- Tindakan pribadi represif, yaitu adanya pengaruh yang muncul dari orang atau pun tokoh tertentu yang menjadi panutan.
- Institusional represif, yaitu timbulnya suatu pengaruh yang disebabkan adanya suatu institusi atau lembaga. Terdapat pola perilaku lembaga yang bukan hanya mengawasi para anggota lembaganya saja, melainkan juga melakukan pengawasan pada kehidupan masyarakat di sekitar lembaga tersebut, lho.
- Tindakan resmi, yaitu cara pengendalian maupun pengawasan sosial yang dilakukan oleh suatu lembaga resmi negara berdasarkan peraturan yang tercantum di dalam perundang-undangan sesuai sanksi yang mengikatnya.
- Tindakan tidak resmi, yaitu cara pengendalian maupun pengawasan sosial yang dilakukan tanpa didasari rumusan aturan yang jelas ataupun tanpa melibatkan sanksi hukum yang tegas.
3 Upaya Mengatasi Konflik Sosial di Masyarakat dan Cara Pencegahannya

Umumnya, sebuah konflik sosial bisa muncul kapan saja, namun seringkali masalah ini terjadi di tengah hubungan masyarakat Indonesia yang beragam.
Menurut KBBI pengertian dari konflik merupakan percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.
Selain itu, mengutip dari sumber bahasanya, kata konflik berasal dari bahasa Latin, yaitu configere yang artinya memikul.
Namun menurut ilmu sosiologi, konflik merupakan suatu proses sosial antara dua orang atau lebih, di mana salah satu pihak berusaha ingin menyingkirkan tercapainya tujuan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa konflik sosial adalah terjadinya pertentangan antaranggota masyarakat yang sifatnya menyeluruh di dalam kehidupan sosial.
Konflik juga bisa berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok dengan masyarakat.
Selain itu, dalam suatu masyarakat apabila semakin tinggi tingkat perbedaan keberagaman, maka semakin tinggi pula peluang yang dapat memicu terjadinya konflik dalam masyarakat tersebut, lho.
Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan konflik bisa terjadi yakni karena adanya perbedaan antarindividu, perbedaan latar belakang kebudayaan, perbedaan kepentingan, dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain, dan lain sebagainya.
Demikian, jika terjadi perselisihan yang menyebabkan timbulnya masalah, sudah pasti ada berbagai upaya atau cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi terkait tiga upaya mengatasi konflik sosial di masyarakat dan cara pencegahannya yang bisa dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari.
Yuk, disimak!
1. Preventif

Terdapat upaya dalam mencegah konflik yang pertama yaitu preventif. Preventif sendiri merupakan sebuah upaya pencegahan suatu masalah dengan melakukan tindakan pengendalian sosial.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan yang akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.
Sebagai tambahan informasi, tindakan pengendalian sosial adalah pengawasan suatu kelompok terhadap kelompok lain yang berusaha mengarahkan peran-peran individu atau kelompok sebagai bagian dari masyarakat agar terciptanya situasi di dalam masyarakat sesuai dengan yang diharapkan.
Sederhananya, upaya preventif ini dilakukan untuk semua bentuk pencegahan terhadap gangguan sosial yang ada di lingkungan masyarakat.
Biasanya tindakan pencegahan ini bisa dilakukan baik secara pribadi maupun berkelompok, lho. Selain itu, adanya tindakan preventif ini merupakan wujud kesadaran bagi manusia bahwa ia pun juga memiliki potensi untuk melakukan sebuah konflik.
Sehingga, upaya preventif ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi keadaan yang ada dengan situasi sebelum terjadinya konflik di lingkungan masyarakat.
Dengan begitu, kemungkinan munculnya sebuah konflik bisa dicegah antara kedua belah pihak yang memiliki keterlibatan masalah.
Umumnya, pencegahan konflik dengan cara preventif ini dapat dilakukan dengan upaya melakukan sebuah sosialisasi pada tiap individu maupun kelompok tertentu.
2. Represif

Selanjutnya ada upaya dalam mencegah konflik lainnya yaitu represif merupakan sebuah upaya penyelesaian masalah yang dilakukan ketika masalah sudah terjadi. Tindakan ini sering dilakukan untuk menindak suatu pelanggaran.
Biasanya upaya represif ini dilakukan untuk menindak lanjuti suatu pelanggaran yang sudah muncul atau terjadi. Upaya ini juga biasanya dilakukan oleh individu, kelompok, atau pun pemerintah untuk mengatur masyarakatnya.
Sehingga, tujuan adanya upaya represif ini adalah untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena suatu pelanggaran yang sebenarnya sudah terjadi akibat konflik atau penyimpangan yang ada.
Adapun tindakan represif ini dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:
3. Kuratif

Berikutnya terdapat upaya pencegahan konflik yang bisa dilakukan untuk mengatasi konflik sosial yaitu kuratif. Kuratif adalah suatu cara dalam menghadapi dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh suatu masalah atau konflik yang sedang terjadi.
Sehingga, adanya upaya kuratif merupakan tindak lanjut dari terjadinya masalah atau konflik yang sedang berlangsung. Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan ketika akan mengatasi konflik melalui cara kuratif ini.
- Langkah yang pertama bisa diawali dengan mencari akar masalah atau penyebab terjadinya konflik.
- Kemudian bisa dilanjutkan dengan mencari solusi bersama yang bersifat win-win solution atau menguntungkan bagi kedua belah pihak yang berkonflik.
- Melakukan mediasi dengan mendatangkan pihak ketiga sebagai mediator atau penengah.
- Dapat dilakukan dengan menempuh jalur hukum atau pengadilan sebagai upaya terakhir apabila konflik ini dirasa sudah tidak bisa diatasi secara damai.
Beberapa cara di atas dapat dilakukan sesuai dengan titik berat masalah atau persoalan yang dialami oleh individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya.
Demikian bahwa beberapa cara tersebut bisa dilakukan oleh semua lapisan sosial masyarakat untuk mengatasi beberapa jenis konflik sosial yang berlangsung.
Terdapat beberapa jenis konflik sosial yang bisa muncul kapan saja di masyarakat. Konflik tersebut juga mencakup konflik pribadi, politik, antarkelas sosial, rasial hingga konflik dalam lingkup internasional pun dapat terjadi.
Meskipun tingkat konflik yang terjadi berbeda-beda, namun cara penanganan yang biasa dilakukan tidak jauh berbeda, lho.
4. Dampak dan sisi positif dari konflik

Meskipun konflik dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya, tak menutup kemungkinan konflik bisa memiliki dampak yang bisa memengaruhi hubungan sosial di dalam masyarakat, berikut di antaranya:
- Keretakan hubungan antarindividu atau kelompok
- Perubahan kepribadian para individu
- Kerusakan harta benda dan bahkan bisa menyebabkan hilangnya nyawa manusia
- Akomodasi, dominasi, atau bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian
Sebaliknya, di dalam konflik yang sudah terjadi tentunya kita bisa mendapatkan sisi positif yang bisa kita pelajari untuk kehidupan sehari-hari, yakni sebagai berikut:
- Memperjelas adanya aspek-aspek kehidupan
- Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
- Memungkinkan adanya penyesuaian norma-norma dan nilai-nilai
- Memberikan kesempatan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
- Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru
- Sarana mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat
Nah itulah penjelasan tentang tiga upaya mengatasi konflik sosial di masyarakat dan cara pencegahannya yang bisa dilakukan oleh masyarakat. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan bisa memperkaya wawasan untuk Anak, Mama, dan juga Papa.



















