Sifat Wajib dan Sifat Mustahil Nabi dan Rasul

Rukun Iman ke-4 adalah Iman kepada Nabi dan Rasul. Sebagai yang dipilih Allah SWT untuk menyebarkan ajaran-Nya, Nabi dan Rasul memiliki sifat-sifat yang wajib dikuasainya, dan juga sifat-sifat yang harus dijauhi.
Sifat-sifat ini juga dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Meniru sifat-sifat yang serupa dengan Nabi dan Rasul merupakan salah satu cara bagi umat Islam mengimani Nabi dan Rasulnya.
Sifat-sifat Nabi dan Rasul terdiri dari sifat wajib dan sifat mustahil. Setiap sifat wajib memiliki sifat mustahil yang berlawanan. Apa saja, sih, sifat wajib dan sifat mustahil nabi dan rasul?
Bagaimana caranya kita menirunya? Yuk, simak penjelasan Popmama.com buat kamu!
Sifat Wajib Nabi dan Rasul

Sifat wajib berarti sifat yang harus dimiliki manusia untuk mendapatkan wahyu Allah SWT menjalankan tauhid-Nya. Seseorang bukanlah Nabi dan Rasul sejati jika tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Berikut sifat wajib Nabi dan Rasul yang patut diikuti:
1.Siddiq – Jujur

Menurut Islam, jujur berarti selalu melakukan perbuatan dan perkataan yang benar apa adanya tanpa dilebih-lebihkan maupun dikurang-kurangkan. Jujur tidak hanya berkaitan dengan hubungan manusia dan orang lain, tapi juga tentang bersikap tak berdusta ke pada Allah SWT dan diri sendiri.
Kita dapat menanamkan sifat siddiq atau jujur Nabi dan Rasul melalui selalu berkata hal yang benar, tidak memfitnah, dan juga bersikap jujur tentang perasaan kita. Siddiq beberapa kali disebut dalam Q.S. Maryam/19 ayat 50 yang berbunyi,
ووهبنا لهم من رحمتنا وجعلنا لهم لسان صدق عليا
Artinya: "Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik dan mulia." (Q.S. Maryam/19:50).
2.Amanah – Dapat Dipercaya

Menjadi utusan untuk menyebarkan agama Islam merupakan bentuk utama dari sifat Amanah. Allah SWT mempercayai 25 Nabi dan Rasul-Nya untuk mengajarkan agama-Nya dan kehormatan-Nya.
Sifat Amanah pada Nabi dan Rasul tidak hanya tentang menyebarkan Islam. Muslim yang taat juga diminta untuk dapat dipercayakan oleh sesama umat manusia tentang dirinya sendiri, orang lain, atau makhluk hidup lain Contoh dalam kehidupan nyata adalah dengan tidak melukai hewan dan tumbuhan sekitar karena makhluk tersebut merupakan titipan Allah SWT di dunia ini.
Amanah disebut dalam Al-Quran dalam Q.S. Ali Imran ayat 31 tentang Allah mempercayai Nabi Muhammad SAW untuk taat pada sunnah-Nya.
اذ قال لهم اخوهم نوح الا تتقون انى لكم رسول امين
Artinya: "Katakanlah Muhammad; Jika kamu sekalian mencintai Allah, maka ikutilah sunnahku. (QS. Ali Imran : 31).
3.Tabligh – Menyampaikan Wahyu

Setelah dipercaya Allah SWT demi berdakwah, sudah merupakan kewajiban Nabi dan Rasul untuk melakukan dakwahnya tersebut. Tabligh berarti Nabi dan Rasul melakukan ajaran perintah Allah yang baik dan melarang pekerjaan yang keji (amar ma'ruf nahi munkar).
Walaupun kita hanyalah manusia biasa, kita dapat melanjutkan amal perbuatan mereka dengan terus berdakwah sesama Muslim dan meningkatkan Ukhuwah Islamiyah.
Tidak perlu menjadi Ulama/Ustad untuk berdakwah, kita dapat melakukan hal kecil seperti mengingatkan orang lain untuk sholat tepat waktu, mengajak berdoa bersama sebelum hendak melakukan aktivitas, dan melontarkan doa-doa baik kepada makhluk lain.
Al-Quran pun bercerita tentang bagaimana Rasul menjalankan tugasnya menyampaikan wahyu pada Q.S. Al Maidah ayat 67
۞ يايها ٱلرسول بلغ ما انزل اليك من ربك وان لم تفعل فما بلغت رسالتهۥ وٱلله يعصمك من ٱلناس ان ٱلله لا يهدى ٱلقوم ٱلكفرين
Artinya: "Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir," (QS Al-Maidah: 67).
4.Fathonah – Cerdas

