5 Upaya Tepat dalam Jauhkan Anak dari Rasa Iri Hati

Si Kecil mulai bersikap aneh saat temannya punya mainan baru Ma?

23 Oktober 2018

5 Upaya Tepat dalam Jauhkan Anak dari Rasa Iri Hati
Pexels/Pixabay

Pada dasarnya, rasa iri hati bisa menyerang siapa saja. Tak dipungkiri, mulai orang dewasa hingga bahkan pada anak-anak.

Apabila terjadi pada anak, rasa iri hati bisa mengakibatkan perubahan prilaku pada mereka lho.

Sedangkan pada anak-anak iri hati kerap muncul sebagai akibat rasa cemburu yang muncul atas kehadiran sesuatu hal yang membuatnya kesal. Namanya juga anak kecil, mereka tak dapat menyembunyikan rasa iri dengan senyuman. 

Apabila itu terjadi si Kecil, maka rasa iri hati bukanlah suatu hal yang dapat menghilang dengan sendirinya.

Rasa iri pada sesuatu hal seringkali menimbulkan masalah tersendiri, karena anak akan berperilaku sesuai dengan pemahamannya dalam menilai sesuatu. Ma?

Sebaiknya latih anak sedari dini untuk mengubah sudut pandang mereka agar menjauhkan rasa iri sebelum tak terkendali.

Berikut tips dalam upaya agar anak dapat menghindari dari rasa iri hati terhadap suatu hal:

1. Jelaskan arti iri hati

1. Jelaskan arti iri hati
Pexels/Pixabay

Ma, anak perlu tahu arti iri hati dan perbedaan antara rasa iri atau cemburu. Rasa iri dan cemburu bukanlah dua hal yang sama lho.

Mama bisa jelaskan kepada si Kecil perbedaan antara rasa iri dan rasa cemburu untuk menentukan perasaan mana yang sebenarnya mereka rasakan.

Jelaskan dengan baik serta sabar apa itu iri hati dan cemburu sesuai kalimat semenarik mungkin, jangan lupa sertakan juga contohnya agar ia paham apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. 

Editors' Pick

2. Beritahu dampaknya

2. Beritahu dampaknya
Pexels/Pixabay

Cara kedua yang bisa Mama lakukan ialah memberitahu anak pengaruh buruk rasa iri terhadap diri mereka dan kehidupannya kelak. Jelaskan contohnya pada si Kecil agar lebih mengerti.

Misal: mungkin persahabatan si Kecil dengan teman sekolahnya jadi tak lagi baik karena ia tidak bisa berpura-pura senang dengan temannya yang punya sepeda baru.

Dari rasa iri tersebut jadinya buat ia menghindari temannya di sekolah. Hal tadi merupakan contoh pengaruh buruk rasa iri yang menyita energi mereka.

Sedangkan di pihak lain si Kecil seharusnya bisa melakukan kegiatan positif lainnya.

3. Dengarkan curahan hati anak

3. Dengarkan curahan hati anak
Unsplash/Hannah Olinger

Tak ada salahnya orangtua mendengarkan isi hati anak. Mendengarkan percakapan anak itu sangat penting.

Sebab, dari sanalah Mama dapat mengetahui tentang perasaan dan emosi sang buah hati. Oleh karena itu, penting untuk orangtua menjadi pendengar yang baik.

Banyak manfaat yang bisa didapat, salah satunya membuat ia merasa aman dengan orangtua saat bercerita apa yang sedang terjadi pada dirinya.

4. Bernegosiasi

4. Bernegosiasi
Pexels/Victoria Borodinova

Ketika ia mulai menunjukan sikap iri hati, tugas Mama ialah memberi pengertian bahwa tidak semua orang harus memiliki barang yang sama, karena setiap orang memiliki kebutuhan dan kelebihan berbeda.

Mama pun dapat bernegosiasi dengan mereka apabila ia menginginkan barang seperti yang dimiliki temannya, sedangkan orangtua belum bisa membelikannya.

Pilihlah solusi alternatif yang menyenangkan si Kecil, tentunya yang tidak membebani orangtua.

5. Puji anak

5. Puji anak
Pexels/Pixabay

Jika anak sudah paham akan keburukan mengenai iri hati dan mereka telah berhasil melewati masa-masa itu dengan lapang dada serta openminded.

Maka orangtua jangan lupa untuk memuji anak. Pujilah saat ia berhasil mengatasi rasa irinya terhadap barang atau sesuatu yang diinginkannya.

Sebagai orangtua, tentu menginginkan si Kecil tumbuh menjadi anak yang baik dengan masa depan cemerlang tanpa memiliki rasa iri hati. 

Dengan pola asuh keluarga yang tepat, maka dapat mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil. 

Baca juga: Tanpa Memarahi, 5 Cara Ini Membantu Mengatasi Anak Nakal

The Latest