Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Penyakit Asma pada Anak: Pencetus, Gejala, dan Cara Mengendalikannya

Asma pada anak
Freepik

Mama, pernahkah si Kecil tiba-tiba mengalami sesak napas, batuk yang tak kunjung reda, atau terdengar suara mengi saat bernapas? Waspadalah, karena gejala tersebut bisa menjadi tanda bahwa anak Mama mengidap asma.

Asma adalah penyakit kronis pada saluran napas yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas, sesak dada, batuk, dan mengi.

Asma juga menjadi salah satu keluhan sistem pernapasan yang paling sering dijumpai dengan angka kejadian sampai 20% terjadi pada anak-anak.

Penyebab asma pada anak umumnya merupakan kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan. Namun lebih banyak ditemukan pada anak yang memiliki faktor genetik seperti alergi. Anak yang mengidap asma karena alergi cenderung sulit disembuhkan, tetapi penyakit tersebut dapat dikendalikan.

Seperti yang disampaikan oleh dr. Wahyuni Indawati, Sp.A., Subsp.Resp(K)., dalam seminar IDAI dengan topik "Asma pada Anak" yang dilaksanakan secara daring mengatakan bahwa,

"Asma sebagian besar terjadi karena alergi. Hal tersebut tidak dapat dengan mudah disembuhkan karena ada faktor keturunan, Namun meskipun begitu dapat dilakukan pengendalian gejala asma agar gejala tidak muncul".

Oleh karena itu, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai penyakit asma pada anak.

1. Faktor pencetus asma pada anak

Polusi udara
Freepik

Mama, asma pada anak bisa dipicu oleh berbagai faktor yang sering kali ada di sekitar kita sehari-hari. Faktor pencetus adalah faktor yang dapat memicu timbulnya asma yang tidak selalu sama setiap individu penderita asma.

Menghindari faktor pencetus dapat mencegah terjadinya serangan asma. Berikut adalah beberapa faktor pencetus asma pada anak yang perlu Mama waspadai:

  • Alergen di rumah

    Tungau debu rumah yang ada di bantal, kasur, karpet, dan boneka berbulu merupakan pemicu alergi dan asma yang umum pada anak-anak. Bulu hewan peliharaan seperti anjing, kucing, atau kelinci juga bisa memicu reaksi asma jika si Kecil sensitif.

  • Infeksi saluran pernapasan

    Flu, pilek, pneumonia, dan bronkitis yang berulang dapat memperburuk atau memicu serangan asma pada anak, terutama pada usia dini.

  • Paparan asap rokok dan polusi udara

    Asap rokok, baik dari orangtua yang merokok maupun lingkungan sekitar, sangat berbahaya bagi anak dengan asma. Selain itu, polusi kendaraan bermotor dan asap pembakaran sampah juga dapat mengiritasi saluran napas dan memicu serangan asma.

  • Perubahan cuaca dan udara dingin

    Perubahan suhu yang tiba-tiba, terutama udara dingin, dapat memicu serangan asma. Anak dengan asma sebaiknya selalu mengenakan pakaian hangat saat suhu turun atau saat berada di ruangan ber-AC terlalu dingin.

  • Bau menyengat dan bahan kimia

    Bau obat pembasmi serangga, minyak wangi, atau bahan kimia rumah tangga dapat mengiritasi saluran pernapasan dan memicu asma.

  • Aktivitas fisik dan emosi berlebihan

    Olahraga berat dan stres emosional juga dapat menjadi pemicu serangan asma pada anak

2. Gejala serangan asma pada anak

Batuk pada anak
Freepik/stockking

Serangan asma adalah memburuknya gejala asma yang berupa sesak napas (mengi) dan batuk memberat. Berikut ini adalah gejala serangan asma pada anak yang perlu Mama waspadai:

  • Batuk yang sering muncul dan memburuk di malam hari
    Batuk pada anak dengan asma biasanya terjadi terus-menerus, terutama saat malam hari atau ketika anak sedang sakit. Batuk juga bisa muncul saat anak bermain, tertawa, atau menangis.

  • Napas berbunyi (mengi)
    Suara siulan atau mengi saat bernapas adalah tanda khas asma, yang terjadi akibat penyempitan saluran napas.

  • Sesak napas dan napas cepat
    Anak mungkin tampak kesulitan bernapas, bernapas dengan cepat, atau napasnya terdengar berat. Pada kasus yang parah, otot dada dan leher tampak tertarik saat bernapas, dan anak bisa mengalami kesulitan berbicara karena napas pendek.

  • Tubuh tampak lesu dan mudah lelah
    Anak dengan asma sering merasa lemas, kurang bersemangat, dan cepat capek, terutama setelah beraktivitas.