Fathonah tidak hanya mencakup kecerdasan intelektual, penyelesaian masalah, dan berpikir kritis. Akan tetapi juga mencakup kecerdasan emosional seperti sifat pengertian satu sama lain, menghormati perbedaan, dan kemampuan berkomunikasi yang baik.
Contoh dari sifat Fathonah Nabi Muhammad SAW terlihat saat warga Mekkah berebutan untuk meletakkan Hajar Aswad di atas Ka'bah. Agar semua warga Mekkah adil berpartisipasi dalam peletakkan batu tersebut, Nabi Muhammad SAW mengusulkan untuk meletakkan batu pada sorbannya dan meminta warga Mekkah untuk memegang ujung sorban. Dari cerita di atas, kita dapat melihat bagaimana Nabi Muhammad SAW cerdas dalam memberikan solusi sembari mewujudkan keadilan bagi seluruh orang.
Bersekolah dengan rajin, telaten, dan sungguh-sungguh merupakan bentuk sederhana fathonah yang dapat kita tanamkan sehari-hari. Karena sejatinya kecerdasan manusia merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus dimanfaatkan, seperti yang telah disebutkan pada Q.S. Al-Baqarah ayat 269.
يوتى ٱلحكمة من يشاء ومن يوت ٱلحكمة فقد اوتى خيرا كثيرا وما يذكر الا اولوا ٱلالبب
Artinya: "Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS. Al-Baqarah: 269).
Sifat Mustahil Nabi dan Rasul

Nabi dan Rasul juga memiliki 4 sifat mustahil yang berlawanan dari keempat sifat wajibnya. Sifat mustahil adalah sufat yang tidak mungkin bagi Nabi dan Rasul untuk memilikinya.
Sifat mustahil tersebut terdiri dari:
1.Kizzib – Bohong

Berlawanan dengan Siddiq, Kizzib memiliki arti dusta atau suka berbohong. Mustahil bagi Nabi dan Rasul untuk memiliki sifat ini. Setiap Nabi dan Rasul pasti tidak akan berdusta sebagaimana jujur adalah sifat wajib yang dimilikinya.
Penjelasan mengenai Kizzib sebagai sifat mustahil Nabi dan Rasul tertulis dalam Q.S. An-Najm ayat 2-4.
ما ضل صاحبكم وما غوى وما ينطق عن ٱلهوى ان هو الا وحى يوحى
Artinya: "Kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidak pula yang diucapkan itu (Al-Qur'an) kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan," (QS An-Najm: 2-4).
2.Khianat – Tidak Setia

Sifat kedua yang tidak akan dimiliki Nabi dan Rasul adalah Khianat, kebalikan dari Amanah. Artinya, segala yang dipercayakan Nabi dan Rasul akan dijalankannya dengan penuh tanggung jawab.
Segala pesan yang disampaikan oleh Nabi dan Rasul merupakan amanat dari Allah SWT kepada umatnya. Maka dari itu, Nabi dan Rasul tidak akan mengkhianati tuhannya dan menyiakan amanahnya.
Tertulis dalam Q.S. Al An'am ayat mengenai perintah untuk tidak berkhianat dari Allah SWT yang berbunyi:
ٱتبع ما اوحى اليك من ربك لا اله الا هو واعرض عن ٱلمشركين
Artinya: "Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik," (QS Al-An'am: 106)
3.Kitman – Menyembunyikan Kebenaran

Nabi dan Rasul mustahil untuk menyembunyikan kebenaran dari Allah SWT. Sifat Kitman merupakan kebalikan dari sifat Tabligh yang berarti menyampaikan wahyu. Segala firman yang disampaikan Nabi dan Rasul adalah wahyu dari Allah SWT.
Meskipun istimewa, Nabi dan Rasul tidak merasa paling menahu atau merahasiakan firman Allah SWT dari umatnya. Hal ini disebutkan pada Q.S. Al-An'am ayat 50.
قل لا اقول لكم عندى خزاين ٱلله ولا اعلم ٱلغيب ولا اقول لكم انى ملك ان اتبع الا ما يوحى الى قل هل يستوى ٱلاعمى وٱلبصير افلا تتفكرون
Artinya: Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)? (Al-An-am: 50)
4.Baladah - Bodoh

Baladah artinya bodoh. Setiap utusan Allah SWT adalah makhluk-Nya yang pintar walaupun mereka hidup tanpa pendidikan formal seperti sekolah jaman sekarang.
Namun kemampuan berdakwahnya sangat baik dan cerdas hingga dijadikan penyampai wahyu oleh Allah SWT.
Pada Q.S. Al-A'raf ayat 199, disebutkan bahwa Allah SWT mendorong umat-Nya untuk berkawan dengan orang-orang hebat dalam kebaikan, bukan orang-orang bodoh.
خذ العفو وامر بالعرف واعرض عن الجهلين ١٩٩
Artinya: "Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh."(Q.S Al-A'raf: 199)
Sekarang kamu sudah mengetahui sifat wajib dan sifat mustahil nabi dan rasul. Apa kah kamu merasa sudah memiliki sifat wajib dan terjauhi dari sifat mustahil nabi dan rasul?
Jika belum, kamu dapat mengembangkan melalui contoh-contoh yang ditulis di atas, lho! Semoga bermanfaat!



















