5 Masalah Komunikasi yang Sering Terjadi pada Orangtua dan Anak

Sering tak disadari, masalah komunikasi ini dapat merusak hubungan orangtua dan anak

29 Oktober 2021

5 Masalah Komunikasi Sering Terjadi Orangtua Anak
Freepik

Bukan rahasia umum lagi bahwa komunikasi yang baik menjadi landasan hubungan yang sehat dan positif. Dan ini berlaku pada segala jenis hubungan, termasuk hubungan orangtua dan anak. 

Sama seperti pada hubungan lainnya, tentu sering ada masalah komunikasi antara orangtua dan anak yang sayangnya tidak selalu disadari orangtua. Meski dampaknya tidak selalu terlihat secara langsung, masalah komunikasi yang tidak diperbaiki dapat merusak hubungan orangtua dan anak.

Lantas apa saja masalah komunikasi yang sering terjadi pada orangtua dan anak? Simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum berikut ini ya Ma!

1. Berbicara pada anak ketika emosi

1. Berbicara anak ketika emosi
Freepik/Master1305

Mendisiplinkan anak memang bukan pekerjaan yang mudah. Terlebih lagi pada usianya, anak-anak sering mencoba melewati batas atau aturan yang ditetapkan oleh orangtua. 

Namun ini bukan berarti Mama dapat memarahi, meneriaki, membentak, atau berbuat kasar. Meski sering dianggap sebagai 'pelajaran' atas kesalahan anak, penting bagi orangtua agar tidak kehilangan kontrolnya untuk menahan emosi pada anak.

Memarahi anak dengan teriakan, justru dapat mengajarkan anak bahwa jika ada masalah bisa diselesaikan dengan emosi atau tindakan kekerasan.

Terkadang orangtua juga harus belajar untuk mengatur emosi agar tidak sampai memarahi anak. Berbicara dengan tenang dan suara yang lembut juga akan memudahkan anak untuk mengerti apa maksud dari pembicaraan Mama.

Editors' Pick

2. Tidak memberikan kesempatan anak untuk berpendapat

2. Tidak memberikan kesempatan anak berpendapat
Freepik/Zinkevych

Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang pandai dalam berpendapat, karena ini adalah salah satu kualitas yang diperlukan ketika memasuki usia sekolah dan berkarier nantinya. Namun, ini kadang tidak sejalan dengan apa yang diterapkan oleh orangtua di rumah.

Tidak memberikan kesempatan anak untuk berpendapat dapat mengambat kepercayaan diri dan keterampilan anak berbicara di depan umum. Sama seperti para orang dewasa, anak-anak juga memiliki pikiran dan pendapatnya masing-masing.

Melarang anak untuk berpendapat sebab usianya yang masih kecil justru menjadi tindakan yang tidak dibenarkan. Penting bagi Mama untuk mengajak anak berdiskusi agar kelak ia dapat belajar mendengar dan menghargai pendapat orang lain.

3. Selalu memotong pembicaraan anak

3. Selalu memotong pembicaraan anak
Pexels/Ketut Subiyanto

Terkait dengan poin sebelumnya, Mama mungkin sudah mencoba mengajak anak berdiskusi untuk melatih keterampilannya dalam berpendapat. Namun ada masalah lagi yang umum terjadi, yaitu memotong pembicaraan anak.

Orangtua seringkali memiliki banyak pendapat yang ingin selalu didengar oleh anak-anaknya, namun enggan mendengarkan anak-anaknya.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, anak belajar dari orangtuanya. Sehingga memotong pembicaraan anak, berarti mengajarkannya bahwa sah-sah saja untuk memotong pembicaraan. 

Kebiasaan untuk selalu menginterupsi pendapat ini menjadi tindakan yang tidak dibenarkan. Karena dapat membuat anak nantinya tumbuh menjadi seseorang yang tidak sopan dan tidak menghargai orang lain saat berbicara.

4. Memaksa anak untuk menuruti perintah tanpa adanya kejelasan

4. Memaksa anak menuruti perintah tanpa ada kejelasan
Freepik/Gpointstudio

Tidak sedikit orangtua yang hanya cenderung fokus pada perintah yang ditunjukan kepada anak, tanpa melihat gambaran besarnya. Dengan mengatakan, "Makanya dengarkan Mama" atau "Ini benar karena Mama mengatakannya", bukan menjadi solusi terbaik.

Karena terkadang perintah atau nasihat yang dikeluarkan, tidak selalu dapat diterima oleh anak. Sayangnya hal seperti ini justru membuat miskomunikasi antara orangtua dan anak, di mana orangtua dan anak memiliki tujuan yang berbeda.

Maka dari itu, penting untuk mendengarkan apa keinginan anak. Jika keinginannya tampak tidak masuk akal, Mama dapat menyarankan solusi baru dan ditambah penjelasan mengapa saran Mama adalah solusi terbaik.

5. Tidak menawarkan bantuan ketika anak memiliki masalah

5. Tidak menawarkan bantuan ketika anak memiliki masalah
Freepik

Masalah dapat datang pada siapa saja, tak peduli berapa pun usianya. Termasuk pada anak-anak kecil. Anak mama mungkin tidak selalu menghadapi persoalan yang mudah-mudah saja. Sehingga ada waktunya di mana anak memiliki masalah yang tidak selalu bisa diatasi sendiri.

Nah, sebagai orangtua, Mama memiliki peran penting untuk turut serta dalam memberikan solusi. Mengajarkan anak untuk mandiri memang diperlukan, namun membiarkan anak tanpa menawarkan bantuan tidak akan menyelesaikan masalah atau justru menimbulkan masalah baru.

Jika ingin mengembangkan sikap mandiri pada anak untuk mengambil keputusan sendiri, Mama dapat menggunakan cara lain. Misalnya, memberikan beberapa pilihan solusi, yang nantinya anak bisa pilih solusi apa yang terbaik.

Kini Mama telah mengetahui apa saja masalah komunikasi umum yang terjadi pada orangtua dan anak. Dengan memperbaiki kualitas komunikasi, hubungan antara orangtua dan anak dapat terjalin dengan lebih baik.

Rasa kasih sayang dan kepedulian pada anak sangat diperlukan dalam mencegah masalah komunikasi di atas.

The Latest