Contoh Jadwal Makan Balita Sehari-hari agar Teratur
Menerapkan jam makan yang teratur membentuk kebiasaan makan yang sehat pada anak
16 Februari 2022

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balita mama mungkin tampak sudah bisa melakukan banyak hal sendiri. Mulai dari mandi, menyikat gigi, menyisir rambut, sampai makan sendiri tanpa bantuan orang dewasa.
Meskipun begitu, bukan berarti si Kecil bisa dilepas begitu saja melakukan kegiatan sehari-harinya. Terutama untuk urusan makan. Walaupun ia sudah bisa makan sendiri, si Kecil tetap memerlukan jadwal makan yang teratur.
Membangun kebiasaan makan dengan jadwal yang teratur merupakan salah satu cara yang baik untuk melatih balita kebiasaan makan yang sehat.
Berikut ini Popmama.com merangkum contoh jadwal makan balita yang akan bermanfaat bagi orangtua:
1. Mengapa jadwal makan penting untuk balita?
Salah satu hal penting yang wajib dilakukan orangtua adalah menyediakan makanan yang sehat untuk anak. Menyangkut hal ini, makan bukan sekadar apa yang diberikan kepada anak. Melainkan juga pentingnya membangun kebiasaan baik anak terhadap makanan.
Menetapkan jadwal makan (termasuk juga jadwal camilan) memberi anak rasa aman karena mereka tahu kapan saja mereka akan makan. Dengan begitu, anak tidak akan merasa kelaparan dan mencegah amukan terkait rasa lapar.
Editors' Pick
2. Berapa kali balita harus makan dalam sehari?
Sebagian besar balita cukup makan dengan frekuensi tiga kali makan utama dan dua kali camilan. Tetapi untuk kapan waktu pastinya, ini bisa bervariasi pada tiap anak, Ma.
Ada anak yang mungkin lebih memilih makan camilan terlebih dahulu, kemudian baru makan sarapan setelahnya. Ada pula anak yang lapar sebelum pukul 6 sore dan akan makan makan malamnya pada pukul 4 sore, kemudian puas dengan camilan yang lebih sedikit menjelang waktu tidur.
Umumnya, jarak waktu antar waktu makan balita adalah 2-3 jam antara makan utama dengan camilan. Jarak makan ini memberi kesempatan pencernaan anak untuk mencerna makanan dengan baik. Anak pun terhindar dari terlalu lapar atau terlalu kenyang menyambut waktu makan berikutnya sehingga mereka menjadi lebih bergairah menyambut makanan yang disajikan.