Nafsu Makan Anak Meningkat, Waspada Polyphagia

Bukan sekadar lapar biasa!

13 November 2019

Nafsu Makan Anak Meningkat, Waspada Polyphagia
Freepik/Senivpetro

Seluruh ibu di seluruh dunia pasti sepakat bahwa berurusan dengan nafsu makan anak adalah hal yang paling memusingkan. Sekalipun menu makanan yang disajikan enak rasanya, anak yang nafsu makannya rendah tak tertarik menyentuhnya. 

Urusan nafsu makan rendah ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Jika tak ditangani, bisa-bisa anak tidak mendapat cukup nutrisi dan energi untuk mendukung aktivitas sehari-hari dan berpengaruh pada tumbuh-kembangnya. 

Tetapi, di satu sisi lain, ada orangtua yang harus berjuang pula mengontrol nafsu makan anaknya yang berlebihan. Ia tampak selalu lapar setiap waktu dan terus-menerus minta makan. Dalam dunia kedokteran, kondisi kesehatan ini disebut polyphagia atau hyperphagia.

Apa itu Polyphagia?

Apa itu Polyphagia
Freepik

Polyphagia merupakan kondisi dimana seseorang merasa lapar teramat sangat dan punya nafsu makan yang besar. Kondisi ini berbeda dengan orang normal yang merasa nafsu makannya meningkat setelah melakukan aktivitas fisik berat atau memerlukan tenaga besar. 

Pada anak dengan polyphagia, rasa laparnya tidak juga terpuaskan sekalipun ia baru saja selesai makan. 
 

Editors' Pick

Gangguan Kesehatan Penyebab Polyphagia pada Anak

Gangguan Kesehatan Penyebab Polyphagia Anak
Freepik/anchaleeyates

Dilansir dari healthline.com, polyphagia diakibatkan oleh beberapa faktor kesehatan serius, antara lain:

Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah rendahnya kadar gula darah dalam tubuh seseorang. Walau umumnya terjadi pada penderita diabetes, tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada semua orang. 

Hipertiroid

Hipertiroid adalah kondisi dimana tiroid bekerja sangat cepat dalam tubuh. Tiroid merupakan kelenjar yang memproduksi hormon yang mengendalikan berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme. Jika terlalu banyak tiroid dalam tubuh, maka nafsu makan pun akan meningkat pesat.

Diabetes

Polyphagia bisa jadi salah satu tanda seseorang mengidap diabetes. Makanan diubah oleh tubuh menjadi glukosa yang akan diedarkan dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk energi dan menjalankan fungsi normal organ.

Jika seorang anak mengidap diabetes, tubuhnya tak dapat memproduksi insulin (diabetes tipe 1) atau tidak bisa menggunakan insulin dengan baik (diabetes tipe 2). Akibatnya, glukosa akan bertahan di aliran darah lebih lama dan tidak dipergunakan sesuai seharusnya. Saat ini terjadi, sel-sel tubuh memberikan sinyal untuk terus makan agar mendapat glukosa yang diperlukan.

Saat Anak Stres, Ia Bisa Menjadi Mudah Lapar

Saat Anak Stres, Ia Bisa Menjadi Mudah Lapar
themagpieproject

Bukan hanya orang dewasa, anak pun bisa mengalami stres yang seringkali tak bisa diungkapkannya. Entah itu stres karena menghadapi tekanan di sekolah atau lingkungan sosial, maupun mengalami trauma yang dipendamnya sendiri. 

Tak semua orang sama dalam melampiaskan perasaan tak nyaman yang dirasaannya. Anak pun bisa melampiaskannya dalam bentuk makan berlebihan sebagai respon emosional atas kecemasan yang dialami, entah itu sadar atau pun tidak. 

Berikut tanda-tanda lain stres pada anak selain peningkatan nafsu makan yang perlu diawasi orangtua:

  • Merasa lemas dan kekurangan energi walau telah makan dan minum cukup,
  • merasakan sakit di beberapa bagian tubuh tetapi tidak bisa menjelaskan secara spesifik,
  • insomnia,
  • sering mengalami demam,
  • sering sakit perut.

Menerapkan Skala Rasa Lapar

Menerapkan Skala Rasa Lapar
Freepik/Racool_studio

Melihat anak kelaparan, hati Ibu mana yang tega? Tetapi jika anak mengeluh lapar bukan berarti Mama harus selalu menuruti permintaannya. Rasa lapar bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu: emosional dan fisik. 

Rasa lapar fisik merupakan sinyal yang dikirim tubuh bahwa ia membutuhkan energi dan nutrisi. Sementara rasa lapar emosional berurusan dengan dorongan atas perasaan dan emosi untuk mencari kenyamanan. 

Pada anak-anak, nafsu makan meningkat saat ia mengalami perubahan hormon atau growth spurts. Sangat penting mengajarkan pada anak tentang skala lapar, agar ia bisa menakar antara rasa lapar fisik atau emosional:

  • 1 artinya sangat, sangat lapar
  • 5 artinya berada di antara lapar dan masih kenyang
  • 10 artinya sudah sangat kenyang

Mama bisa menanyakan ke anak, seberapa lapar ia dengan skala tersebut. Jika anak menyebutkan angka 2 atau 3, itu artinya ia benar-benar lapar. Sementara itu, jika anak menyatakan laparnya di angka 5-7, besar kemungkinkan ia mengalami rasa lapar emosional. Mama bisa memberikannya makanan ringan yang menyehatkan seperti buah-buahan, kacang-kacangan, atau yogurt. 

Bila anak Mama terus-menerus lapar dan rasa laparnya tampak tidak wajar, Popmama.com menyarankan untuk membawa anak ke ahli gizi agar ditemukan penyebab masalah dan cara penanganan yang tepat. Semoga informasi ini mencerahkan ya, Ma!

Baca Juga:

The Latest