10 Hal yang Harus Dipertimbangkan sebelum Posting Foto Anak ke Sosmed

Jangan sampai postingan Mama mengancam keselamatan anak ya!

25 Februari 2022

10 Hal Harus Dipertimbangkan sebelum Posting Foto Anak ke Sosmed
Freepik/Karlyukav

Dilansir dari Tiny Beans, di tahun 2022, sebagian besar anak telah memiliki jejak digital bahkan sebelum mereka lahir.

Meskipun berbagi gambar secara online dapat menjadi cara untuk menunjukkan kebahagiaan Mama dan keluarga pada kerabat dan teman jauh, terutama mengingat pandemi dan pembatasan, penting bagi orangtua untuk tidak berbagi informasi secara berlebihan di media sosial.

Upload atau mengunggah berlebihan di media sosial, justru bisa menimbulkan dampak bahaya bagi keselamatan anak dan keluarga. Sehingga penting bagi orangtua untuk mulai mempertimbangkan kembali di mana dan seberapa sering mereka meng-upload gambar anak-anaknya secara online.

Jadi, apa yang harus dipikirkan sebelum mengunggah foto anak di media sosial?

Berikut Popmama.com telah merangkum hal yang harus dipertimbangkan sebelum posting foto anak ke sosmed. Yuk, simak informasinya!

1. Pikir dua kali sebelum upload foto anak yang memalukan

1. Pikir dua kali sebelum upload foto anak memalukan
Pexels/Adrienn

Meskipun Mama mungkin berpikir bahwa anak yang mengamuk atau berperilaku buruk sangat lucu, sehingga harus di-upload di media sosial, penting untuk diingat bahwa meletakkan apapun secara online meninggalkan jejak permanen, yang akan mengikuti anak-anak selama sisa hidup mereka.

"Selain tidak sopan, tetapi orangtua juga harus mempertimbangkan bagaimana jenis gambar atau video tersebut akan dilihat oleh orang lain, dan dampaknya terhadap anak ketika ia lebih besar," kata Dr. Laura Markham seorang ahli dan penulis Peaceful Parent, Happy Kids.

Jika ada foto di media sosial yang mempermalukan anak, maka ada kemungkinan di mana foto itu bisa dilihat oleh pelaku bullying sekolah, petugas penerimaan perguruan tinggi, atau calon bosnya di kemudian hari.

Sehingga penting untuk menanyakan pada diri sendiri bagaimana perasaan Mama jika yang ada di foto itu adalah Mama.

2. Pertimbangkan pesan yang akan Mama ajarkan pada anak

2. Pertimbangkan pesan akan Mama ajarkan anak
Freepik/Senivpetro

Sebagai orangtua, nantinya Mama harus memberi tahu anak-anak tentang risiko menggunakan media sosial dan mengajarinya tentang keamanan secara online. 

Tetapi, secara tidak sadar terkadang orangtua kemudian mengabaikan saran itu sendiri saat mem-posting foto anak-anaknya.

"Ketika anak-anak tumbuh melihat foto diri mereka sendiri secara online, mereka pikir itu adalah hal yang normal. Kami secara tidak sengaja mengajarinya bahwa mereka tidak memiliki privasi dan tidak memiliki kendali atas gambar di media sosialnya," ujar Dr. Markham.

Ia juga menambahkan bahwa adalah tugas orangtua untuk mengajar dan memodelkan literasi dan keamanan online.

3. Berhati-hatilah dalam memberikan informasi pribadi

3. Berhati-hatilah dalam memberikan informasi pribadi
Pexels/Andrea Piacquadio

Menurut sebuah penelitian di Inggris oleh Parent Zone and Nominet, rata-rata orangtua membagikan hampir 1.500 foto anak-anak mereka secara online sebelum ulang tahun ke-5 mereka. 

Banyak orangtua mengumumkan kelahiran bayi mereka di seluruh media sosial, ada juga beberapa orangtua melangkah lebih jauh dengan memberikan hashtag dari nama anak-anak mereka, atau bahkan membuat akun Instagram sebelum anaknya dapat berbicara.