  • Sulit tidur atau sering terbangun di malam hari
    Batuk dan sesak napas yang kambuh di malam hari dapat mengganggu tidur anak, menyebabkan kualitas tidurnya menurun.

  • Tanda bahaya pada serangan parah
    Jika anak mengalami napas terengah-engah yang sangat cepat, kesulitan menarik napas, bibir atau kuku kebiruan, atau bahkan penurunan kesadaran, segera bawa ke dokter atau rumah sakit.

3. Cara mengendalikan serangan asma pada anak

Penggunaan obat asma
Freepik

Mama, mengendalikan asma pada anak memang menantang, tapi dengan langkah tepat, si Kecil bisa tetap aktif dan sehat tanpa terganggu serangan asma.

Pengendalian asma pada anak dibagi menjadi dua bagian. Pertama pengendalian saat tidak timbul gejala dan saat timbul gejala.

Pengendalian asma saat tidak timbul gejala yaitu dengan diberikannya obat pengendali. Obat pengendali memiliki beberapa peranan, yaitu sebagai berikut:

  • Untuk menjaga agar saluran pernapasan tidak menyempit

  • Agar anak tidak sering timbul gejala atau serangan asma

  • Diberikan pada anak dengan asma persisten (sering)

  • Diberikan setiap hari dalam jangka waktu lama (minimal 3 bulan), meskipun tidak ada gejala.

Sedangkan pengendalian saat timbul gejala adalah diberikannya obat pereda. Berikut adalah peranannya:

  • Untuk melonggarkan saluran napas

  • Diberikan hanya atau pada saat timbul gejala atau serangan asma

Kemudian, cara terbaik memberikan kedua obat tersebut adalah dengan cara inhalasi, atau obat yang digunakan dengan cara dihirup.

4. Perang orangtua untuk mengendalikan asma pada anak

Peranan orang tua dalam mengendalikan asma
Freepik

Peranan orang tua dalam mengendalikan asma pada anak sangatlah krusial untuk memastikan si Kecil bisa hidup sehat dan aktif tanpa terganggu oleh serangan asma. Berikut ini beberapa peran penting yang bisa Mama lakukan dalam mengelola asma anak:

  • Mengenali dan menghindari faktor pemicu asma
    Orangtua harus memahami apa saja yang memicu asma pada anak, seperti debu, asap rokok, polusi, atau alergen lain, lalu berusaha menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan bebas dari pemicu tersebu.

  • Membantu anak menggunakan obat dengan benar
    Penggunaan inhaler atau nebulizer yang tepat sangat penting untuk mengontrol asma. Mama perlu memastikan si Kecil tahu cara menggunakan alat ini dan selalu menyediakan obat sesuai resep dokter.

  • Memantau gejala dan aktivitas anak
    Orangtua bertugas memonitor gejala asma yang muncul, mengawasi kapan dan bagaimana anak menggunakan obat, serta memastikan anak tetap dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari seperti anak lain tanpa gangguan asma.

  • Menjalin komunikasi yang baik dengan anak dan tenaga medis
    Komunikasi yang efektif antara orangtua, anak, dokter, dan sekolah membantu dalam pengelolaan asma yang optimal. Orangtua juga perlu memberikan edukasi kepada anak agar ia bisa mengelola asma secara mandiri seiring bertambahnya usia.

  • Memberikan dukungan emosional dan psikologis
    Asma bisa membuat anak merasa cemas atau stres. Dukungan penuh kasih dari orangtua membantu anak lebih tenang dan percaya diri menghadapi kondisi ini. Terapi relaksasi seperti pijat lembut juga dapat membantu menenangkan sistem saraf dan meningkatkan kualitas tidur anak.

  • Rutin membawa anak kontrol ke dokter
    Pemeriksaan rutin penting untuk memantau perkembangan asma dan menyesuaikan pengobatan agar asma tetap terkendali dan tidak mengganggu tumbuh kembang anak.

  • Menjadi contoh perilaku sehat
    Orangtua yang menerapkan gaya hidup sehat dan mengelola asma dengan baik akan menjadi teladan bagi anak dalam menjaga kesehatan dan mencegah kekambuhan asma

Mama, demikian informasi seputar penyakit asma pada anak adalah langkah awal yang sangat penting untuk melindungi kesehatan anak.

Dengan mengenali gejala, memahami faktor pencetus, dan menerapkan cara pengendalian yang tepat, Mama dapat membantu mencegah serangan asma yang berulang dan menjaga kualitas hidup anak tetap optimal.

Jangan ragu untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dan rutin melakukan kontrol agar asma dapat terkelola dengan baik. Ingat, pengelolaan asma yang baik sejak dini akan membuat si Kecil tumbuh lebih sehat, aktif, dan ceria setiap hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us