Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

5 Pola Asuh Tenang dan Rileks Ala Rasulullah

Mama dan anak laki-lakinya
Pexels.com/Mary Nikitina

Menjadi Mama bukan hanya tentang memberikan kasih sayang dan kebutuhan fisik, tapi juga menghadirkan suasana tenang dan rileks dalam membesarkan anak.

Pola asuh yang penuh kesabaran dan ketenangan akan membantu buah hati tumbuh menjadi pribadi yang bahagia, percaya diri, dan kuat menghadapi dunia.

Inspirasi pola asuh ini bisa kita dapatkan dari teladan agung, Rasulullah SAW, yang dikenal dengan sifat sabar, lembut, dan penuh pengertian dalam mendidik anak-anaknya.

Oleh karena itu, Popmama.com telah merangkum 5 pola asuh tenang dan rileks ala Rasulullah yang bisa diterapkan sehari-hari untuk menciptakan kedekatan emosional dan lingkungan tumbuh kembang yang sehat bagi si Kecil.

Yuk simak bagaimana cara Rasulullah membimbing dengan penuh kelembutan yang dapat menjadi inspirasi Mama dalam menjalani peran mulia ini!

1. Menunggu sebelum merespons anak

Mama merespons anaknya
Freepik

Menunggu sebelum merespons anak termasuk salah satu pola asuh tenang dan rileks ala Rasulullah SAW yang memiliki nilai sangat penting dalam membimbing dan mendidik anak dengan penuh kelembutan dan kesabaran.

Rasulullah mencontohkan kesabaran yang tinggi saat berinteraksi dengan anak-anak, bahkan dengan bayi yang belum bisa berbuat apa-apa.

Beliau tidak segera marah atau kesal jika anak melakukan kesalahan atau hal yang merepotkan (misalnya saat anak mengencingi beliau), melainkan merespons dengan penuh kelembutan dan pengertian.

Ini mengajarkan bahwa dalam pola asuh, penting untuk tidak terburu-buru memberikan reaksi negatif, tapi memberi waktu dan ruang pada anak serta diri sendiri untuk menenangkan suasana.

Dalam banyak hadits, Rasulullah memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyampaikan pendapat atau keinginan mereka, serta berbicara dengan bahasa yang baik dan perlahan-lahan.

2. Mendidik lewat cerita dan keteladanan

Mama mendongeng kepada anak
Freepik/stockking

Rasulullah sering menggunakan cerita, kisah, dan nasihat yang sederhana dan sesuai dengan dunia anak-anak agar mereka mudah memahami nilai-nilai moral dan agama.

Cerita ini bukan hanya sekadar pengajaran lisan, tapi disampaikan dengan cara yang menarik dan penuh kelembutan, sehingga anak merasa senang dan termotivasi untuk belajar.

Pendekatan ini memberi ruang bagi anak untuk memahami dan menginternalisasi ajaran dengan cara yang alami dan tanpa tekanan.

Rasulullah menunjukkan contoh langsung dalam sikap dan perilaku sehari-hari yang menjadi panutan bagi anak-anak.

Anak-anak belajar bukan hanya dari kata-kata, tapi yang paling kuat adalah melalui keteladanan orang tua.

Rasulullah memperlakukan anak-anak dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan kelembutan, sehingga anak merasa dihargai dan mendapatkan pembelajaran moral yang hidup dan nyata.

3. Meluangkan waktu berkualitas walau sebentar

Mama quality time bersama anak
Freepik/prostooleh

Meluangkan waktu berkualitas walau sebentar sebagai pola asuh tenang dan rileks ala Rasulullah SAW merupakan salah satu cara efektif untuk membangun ikatan emosional yang kuat antara orangtua dan anak.

Rasulullah mengajarkan pentingnya hadir sepenuhnya saat bersama anak-anak, meskipun waktu yang tersedia tidak lama.

Memberi perhatian penuh tanpa gangguan menunjukkan bahwa anak dihargai dan dicintai, sehingga anak merasa aman dan mendapat dukungan emosional yang dibutuhkan.

Waktu berkualitas, walau sebentar, bisa menguatkan ikatan batin antara Papa atau Mama dengan anak.

Interaksi yang hangat seperti berbicara dengan lembut, mendengarkan cerita anak, bermain sebentar, atau memeluknya membantu anak merasa diterima dan dihargai secara personal.

4. Memaklumi keterbatasan anak sesuai usianya

Mama memasak bersama anak
Freepik

Memaklumi keterbatasan anak sesuai dengan usianya adalah salah satu prinsip penting dalam pola asuh tenang dan rileks ala Rasulullah SAW.

Rasulullah mengajarkan agar orang tua selalu memahami bahwa setiap anak memiliki tahap perkembangan dan kemampuan yang berbeda-beda sesuai usia dan pertumbuhan mereka.

Rasulullah memandang anak sebagai individu yang sedang tumbuh dan belajar secara bertahap.

Sikap memaklumi berarti orang tua tidak menuntut anak melebihi kemampuannya sesuai usia, melainkan sabar dan mendukung proses belajar dan pencapaian tiap tahap secara wajar.

Dengan memahami keterbatasan anak, Rasulullah menunjukkan bahwa kasih sayang harus diberikan tanpa tekanan atau paksaan.

Anak tidak dipaksa untuk cepat dewasa atau berbuat sesuatu yang belum bisa ia lakukan, sehingga anak merasa dihargai dan tidak terbebani.

5. Selalu utamakan memaafkan dan sabar menunggu

Orangtua meminta maaf kepada anak
Freepik/bearfotos

Rasulullah mengajarkan bahwa memaafkan kesalahan anak adalah bentuk kesabaran yang sangat mulia.

Memaafkan membantu Mama mengendalikan emosi, tidak terburu-buru marah atau menghukum anak secara berlebihan.

Sikap ini menjaga hubungan emosional yang hangat dan memberikan rasa aman bagi anak, sehingga anak merasa dicintai meski berbuat salah.

Dengan memaafkan, orangtua menunjukkan teladan pengendalian diri yang akan dipelajari anak sebagai cara positif menghadapi kesalahan dan konflik.

Mendidik anak tidak selalu memberikan hasil instan, Rasulullah mengajarkan agar Mama sabar menunggu proses perkembangan anak dengan penuh keyakinan dan harapan.

Kesabaran ini mencakup memberi waktu bagi anak belajar, memperbaiki diri, dan berkembang sesuai tahap usianya tanpa tekanan berlebihan.

Itu dia beberapa contoh pola asuh yang tenang dan rileks ala Rasulullah. Mama bisa mengikuti pola asuh ini agar bisa lebih bersabar menghadapi si Kecil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Kisah Sahabat Nabi: Bilal bin Rabah, Budak yang Dijamin Masuk Surga

18 Des 2025, 16:42 WIBBig Kid