Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Waspadai Shaken Baby Syndrome saat Mengguncang Anak Terlalu Kencang

Baru-baru ini, sebuah video viral memerlihatkan seorang Papa yang mengguncang anak balitanya terlalu keras saat merayakan pesta pengungkapan jenis kelamin bayi.

Meskipun suasana penuh kebahagiaan, sayangnya, guncangan yang terlalu kuat itu berujung pada cedera serius yang dikenal dengan nama Shaken Baby Syndrome.

Insiden ini menjadi pengingat penting bagi semua orangtua bahwa meski dalam keadaan senang, keselamatan anak tetap harus diutamakan.

Kali ini, Popmama.com akan merangkum lebih jelas mengenai apa itu Shaken Baby Syndrome dan bagaimana cara mencegahnya. 

1. Apa itu Shaken Baby Syndrome?

Pixabay/Rebeccaspictures
Pixabay/Rebeccaspictures

Melansir dari Mayo Clinic, Shaken Baby Syndrome atau sindrom bayi terguncang adalah cedera otak serius yang terjadi akibat menggoyangkan bayi atau balita dengan kuat.

Kondisi ini juga dikenal sebagai trauma kepala akibat kekerasan, sindrom benturan terguncang, cedera kepala yang ditimbulkan, atau sindrom bayi terguncang akibat benturan keras.

Kondisi ini bisa menghancurkan sel-sel otak anak dan mencegah otaknya mendapatkan cukup oksigen, yang mana dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian.

Shaken Baby Syndrome sendiri bisa dicegah, Ma, untuk itu orangtua perlu mengetahui bahaya dari gangguan guncangan ini yang bisa dialami bayi dan anak balita agar lebih mewaspadainya.

2. Gejala Shaken Baby Syndrome

Pexels/George Pak
Pexels/George Pak

Guncangan yang terlalu keras yang dialami bayi atau balita bisa mengakibatkan Shaken Baby Syndrome, yang mana gejalanya dapat dilihat dari tanda-tanda berikut ini:

  • Anak lebih mudah rewel
  • Kesulitan untuk tetap terjaga
  • Masalah pada pernapasan
  • Susah makan
  • Muntah
  • Kulit pucat atau kebiruan
  • Kejang
  • Alami kelumpuhan
  • Koma

Dari kondisi ini, sering kali ditandai juga dengan memar pada wajah bahkan sulit dilihat dari tanda cedera fisik anak. Hal ini karena cedera yang dialami mungkin tidak langsung terlihat meliputi pendarahan di otak dan mata, kerusakan sumsum tulang belakang, dan patah tulang rusuk, tengkorak, kaki, dan tulang lainnya.

Dalam kasus sindrom bayi terguncang yang ringan, seorang anak mungkin tampak biasa saja atau menjalani kehidupan normal setelah diguncang, tetapi seiring waktu anak tersebut mungkin mengalami masalah kesehatan atau perilaku tertentu.

Itulah mengapa orangtua perlu memerhatikan gejala yang mungkin dialami pada anak dengan kondisi tersebut.

3. Penyebab dan faktor risiko

Freepik
Freepik

Lantas, apa sih yang menyebabkan seorang anak mendapatkan kondisi demikian? 

Masih dari situs yang sama, Mayo Clinic menjelaskan bahwa penyebab Shaken Baby Syndrome sendiri terjadi karena bayi atau balita memiliki otot leher yang lemah dan tidak dapat menopang berat kepalanya.

Jika anak mama diguncang dengan kuat, otaknya yang rapuh bergerak maju mundur di dalam tengkorak. Hal ini menyebabkan memar, bengkak, dan pendarahan.

Seperti video viral yang memerlihatkan seorang papa mengguncang anaknya terlalu kencang, hal ini menjadi salah satu penyebab anak tersebut mengalami sindrom bayi terguncang.

Selain disebabkan karena guncangan yang terlalu kencang, terdapat faktor risiko lainnya yang bisa menyebabkan anak mengalami kondisi sindrom bayi terguncang, yaitu sebagai berikut:

  • Single parent atau orangtua muda
  • Stres dan depresi
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Penyalahgunaan alkohol atau zat terlarang
  • Situasi keluarga yang tidak stabil
  • Riwayat penganiayaan saat masih anak-anak

4. Pencegahan Shaken Baby Syndrome

unsplash/kenny eliason
unsplash/kenny eliason

Sindrom bayi terguncang sebenarnya bisa dicegah, Ma. Salah satunya yang utama tentu dengan tidak mengguncang anak terlalu kencang yang bisa membahayakan kesehatan mereka.

Untuk itu, para orangtua diharapkan mendapatkan pemahaman akan bahaya guncangan yang keras dan dapat memberikan kiat untuk menenangkan bayi yang menangis dan mengelola stres.

Jadi, ketika si Kecil menangis dan tidak bisa ditenangkan, kita sebagai orangtua tidak melakukan guncangan terlalu keras untuk menenangkan mereka. Cobalah selalu memperlakukan anak dengan lembut tanpa adanya guncangan.

Jika Mama atau Papa mengalami kesulitan mengelola emosi atau stres sebagai orangtua, cobalah mencari bantuan ahli untuk membantu menenangkan kondisi diri agar tidak berimbas pada si Kecil.

Selain itu, jika menggunakan pengasuh atau sanak keluarga dalam membantu merawat si Kecil, pastikan juga mereka memahami bahaya sindrom bayi terguncang agar kondisi ini bisa dihindari.

Semoga informasi di atas bermanfaat dan bisa menambah wawasan baru bagi kita sebagai orangtua ya, Ma, Pa.

Share
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Kid

See More

10 Rekomendasi Merek Suplemen Zat Besi Anak

18 Des 2025, 17:29 WIBKid