Meskipun menggemaskan, yang dibutuhkan seorang pelaku kejahatan hanyalah nama, tanggal lahir, dan alamat (bisa diperoleh dari foto yang diberi lokasi), dan ini dapat menempatkan anak-anak pada risiko pencurian identitas dan penculikan digital.

Menurut ahli National Internet Safety, Katie Greer mengatakan jika anak-anak mama dapat dicari di mesin pencarian, maka siapa pun termasuk orang tidak bertanggung jawab dapat mengetahui apa pun tentang mereka.

4. Hindari memposting foto balita yang sedang telanjang

4. Hindari memposting foto balita sedang telanjang
Freepik/user22281631

Foto buah hati kecil yang sedang berendam di ember kamar mandi, berlarian di halaman dengan telanjang atau bahkan dengan pakaian dalam, mungkin menggemaskan bagi Mama, tetapi begitu di-upload, Mama tidak lagi memiliki kendali jika sudah berakhir di tangan yang tidak diinginkan.

Bahkan menggunakan tagar yang tampaknya tidak berbahaya seperti #pottytraining atau #bathtime juga dapat menarik perhatian orang yang salah.

"Mereka tidak tahu betapa mudahnya gambar-gambar ini dapat di-screenshot dan diunduh oleh predator dan pelanggar seks," ujar David Angelo, pendiri dan ketua agensi David & Goliath, sebuah organisasi nirlaba yang bekerja dengan lembaga penegak hukum untuk melacak, menangkap, dan menuntut predator anak.

Ia juga mengatakan bahwa foto-foto anak yang tidak berpakaian dapat dimanipulasi, disalahgunakan, hingga di posting ulang di situs lain.

Editors' Pick

5. Berhati-hatilah sebelum mengungkapkan lokasi dan rutinitas anak

5. Berhati-hatilah sebelum mengungkapkan lokasi rutinitas anak
Freepik/Lookstudio

Sangatlah mudah untuk melacak orang dengan menggunakan informasi yang dapat diperoleh dari foto yang di-upload secara online.

Untuk melindungi si Kecil dari kemungkinan ditemukan oleh predator anak, Justin Lavelle, pakar keamanan online dan pencegahan penipuan merekomendasikan, untuk mematikan geotagging, layanan lokasi, dan tidak pernah membagikan informasi detail tentang tempat tinggal dan alamat. 

"Hindari menandai lokasi tempat yang sering dikunjungi orangtua dan anak, dan hindari juga meng-upload foto dengan petunjuk atau latar belakang tempat yang sering dikunjungi," ujarnya.

Ia juga memberi saran ketika nantinya balita mencapai hari pertama sekolah, berfotolah di rumah bersama anak dan di ransel barunya, bukan di depan gedung sekolah dengan namanya terlihat jelas.

Selain itu, hindari juga untuk mengungkapkan rutinitas anak dan menunggu beberapa hari sebelum meng-upload foto liburan atau kunjungan ke taman.

6. Meminta izin sebelum meng-upload foto atau video anak ke media sosial

6. Meminta izin sebelum meng-upload foto atau video anak ke media sosial
Freepik/Lookstudio

Bayi dan balita umumnya tidak memiliki suara tentang apa yang Mama atau Papa upload. Namun remaja dan anak-anak yang lebih muda, sering merasa orangtuanya terlalu banyak membagikan foto atau videonya secara online tanpa persetujuan.

"Meskipun orangtua mungkin berpikir adalah hak mereka untuk memposting apa yang diinginkan di media sosial, ketika bertanya kepada anak-anak, banyak dari mereka tidak ingin fotonya di-upload ke internet," kata Dr. Laura Markham.

Ia menambahkan bahwa anak-anak memiliki hak untuk memutuskan apa yang diposting tentang mereka, dan adalah kewajiban orangtua untuk tidak melanggar privasinya. Sehingga berapa pun usia anak, penting untuk mendapatkan persetujuannya terlebih dahulu.

