Imunisasi HPV untuk Mencegah Kanker Serviks pada Anak Perempuan

Imunisasi HPV diberikan kepada anak perempuan yang berusia 11 dan 12 tahun atau setingkat kelas 5 SD

10 Agustus 2023

Imunisasi HPV Mencegah Kanker Serviks Anak Perempuan
Youtube.com/Kementerian Kesehatan RI

Pada tanggal 9 Agustus 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) melaksanakan siaran langsung melalui akun youtubenya yang bertajuk "Pencanangan Nasional Imunisasi Human Papilloma Virus (HPV)". 

Pencanangan tersebut dilaksanakan secara langsung dari SDN 8 Tondano, Sulawesi Tenggara. Pemerintah berkomitmen untuk mencegah terjadinya kanker serviks pada perempuan di Indonesia dengan pemberian imunisasi HPV pada anak-anak dan remaja perempuan sejak dini.

Berikut ini Popmama.com memberikan ulasan kepada Mama mengenai Imunisasi HPV untuk anak dan remaja untuk mencegah terjadinya kanker serviks sejak dini.

1. Kanker serviks

1. Kanker serviks
Freepik

Kanker serviks, juga dikenal sebagai kanker leher rahim, adalah jenis kanker yang dimulai di daerah leher rahim atau serviks. 

Serviks adalah bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker serviks biasanya berkembang dengan lambat selama beberapa tahun, melalui serangkaian perubahan sel prakanker menjadi sel-sel kanker yang sebenarnya.

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang memiliki penyebab kematian tertinggi kedua dan beban pembiayaan terbesar  di Indonesia. 

Kanker serviks berada di urutan kedua, setelah kanker payudara, terbanyak dengan 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia. 

Menurut data yang dilansir dari dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Jakarta, sebanyak2.  94% pasien yang mengalami kanker serviks meninggal dalam waktu dua tahun.

Editors' Pick

2. Faktor terjadinya kanker serviks

2. Faktor terjadi kanker serviks
Freepik/saiful52

Kanker serviks biasanya disebabkan oleh infeksi virus Human Papillomavirus (HPV). HPV adalah kelompok virus yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual.

Ada lebih dari 100 jenis HPV, dan beberapa jenis dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Dua jenis HPV yang paling sering terkait dengan kanker serviks adalah HPV tipe 16 dan 18.

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks termasuk merokok, memiliki sistem kekebalan yang lemah, riwayat infeksi menular seksual (IMS), memiliki banyak pasangan seksual, dan tidak melakukan pemeriksaan pap smear atau vaksinasi HPV.

3. Pengobatan kanker serviks

3. Pengobatan kanker serviks
Freepik/tayhifi5

Pemeriksaan rutin seperti pap smear dan tes HPV adalah cara untuk mendeteksi perubahan sel pra-kanker atau kanker serviks pada tahap awal, ketika masih mungkin untuk diobati dengan lebih baik.

Pengobatan kanker serviks dapat melibatkan operasi, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi dari berbagai metode ini, tergantung pada tahap dan karakteristik kanker tersebut.

4. Pencegahan kanker serviks

4. Pencegahan kanker serviks
Freepik/Drazen Zigic

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berkomitmen untuk mencapai target eliminasi kanker rahim pada tahun 2030 dengan memberikan imunisasi HPV. 

Imunisasi HPV bertujuan untuk membantu melindungi perempuan muda dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks di masa depan. 

Disampaikan oleh dr. Prima Yosephine Berliana Tumiur Hutapea selaku Direktur Imunisasi dari Kementerian Kesehatan RI bahwa, "Program demonstrasi imunisasi HPV sudah dilakukan secara bertahap di 20 kabupaten kota pada tahun 2016 sampai 2021. Dan pada tahun 2022 yang lalu kita perluas ke 112 kabupaten kota dan tahun 2023 introduce HPV akan diperluas secara nasional sesuai surat keputusan Menteri Kesehatan".

5. Usia imunisasi HPV

5. Usia imunisasi HPV
Freepik

Imunisasi HPV diberikan kepada anak perempuan yang berusia 11 dan 12 tahun atau setingkat kelas 5 dan kelas 6 SD secara gratis. Bagi anak-anak di sekolah pemberian imunisasi HPV dilaksanakan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS.

Imunisasi adalah upaya pencegahan yang paling murah untuk dilakukan. Mengingat jika seorang perempuan sudah terkena kanker serviks, maka membutuhkan biaya pengobatan yang mahal.

Tingkat resiko kematian semakin tinggi ketika baru kanker serviks tersebut baru ketahuan penderita.

Baca juga:

 

 

The Latest