10 Tanda Balita Lagi Butuh Perhatian dan Cinta dari Mama dan Papa

- Mengikuti kemana Mama Papa pergi, menunjukkan kebutuhan akan kedekatan emosional.
- Meminta pelukan sebagai cara untuk mengisi ulang rasa aman mereka.
- Tiba-tiba menangis karena hal sepele bisa jadi tanda bahwa anak butuh diyakinkan secara emosional.
Setiap orang tua pasti pernah mengalami masa di mana anak tiba-tiba jadi manja, cengeng, atau menempel terus ke Mama dan Papa tanpa alasan yang jelas. Tapi tahukah Mama Papa, perilaku itu bisa jadi bukan sekadar cari perhatian?
Bagi balita, kemampuan berbahasa mereka masih terbatas. Jadi, saat mereka merasa tidak yakin dengan kasih sayang yang diberikan, mereka mengekspresikannya lewat perilaku kecil yang menjadi cara unik mereka untuk bertanya, “Mama, Papa masih sayang aku nggak?”
Berikut ini 10 tanda balita lagi butuh perhatian dan cinta Mama Papa, lengkap dengan contoh situasi yang Popmama.com berikan untuk Mama Papa!
1. Mengikuti kemana Mama Papa pergi

Ketika Mama pergi ke dapur, si kecil ikut. Saat Papa ke kamar mandi, ia menunggu di depan pintu. Ini bukan hanya rasa ingin tahu, tapi bentuk kebutuhan akan kedekatan emosional.
Contoh situasi:
Mama sedang menjemur pakaian, tiba-tiba si kecil datang sambil berkata, “Mama lagi ngapain? Aku ikut ya.”
Perilaku seperti ini sering muncul ketika anak merasa butuh kepastian bahwa Mama atau Papa tetap hadir di dekatnya. Cukup dengan menatap matanya dan menjawab, “Mama di sini, Sayang,” bisa membuatnya merasa aman.
2. Meminta pelukan

Balita bisa tiba-tiba menghampiri dan berkata, “Peluk, Ma.” Permintaan sederhana ini bukan hanya soal kehangatan fisik, tapi juga keinginan untuk mengisi ulang rasa aman mereka.
Contoh situasi:
Setelah dimarahi karena menumpahkan air, si kecil datang dan membuka tangannya, “Mama, peluk aku.”
Pelukan lembut bisa menjadi cara cepat untuk menegaskan bahwa cinta Mama Papa tidak hilang, meski anak baru saja melakukan kesalahan.
3. Jadi mudah menangis

Tiba-tiba menangis karena hal sepele, seperti sendok jatuh atau mainan rusak, bisa jadi tanda bahwa ia sedang butuh diyakinkan secara emosional.
Contoh situasi:
Mainannya tidak berfungsi, lalu ia menangis keras, “Mama, kenapa mainanku rusak? Aku nggak suka!”
Alih-alih langsung menenangkan dengan kalimat “Udah, jangan nangis,” cobalah dekati dan peluk. Kadang mereka hanya butuh bukti bahwa Mama Papa tetap peduli.
4. Berkata "aku sayang Mama" berulang kali

Saat anak terus mengulang “Aku sayang Mama” atau “Aku sayang Papa,” itu bisa jadi caranya mencari respon balik. Mereka ingin mendengar kalimat yang menegaskan bahwa rasa sayang itu dua arah.
Contoh percakapan:
Anak: “Aku sayang Mama banget.”
Mama: “Mama juga sayang kamu, lebih dari apa pun.”
Balita merasa aman ketika cintanya diakui kembali. Ucapan sederhana seperti ini berdampak besar bagi rasa percaya diri emosional mereka.
5. Mengeluh dan merengek

Rengekan tanpa henti sering kali bukan karena keinginan tertentu, tapi cara anak meminta perhatian. Saat mereka merengek, bisa jadi itu versi dari “tolong perhatikan aku”.
Contoh situasi:
“Mamaaa, aku nggak mau itu…” (padahal baru saja minta hal yang sama)
Cobalah untuk menenangkan dengan lembut, bukan marah. Katakan, “Mama denger kamu, yuk kita bicarain pelan-pelan.”
6. Meminta cium

Ketika anak berkata, “Mama cium aku,” itu tanda bahwa ia ingin diyakinkan dengan kasih sayang fisik. Bagi anak usia dini, ciuman adalah bentuk validasi cinta yang paling konkret.
Contoh situasi:
Sebelum tidur, anak berkata, “Mama belum cium aku.”
Memberikan ciuman kecil di pipinya bisa menjadi momen sederhana yang meneguhkan rasa aman.
7. Bertanya, "Mama marah sama aku ya?" berulang kali

Balita belum mampu membaca emosi orang dewasa secara akurat. Jika Mama Papa tampak sibuk, diam, atau wajahnya tegang, anak bisa salah mengartikan bahwa Mama Papa marah padanya.
Contoh percakapan:
Anak: “Mama marah aku ya?”
Mama: “Nggak kok, Sayang. Mama cuma lagi mikir sebentar.”
Jawaban jujur dan lembut seperti ini membantu anak belajar memahami bahwa cinta tidak hilang hanya karena Mama sedang serius atau lelah.
8. Menempel terus (clingy)
-0cZlCJKRayYDgVd6b861Wod2TPrAQnxR.jpg)
Anak yang tidak mau lepas dari pangkuan atau terus memegang tangan Mama bisa jadi sedang butuh jaminan bahwa ia masih dicintai dan dibutuhkan.
Contoh situasi:
Saat Mama mau berangkat kerja, anak langsung memeluk erat.
“Mama jangan pergi dulu…”
Berikan waktu tambahan beberapa menit untuk menenangkannya sebelum berangkat. Ritual kecil seperti “peluk sebelum berpisah” bisa membuat anak lebih tenang.
9. Meminta digendong

Permintaan digendong sering disalahartikan sebagai kemanjaan. Padahal, bagi balita, digendong adalah cara instan untuk merasa aman dan diperhatikan.
Contoh situasi:
Anak: “Papa, gendong aku.”
Papa: “Kamu mau digendong karena kangen Papa, ya?”
Validasi seperti ini membuat anak merasa dimengerti, bukan dihakimi.
10. Menjadi lebih rewel dari biasanya

Kadang anak tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa takut atau cemburu, misalnya saat Mama lebih banyak waktu dengan adik bayi. Hasilnya rewel tanpa sebab jelas.
Contoh situasi:
“Mama main sama aku dong, jangan sama adik terus.”
Daripada menegur, coba libatkan anak dalam kegiatan bersama adik. Katakan, “Mama sayang kamu dan adik sama besar. Yuk bantu Mama gantiin popok adik.”
Perilaku-perilaku kecil ini memang bisa melelahkan, terutama ketika Mama Papa sedang sibuk atau lelah. Tapi penting diingat, bagi balita, rasa aman emosional adalah fondasi utama tumbuh kembang mereka.
Itulah 10 tanda balita lagi butuh perhatian dan cinta Mama Papa, semoga bermanfaat!



