7. Waspadalah terhadap serangan balik

7. Waspadalah terhadap serangan balik
Freepik/Dragana_Gordic

Saat Mama upload foto anak secara online, terutama ketika dibagikan secara publik untuk dilihat semua orang, penting untuk mempertimbangkan pendapat orang lain yang melihat foto tersebut. 

Mereka mungkin tidak menyukainya karena berbagai alasan dan akan dengan senang hati memberi tahu Mama dengan tepat bagaimana perasaan mereka. Ketahuilah, bahwa ini bisa sangat menyakitkan. Ada begitu banyak contoh di mana orang telah diserang karena telah berbagi secara berlebihan di media sosial. 

Pada tahun 2019, penyanyi dan penulis asal Amerika Serikat, Pink, menjelaskan mengapa dirinya berhenti membagikan foto anak-anaknya. Ia melakukan hal tersebut karena mendapat banyak komentar yang menyerangnya setelah memposting foto salah satu anaknya tanpa popok. 

8. Perhatikan pengaturan privasi

8. Perhatikan pengaturan privasi
Pexels/ Tracy Le Blanc

Jika Mama akan memposting foto di media sosial, penting untuk memeriksa pengaturan privasi secara teratur. Dilansir dari Simple Most, 89 persen orangtua belum memeriksa pengaturan privasi mereka selama lebih dari setahun. 

Facebook, Instagram, dan aplikasi media sosial lainnya, memiliki pengaturan privasi yang berbeda. Tanpa disadari, Mama mungkin telah membagikan foto anak kepada masyarakat umum termasuk orang asing. 

Ingatlah juga bahwa teman dan keluarga yang memiliki foto si Kecil, mungkin memiliki pengaturan privasi yang berbeda, sehingga mereka juga berpotensi membagikan foto anak pada publik.

"Postingan publik berarti siapa saja, di mana saja dapat melihatnya. Jaga agar foto anak tetap pribadi, setel profil ke pribadi, dan pastikan foto anak hanya dapat dilihat oleh pengikut khusus seperti teman dan keluarga," ujar Justin.

9. Pastikan untuk mengambil keputusan yang cerdas

9. Pastikan mengambil keputusan cerdas
Pexels/Pixabay

Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi dengan semua foto setelah diposting di media sosial. Ambil contoh Facebook (yang juga memiliki Instagram dan WhatsApp), yang pernah menjadi berita utama karena pelanggaran data dan penanganan informasi pribadi mereka. 

"Meskipun sangat mengagumkan bahwa teknologi memungkinkan kita untuk terhubung dengan keluarga dan teman di seluruh dunia, ada banyak hal yang tidak kita ketahui," ujar Justin.

Ia juga menambahkan, itulah pentingnya penggunaan akal sehat, pengambilan keputusan yang cerdas, dan berhati-hati dengan apa yang yang di-upload di media sosial.

10. Benar-benar hadir di saat momen penting anak

10. Benar-benar hadir saat momen penting anak
Freepik/annakuzmenko

Saat si Kecil akan tampil dalam sebuah pertunjukan atau bermain dalam sebuah pertandingan, tentunya orangtua ingin mengabadikan setiap momen yang membanggakan di depan kamera, sehingga dapat dibagikan kepada keluarga, teman, dan mungkin seluruh dunia.

Tak dapat dipungkiri, bahwa kita semua mungkin pernah melakukannya. Namun, anak-anak dapat melihat orangtuanya dengan ponsel di depan wajahnya, alih-alih menonton pertunjukannya.

Sehingga, lain kali singkirkan ponsel, lihat dan banggalah. Anak akan senang bahwa ia memiliki perhatian penuh dari orangtuanya, dan Mama tentu juga akan lebih menikmati pengalaman itu.

Nah, itulah beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum posting foto anak ke sosmed. Setiap orangtua tentu ingin anaknya tumbuh dengan nyaman dan aman. Untuk mencegah segala kejahatan yang berisiko menyerang anak, baik di media sosial dan kehidupan nyata, yuk mulai mempertimbangkan hal-hal di atas!

Baca juga:

The Latest