Kewalahan dengan Anak Usia 2 Tahun, Cari Tahu Tentang Terrible Two!

Terrible two, beneran terjadi atau hanya mitos saja?

2 Desember 2019

Kewalahan Anak Usia 2 Tahun, Cari Tahu Tentang Terrible Two
Freepik/user6529390

Apakah “terrible two” itu benar-benar terjadi?

Banyak ahli perkembangan percaya bahwa istilah tersebut agak berlebihan. Namun, di balik mitos yang berkembang terselip fakta yang turut andil dalam proses tumbuh kembang anak. Benar bahwa perilaku balita 2 tahun bisa melelahkan, tetapi selalu ada sisi positif yang bisa Mama dapatkan.

Kali ini Popmama.com merangkum mitos dan fakta seputar terrible two untuk Mama.

1. Mudah frustrasi, tetapi menyukai tantangan

1. Mudah frustrasi, tetapi menyukai tantangan
Firstcry Parenting

Anak bisa moody, suasana hatinya dapat berubah drastis dari ceria dan menit berikutnya ia merengek. Namun, inilah periode di mana terjadi perubahan besar-besaran dalam banyak aspek perkembangan si Kecil, mulai dari kognitif, motorik, dan keterampilan sosial.

Anak mulai menyadari bahwa banyak hal menarik yang akan ia temui di dunia luar. Ia ingin mencoba banyak hal seperti yang ia lihat dari kakak atau orang tuanya.

Hal ini berbenturan dengan keterampilannya yang masih berkembang atau belum matang sepenuhnya. Akibatnya, anak mudah frustrasi saat ia belum mampu mencapai keinginannya.

Mama bisa melakukan ini, berikan aktivitas dan mainan sesuai usianya. Aktivitas dan mainan itu bisa menantang si Kecil tanpa terlalu sulit atau terlalu susah.

Editors' Pick

2. Senang membuat berantakan, tetapi penuh rasa ingin tahu

2. Senang membuat berantakan, tetapi penuh rasa ingin tahu
Freepik/Bearfotos

Pusing nggak ada habisnya melihat rumah berantakan di sana sini. Gulungan tisu toilet, mainan berserakan memenuhi lantai, atau minuman tumpah sampai lengket.

Mama sadar anak sedang hobi membuat rumah berantakan. Meski membereskannya memang capek, tetapi itu tanda si Kecil punya ketertarikan pada benda di sekelilingnya dan bagaimana benda itu bekerja. Ia ibarat detektif sedang mencari petunjuk bagaimana dunia itu bekerja.

Mama bisa memuaskan rasa ingin tahu si Kecil dengan menciptakan lingkungan yang aman di rumah. Jadi, anak dapat bermain dan bereksplorasi tanpa membuat Mama pusing tujuh keliling.

3. Menguji batasan, tetapi belajar menaati peraturan

3. Menguji batasan, tetapi belajar menaati peraturan
kidsinthehouse.com

Mama nggak pernah cukup berkata tidak pada anak. Namun, semakin Mama larang, si Kecil justru semakin tertarik melakukannya.

Rupanya, ini merupakan cara anak mencari tahu seberapa Mama konsisten dengan aturan tersebut.

Ia berpikir, “Kalau aku lakukan ini lagi, apakah Mama beneran minta aku berhenti? Atau aku malah boleh melakukan itu?”

Untuk itu, Mama bisa menetapkan batasan dan konsisten dari waktu ke waktu. Bersikap konsisten membantu anak belajar disiplin sedini mungkin.

4. Sering berlawanan dengan Mama, tetapi berusaha mandiri

4. Sering berlawanan Mama, tetapi berusaha mandiri
novakdjokovicfoundation

Balita 2 tahun berusaha menunjukkan apa yang ia mau, butuhkan, dan inginkan. Itulah mengapa kata “tidak” sering meluncur dari bibir mungilnya saat Mama meminta ia melakukan sesuatu.

Kata “tidak” menegaskan bahwa anak adalah sosok individu yang terpisah dari Mama. Rasanya terlihat keren bagi anak ketika ia mampu menolak permintaan Mama!

Untuk membantu anak memegang “kendali” atas dirinya, Mama bisa menawarkan pilihan terbatas saat memberinya suatu instruksi. Contoh, “Kamu mau pakai baju warna merah atau biru?” atau “Mau makan pisang atau semangka?”

Mulai dari pilihan berskala kecil, spesifik, dan konkret. Dengan membiarkan ia mengambil pilihannya sendiri, anak sedang belajar mengelola keakuannya tanpa perlu berlawanan terus menerus dengan Mama.

5. Cepat berlalu, tetapi selalu dirindukan

5. Cepat berlalu, tetapi selalu dirindukan
Freepik

Fase perkembangan balita dua tahun ini berlalu begitu cepat. Meski hari-hari Mama penuh dengan seruan “tidak” lewat penolakan si Kecil, tetapi jika Mama mampu mengatasinya, perlahan ia akan mampu melewati masa itu dengan mulus.

Menariknya, saat ia sedang bersikap manis, ia tampil begitu menyenangkan dan menggemaskan. Sekalipun ia sering menolak dipeluk atau enggan menuruti perintah, rasa-rasanya Mama lebih banyak mendengarkan ungkapan sayang meluncur dari bibir mungilnya.

Tanpa terasa, masa-masa sulit penuh perdebatan itu berlalu begitu cepat. Saat ia mulai hari pertamanya di sekolah kelak, Mama pasti akan rindu pada polah lucu tapi menyebalkan si Kecil ini.

Bagaimana, Ma, apakah fase terrible two terjadi pada si Kecil? Tetap semangat, Ma!

Baca juga:

The Latest