikut ini:
1. Mengganti tisu wajah dengan handuk khusus ataupun sapu tangan
Tisu kerap digunakan untuk menyeka keringat, ataupun mengeringkan wajah setelah terkena air. Untuk mengurangi penggunaan tisu, Mama dapat mengganti tisu dengan handuk khusus wajah ataupun sapu tangan.
Handuk dapat membuat air lebih cepat terserap, sehingga wajah cepat kering. Pastikan handuk yang digunakan adalah handuk khusus wajah.
2. Gunakan lap untuk membersihkan noda
Penggunaan tisu untuk membersihkan noda dapat diganti menggunakan lap kering yang bersih. Selain bisa dicuci kembali, lap juga dapat membantu untuk mengurangi penggunaan tisu di rumah.
3. Tepuk tangan setelah mencuci tangan
Umumnya orang akan menggunakan tisu untuk mengeringkan tangan. Namun untuk mengurangi penggunaan tisu, Mama dapat mengajarkan anak untuk mengikuti sebuah gerakan yang dibuat oleh WWF, yakni 30 claps challenge.
Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan tisu di masyarakat dan sebagai upaya penyelamatan pohon.
Tepuk tangan dianggap efektif untuk mengurangi air pada tangan tanpa menggunakan tisu. Dengan gerakan menepuk, air yang ada di tangan akan lebih cepat kering.
Itu dia tujuh alasan pentingnya batasi penggunaan tisu yang anak harus pahami. Yuk, ajak anak untuk menjaga lingkungan dimulai dari hal sederhana seperti mengurangi penggunaan tisu.



















