- Membantu pertumbuhan tinggi badan dan penambahan berat badan anak. Jika anak kekurangan Iodine, anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Selain itu, kekurangan Iodine juga dapat menyebabkan Hipotiroid Juvenile pada anak.
- Membantu perkembangan dan fungsi tiroid. Disebutkan bahwa terdapat kasus di mana penduduk sekitar wilayah Himalaya yang mengonsumsi garam Himalaya mengalami Endemic Goitre, di mana kelenjar tiroid membesar alias gondokan. Ini merupakan akibat dari kurangnya konsumsi Iodine.
- Meningkatkan kecerdasan otak anak. Disebutkan bahwa balita yang kekurangan Iodine memiliki IQ kurang dari 13,5 poin dibandingkan dengan balita yang cukup kadar Iodinenya.
Garam Himalaya Tidak Disarankan untuk Anak-Anak, Ini Penjelasannya Ma!

Garam Himalaya telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai alternatif yang lebih sehat untuk garam meja biasa. Garam Himalaya, yang berasal dari tambang garam di pegunungan Himalaya, diklaim mengandung lebih banyak mineral dan nutrisi daripada garam meja biasa.
Beberapa klaim mengatakan bahwa garam Himalaya memiliki efek detoksifikasi dan membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Namun, meskipun banyak manfaat yang dikaitkan dengan garam Himalaya, nyatanya garam ini tidak disarankan untuk diberikan kepada anak-anak, Ma!
Dijelaskan oleh dokter Yohan Samudra, SpGK di akun instagramnya @yohansamdr, berikut Popmama.com rangkum mengenai penjelasan garam Himalaya tidak disarankan untuk anak-anak. Yuk, disimak Ma!
1. Garam Himalaya tidak mengandung Iodine atau Yodium
-HS5kSTYCPvNSQOrIW4PUYHPmWag1s4XP.jpg)
Menurut penjelasan dokter Yohan, alasan utama mengapa garam Himalaya tidak disarankan dikonsumsi anak-anak adalah karena hampir tidak mengandung Iodine (Yodium). Kandungan ini merupakan mineral yang paling penting untuk anak karena memiliki manfaat yakni:
2. Kandungan nutrisi dan mineral yang sedikit
-jKwuoNweZDSahbNPYBWnSHxEyu6Z5zDX.jpg)
Garam Himalaya diketahui memang mengandung berbagai mineral lain, seperti zat besi, seng, kalsium, magnesium, dan kalium. Namun, jumlah kandungan mineral tersebut hanya sedikit dan tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi.
Garam biasa mengandung sekitar 2350 miligram natrium per sendok teh, sedangkan garam Himalaya hanya mengandung sekitar 1700 miligram natrium.
3. Potensi kontaminasi
-9gBLvHkKZ6DJTT2zLKTzPJF3gARpzd0G.jpg)
Tidak semua garam Himalaya di pasaran terjamin keasliannya, dan ada potensi kontaminasi oleh polutan seperti logam, zat beracun seperti arsenik, merkuri, dan cadmium.
Anak-anak cenderung lebih rentan terhadap efek negatif dari paparan polutan dan racun, sehingga penting untuk memastikan makanan dan bahan yang mereka konsumsi bebas dari kontaminasi yang berpotensi merugikan kesehatan mereka.
Penggunaan Garam yang Aman untuk Anak-Anak
-hpGepze8gK9uvo2bqxMmgIB1GkE2lOqo.jpg)
Ada beberapa tips dalam penggunaan garam yang aman untuk anak-anak yang bisa Mama ikuti, yakni:
- Batasi asupan garam
Anak-anak sebaiknya mengonsumsi jumlah garam yang sesuai dengan pedoman yang direkomendasikan oleh ahli gizi. Asupan garam yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka. Kebutuhan Iodine untuk anak usia 7-12 bulan disarankan 130 mcg/hari dan untuk anak usia 1-8 tahun disarankan 90 mcg/hari. - Pilih sumber mineral yang alami
Untuk memastikan anak-anak mendapatkan mineral yang mereka butuhkan, lebih baik memilih makanan alami yang kaya akan mineral seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak. Ini akan memberikan nutrisi yang lebih seimbang dan lengkap daripada mengandalkan garam Himalaya. - Pemilihan garam yang aman
Jika Mama perlu menggunakan garam dalam makanan anak-anak, lebih baik memilih garam meja yang terjamin kebersihannya dan diolah dengan baik. Garam meja biasa yang digunakan dalam batas wajar tidak akan memberikan risiko kesehatan yang signifikan bagi anak-anak. Selain dari garam, Iodine juga bisa didapatkan dari makanan seperti oyster, ikan, daging, telur, susu dan olahannya.
Itulah rangkuman mengenai penjelasan garam Himalaya tidak disarankan untuk anak-anak. Meskipun garam Himalaya telah mendapatkan popularitas sebagai alternatif yang lebih sehat, banyak penjelasan yang membuatnya tidak disarankan untuk diberikan kepada anak-anak. Penting bagi Mama untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang seimbang melalui makanan alami dan membatasi asupan garam secara umum.



















